Pagi-pagi sekali saya udah bersiap-siap pergi ke ladang untuk melihat tanaman kami yang sudah hampir satu tahun tidak dikunjungi.Setelah semuanya siap, datanglah pak Abu mertamu ke rumah saya ingin bertemu dengan suami saya. Sekilas saya berfikir bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Benar saja setelah beliau pergi, suami saya mengatakan kalau ada tetangga kami yang baru saja meninggal dunia. Sontak saya kaget. Waduh kami semua sudah berharap akan pergi ke ladang pagi-pagi agar dapat lebih lama di sana. Tetapi Allah punya rencana lain. Saya dan suami segera pergi menjenguk ke rumah duka.

Tampak beberapa orang tetangga sudah berdatangan dan membantu memasang tenda untuk duduk para pelayat. Saya masuk dan langsung menemui anak bapak yang meninggal. Setekah beberapa saat, saya mohon diri dan kembali ke rumah. Anak-anak saya sudah tidak sabar inginsegera berangkat karena rencana semula sudah terundur karena saya dan suami harus pergi menjenguk terlebih dahulu.

Samapi di ladang, semak belukar sudah hampir setinggi pondok kami. Semak sudah menebal dan kami agak kesulitan untuk masuk kedalamnya. Terpaksa kakak saya membersihkan terlebih dahulu jalan untuk tempat kami masuk. Bersihkan dahulu baru masuk perlahan-lahan.

Pondok kami sudah mulai naik anai-anainya karena sudah lama tidak dibersihkan. Kami semua bergotong royong membersihkan sekitar pondok terlebih dahulu, menyalakan api dan mengambil air. Setelah semuanya selesai, kami beristirahat sambil menikmati kopi dan pergedel jagung yang dibikin oelh kakak saya. Rasanya nikmat sekali berkumpul semuanya di dalam ladang yang telah kami bersihkan bersama.Mudah-mudahan pengalaman ini terulang kembali untuk masa yang akan datang.