PETRICHOR
Aroma tanah basah khas menggelitik penciumanku. Rasanya ingin berlari menyibak tirai hujan sore ini. Tak peduli jika nanti flu akan menyerang, setidaknya guyuran hujan mungkin bisa sedikit menentramkan. Jiwa ini sedang terselimuti amarah, kecewa sungguh menyesakkan dada. Gunungan masalah datang dan pergi seakan tak ada habisnya terurai. Apa Allah sedang menguji kembali level kesabaranku.
Kulihat mereka yang suka menjatuhkan aku. Tawanya terdengar riang melihatku kesusahan. Berbagai rintangan mereka belitkan agar langkahku semakin payah dan akhirnya terhenti. Apa yang salah dari mempertanyakan keadaan. Benar salah bukan abu-abu yang layak di abaikan. Mengapa kebaikan hanya diartikan dengan diam dan setuju. Haruskah aku ikut menjual nuraniku demi lembaran rupiah. Apakah akal dan hati yang diberikan Allah sudah tak berharga hingga buta, bisu dan tuli menjadi trend agar sekedar diakui.
Panasnya kepalaku siang ini bukan karena terik matahari. Gawai yang tak henti berbunyi menandakan sahabat yang peduli dan terus menyemangati untuk tegar berdiri. Kejutan manis menjadi sedikit penawar lara. Seraut wajah teduh di beranda meluapkan rasa cinta. Aku perempuan yang berjalan pulang setelah menunaikan tugas di luar. Detak jantung berirama, saat deru nafasnya menggelitik telinga. “Ikhlaskan sayang, yakin Allah akan mengganti dengan sesuatu yang lebih baik” tegas suara baritonnya. Damainya terasa, membuat jiwaku yang tadinya lelah merasa aman dan penuh cinta.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantab. Ikhlaskan karena Dia akan mengganti yang lebih baik. Setuju! Sukses selalu Bunda ika Kurniawati
terimakasih Bunda Umi, salam sukses dan salam literasi
Pentigraf yang indah, dengan kalimat yang mengalir dan enak dinikmati.
terimakasih Bunda Siti, salam sukses dan salam literasi