Amplop cokelat tebal beralih tuan. Abdul merasa layak menerimanya, karena sudah berjasa dalam proyek ini. Upeti yang disodorkan Pak Radit tadi memang sudah sepantasnya. Terbayang nanti kebahagiaan anak dan istrinya saat diberi kejutan. Kalung berlian dan motor ninja tentu akan membuat mereka semakin percaya diri.

Rumah bercat hijau terlihat asri. Seorang wanita berparas manis sedang sibuk memasak. Hari ini ulang tahun pernikahannya yang kedua puluh. Sedari pagi dia menyiapkan kejutan makan malam untuk sang suami. Perjalanan hidupnya tidak mudah. Berangkat dari keluarga miskin membuatnya terbiasa hidup prihatin dan sederhana. Tak pernah sedikitpun dia menuntut suami meminta sesuatu diluar batas kemampuan. Anak semata wayangnya juga selalu mandiri dan tidak manja. Sungguh bersyukur memiliki keluarga yang harmonis dan saling menjaga.

Abdul menikmati kopinya. Sambil menunggu pesananan makan siangnya datang dia menonton berita. Jantungnya berdegub kencang. Melihat berita tentang kecelakaan motor ninja yang ternyata milik anaknya. Di susul berita penjambretan dan pembunuhan seorang wanita sepulang belanja. Tragis sekali anak istrinya meninggal semua. Gelap sudah dunianya. “Pak Abdul apa yang harus kami lakukan?”. Pertanyaan Pak Radit menarik kesadaran. Disodorkannya amplop cokelat itu kembali. Dia menyarankan Pak Radit mengikuti proses tender dengan jujur. Abdul lega, bisa menyelamatkan keluarganya. Korupsi hanya akan merusak. Karena cinta, Abdul tak rela dirinya serta keluarganya kelak masuk neraka.