Sepekan bersama, benih rasa yang berbeda bersemi di sudut hati. Mengagumi keindahan di balik persona yang sering dia tampilkan. Merasakan kenyamanan saat menghabiskan waktu dengannya. Menyelami warna baru dalam hidup, dan aku mengakui jika sedang dilanda kasmaran.

Banyak yang bilang aku bodoh karena menyukainya. Ketampanan dan kemapanan sepertinya menjadi tolak ukur mutlak bagi sebuah hubungan. Mungkin memang aku naif, tapi aku memang menyukainya tulus dari lubuk hati yang terdalam. Aku tahu jika dia jauh dari mapan, namun aku yakin dia akan gigih berjuang.

“Kejutaaaaaannnnn, selamat ulang tahun sayang” suaranya yang penuh semangat memecah keheningan senja. Pulang kerja terlambat karena ada lembur. Beban berat seakan terangkat ketika melihat senyum manisnya. Airmataku membanjiri baru. Melihat upayanya memasak makanan kesukaanku, membereskan rumah dan menyiapkan keperluan Arjuna anak kami. Allah mengirim anugerah untukku, suami yang penuh kasih sayang dan tanggung jawab adalah berkah yang tak ternilai. Aku hanya ingin sederhana menjalani kehidupan yang membahagiakan ini.