Ika Riskiany Amalia, S Pd.SD

Jangan menyerah, nikmati hari-harimu dan tetaplah bersemangat!” Seorang penderita kanker pastinya memiliki tingkat stress yang cukup tinggi. Hal inil...

Selengkapnya
Navigasi Web
Keeksotisan dirinya.
Renunganku @ 11112019

Keeksotisan dirinya.

Terpikau bahkan tertarik melihat binatang yang satu ini. Hewan yang eksotis dan cantik dari kelas reptil (kadal). Modelnya mirip hewan purba. Bentuk rupanya sangat mirip dengan familinya yaitu kadal iguana.Bunglon juga salah satu reptil yang paling terkenal terutama di daerah penduduk asli benua Afrika dan Madagaskar, ditemukan di beberapa tempat lainnya di Eropa dan Asia.

Banyak orang mengartikan bahwa bunglon dapat mengubah warna kulitnya sebagai kamuflase atau respon ketika dalam bahaya dan dikejar musuh. Dalam bahasa Madura bunglon disebut Kamunduren.Salah satu hewan yang di kategorikan unik dalam melakukan adaptasi dengan lingkungannya adalah Bunglon. Ya, bunglon adalah hewan jenis pemakan serangga ini mempunyai kemampuan untuk merubah warna tubuhnya sesuai dengan lingkungan yang dia pijak.

Hewan bunglon yang kita ketahui biasanya berwarna hijau. Hijau pada warna bunglon dipengaruhi oleh warna lingkungan tempat hidup bunglon yaitu di pohon. Bunglon bisa merubah warna dari warna dasar yang hijau itu menjadi warna lainnya. Misalnya menjadi warna hitam, cokelat, merah dan lain - lain menyesuaikan warna dari objek yang ia tempati.Perubahan warna kulit sangat bergantung dari suasana hati bunglon. Jika sedang tenang, warna yang nampak adalah hijau. Jika sedang marah, warna yang nampak adalah kuning.

Keunikan bunglon:

Dapat mengubah warna kulitnya sesuai dengan warna alam sekitar. Kemampuan ini disebut mimikri. Kemampuan ini berguna untuk mengelabui mangsa . Bunglon memiliki kaki yang dapat mencengkram dahan pohon atau “memegang” mangsanya. hal ini diketahui karena belajarnya hingga pusing demi bunglon Memiliki lidah yang panjang dan lengket. Lidah semacam ini berguna agar mangsa yang sedang bergerak dapat dimangsa dan tidak dapat melarikan diri. Mata bunglon dapat melirik ke segala arah. Kemampuan ini berguna supaya dapat melihat musuh dan mangsanya walaupun mangsanya bergerak cepat. Bunglon mempunyai alat pertahanan diri yang lain, yaitu kantong udara di paru-parunya. Dengan adanya kantong ini, bunglon mampu untuk bertahan di dalam air dalam waktu yang lama atau untuk menggelembungkan tubuhnya dengan tujuan menakut-nakuti musuhnya.

Saat kita membicarakan keunikan bunglon sebagai sifat manusia, pastilah yang muncul adalah pemikiran tidak baik atau miring :

1. Tidak memiliki pendirian tetap alias plin - plan.

2. Orang yang berjiwa opoturnis atau semau gue

3. Manusia curang .....oh nooooooo !

4. Orang yang bermuka banyak, berbicara yang baik-baik saja di depan namun memburukkan orang di belakang.

Namun jika kita melihat dari sudut pandang lain, ternyata sifat khas bunglon berkamuflase dapat dianggap sebagai kemampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.Mungkin ada yang pernah mengalami kejadian ketika mempertahankan pendapat tentang suatu kebenaran. Hanya berbeda pendapat. Sikap idealisme yang merupakan prinsip pasti terincar ketika itu, membuat dijauhi dan terasingkan bahkan merasa tertindas.

Pada dasarnya kita ini tidak bisa hidup sendiri, maka dikatakan bahwa manusia itu adalah makhluk sosial. Kita harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat kita tinggal. Entah di lingkungan keluarga, tetangga, masyarakat maupun tempat bekerja/belajar.Tidak hanya manusia yang memerlukan adaptasi, semua mahluk Tuhan melakukan adaptasi. Mereka melangsungkan proses adaptasi untuk kelangsungan hidup. Mempertahankan jenis mereka serta agar di dapat terima di lingkungan mereka.

Hewan, tumbuhan dan semua makhluk yang hidup pasti melaukan adaptasi terhadap lingkungan hidup mereka masing - masing.Menjadi seseorang yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Yang mampu bergaul dengan berbagai macam orang, berbagai macam pemikiran, dan berbagai macam ketertarikan tanpa harus meninggalkan seluruh sifat idealisme kita, terutama untuk urusan kebenaran.

Kita tidak mungkin bisa hidup sendirian. Kita adalah makhluk sosial.Idealisme seringkali menyebabkan predikat “makhluk sosial” kita berubah menjadi “makhluk individualis” yang terkungkung dalam pemikirannya sendiri.Seorang bisa belajar dari sosok bunglon. Ia mampu merubah warnanya sesuai lokasi tugasnya dan yang baik mampu menyesuaikan diri dengan situasi dimana ia berada.

Contohnya Saat Kepala perusahaan bertemu dengan anak buah dengan karakter tertentu, ia harus bisa menyesuaikannya. Menghadapi berbagai pribadi yang berbeda, menuntut sang pemimpin perusahaan harus dapat bersikap dengan gaya berbeda. Sama halnya saat kita berada dikeluarga, ia bukan lagi bersikap sebagai kepala kantoran, namun berganti menjadi sosok ayah, Bapak,sang Gatot Kaca sebagai pelindung keluarga.Tak terkecuali saat kondisi persaingan menuntut pemimpin untuk mengubah cara-cara lama.Sang pemimpin harus segera menyesuaikan dengan kebutuhan, tidak terkekang oleh tradisi yang telah ada.

Ingatlah, bunglon hanya berganti warna. Ia tak berubah bentuk. bunglon tetaplah bunglon, tidak menjadi kadal.Meski mampu menyesuaikan diri dengan orang yang dihadapi, seseorang tersebut tetap tak boleh kehilangan jati diri.Seseorang tetap dirinya apa adanya. Seseorang tidak boleh menjadikan “Topeng ” sebagai topeng untuk menutupi kekurangannya.Tidak jarang seseorang harus menyamar layaknya seekor bunglon hanya untuk mengetahui kemauan orang lain .

@Membunglonlah sesuai dengan panggilan hati nurani…Ketahuilah bahwa semua manusia di hadapan Tuhan itu sama, sederajat. Tuhan memandang tinggi rendah manusia yang diciptakan-Nya itu dari Kualitas Keimanan. Setinggi apa kita mengimani Dia, setinggi itu pula Tuhan menempatkan derajad kita. erajat manusia di sisi Allah Swt adalah sama. Tidak ada istilah pilah-pilih kasih dari Allah Swt. Semua memiliki hak dan kewajiban yang sama. Allah Swt. tidak membedakan-bedakan makhluknya. Mau lain suku, ras, partai, almamater, bangsa, dan lain sebagainya, semua bernilai sama. Dalam artian tidak ada yang lebih diunggulkan. Hanya saja secara personal tentunya masing-masing makhluk berbeda tingkat pengabdiannya atau penghambaan kepada-Nya. Oleh karena itu, ketakwaanlah yang menjadi tolak ukur derajat manusia. Bukan ketampanan, kekayaan, atau kedudukan. Semakin tinggi ketaqwaannya, maka semakin tinggi pula derajatnya. Allah Swt.

@ Mulai setiap harimu dengan pikiran positif dan hati yang bersyukur!

Yang terakhir, hiduplah dengan penuh semangat dan dorong diri Anda setiap hari ke arah yang lebih baik karena yang mampu mengubah kehidupan dan menjadikan Anda pribadi yang lebih baik adalah diri Anda sendiri. Semoga Bermanfaat!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Paparan luar biasa. Sukses selalu dan barakallahu fiik

09 Jan
Balas

perlu bljar lgi sy pada Ibu Siti Ropiah

19 Jan

Super sekali Bun...sukses selalu

09 Jan
Balas

Banyak yang perlu dipelajari lagi dan mohon bimbingannya......Bunda Hanifah Hany.

09 Jan
Balas



search

New Post