PIJAR HARAPAN
Sepasang netra nyalang, dadanya penuh emosi naik turun memburu. Kepalan tangan erat siap meluluh lantakkan apa yang di depan mata. Isakan kecil mengalihkan perhatiannya, seketika wajah merah padam itu menjadi pias. Kedua tangan mungil mendekap kakinya. Cucuran air mata membasahi kemeja. Gemetar kepalan tangan itu membuka, mengelus pucuk kepala sang buah hati. Emosinya menguar menyisakan pilu di sudut hati. Dua jasad terbujur di kamar.
Dinginnya jeruji besi tak sedingin hatinya. Beku tiada gairah kehidupan. Hidupnya telah hancur, mimpinya hilang tak tersisa. Hari-hari dia lalui bagai mayat hidup tanpa rasa. Setianya, pengorbanannya selama ini di balas air tuba. Penghianatan itu membangkitkan sisi kelam dalam hidupnya. Kala amarah merasuki jiwa tanpa kendali maka hanya nestapa yang tersisa. Tangannya yang mengakhiri semua, belahan jiwa sudah pergi lima belas tahun lalu.
Esok hari kebebasannya tiba, masihkah ada tempat untuknya di luar sana. Dia sudah kotor, tangannya pernah berlumur darah. Rindu pada permata hati hanya di simpan di sudut hati. Dia merasa kerdil, tak pantas berada di dekat orang-orang tercinta.“Ayah, ini Surya cucu pertamamu” sambut seorang pemuda gagah di gerbang hijau itu. Nampak wanita muda cantik menggendong bayi mungil. Putra tercinta tak melupakan, dekapannya erat memeluk tubuh ringkihnya. Ada sesak mengiringi harapan, semoga sangat menantu setia mendampingi putranya tak seperti istrinya dulu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi
salam literasi, terimakasih Pak Dede