Ilam Maolani

Anak Gunung Galunggung dari Kampung Rawa Sindangraja Desa Linggawangi Kec. Leuwisari Kab. Tasikmalaya. Berusaha untuk mewariskan 'keabadian' lewat menulis...

Selengkapnya
Navigasi Web
ULAMA, KEMASLAHATAN BANGSA DAN NEGARA

ULAMA, KEMASLAHATAN BANGSA DAN NEGARA

(Menyambut Mudzakarah 1000 Ulama, 5-7 Agustus 2018, di Gedung Aisyah Jl. Ir. H. Juanda Kota Tasikmalaya)

ULAMA, KEMASLAHATAN BANGSA DAN NEGARA

Oleh: Ilam Maolani

Sebagai warga Kota Tasikmalaya, saya merasa bangga, senang dan bahagia karena Kota ini akan menjadi tuan rumah mudzakarah ulama. Tak tanggung tanggung, jumlah ulama yang bermudzakarah sebanyak 1000 orang. Sebuah jumlah yang sangat banyak dan luar biasa.

Secara sederhana mudzakarah artinya pertukaran pikiran tentang suatu masalah. Tentu berkumpulnya 1000 ulama di Kota Tasikmalaya pada tanggal 5-7 Agustus 2018 akan sangat berharga, penting dan efeknya sangat berpengaruh terhadap wawasan dan pencerahan bagi umat. Betapa tidak, bertukar pikiran 1000 orang yang mumpuni dalam ilmu agama di suatu majelis akan menjadi sarana dan upaya mengambil pelajaran, ilmu dan hikmah. Saya meyakini akan banyak ilmu pengetahuan yang bertebaran dan harus diserap oleh umat.

Masalah yang dialami bangsa ini sangat banyak dan pasti membutuhkan peran berbagai pihak untuk mencari solusi atas problematika yang terjadi, dan ulama merupakan salah satu pihak yang harus ikut berperanserta dalam mengatasinya. Solusi- solusi yang ditawarkan dan diputuskan oleh para ulama secara meyakinkan merupakan usaha yang sangat mulia demi kemaslahatan bangsa dan negara. Sangat tidak mungkin para ulama berkumpul untuk "meruntuhkan' sendi sendi negara yang sudah tegak. Negara ini berdiri dan eksis sampai sekarang disebabkan adanya peran besar para ulama. Para ulama berkumpul dalam upaya menegakkan dan menjaga keutuhan serta keberlangsungan bangsa dan negara ini agar berjalan sesuai dengan relnya, sejalan dengan aturan dan norma yang ada.

Ulama adalah pewaris para nabi. Abu Darda berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan seorang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak."(H.R. Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad, Ad-Darimi).

Salah satu misi diturunkannya para nabi adalah memperbaiki kondisi umat, baik aqidah, akhlak, maupun tata cara ibadahnya. Sebagai pewaris para nabi, misi bertukar pikirannya para ulama serupa dengan misi nabi. Para ulama menginginkan bangsa dan negara ini berada dalam kondisi yang penuh kemaslahatan, kebaikan, dan ada dalam ridha Allah Swt. Para ulama menghendaki bumi pertiwi ini menjadi baldatun toyyibatun warobbun ghofur.

Para ulama adalah sosok manusia yang takut kepada Allah Swt. Mereka khawatir jika yang dihasilkannya bertentangan dengan ajaran Allah. Mereka dipastikan bermudzakarah dalam rangka mengagungkan ajaran Allah, memuliakan ajaran agama Islam agar semakin kuat dan membumi di Indonesia. Ulama takut jika masa depan bangsa ini hancur hanya gara gara penduduknya melupakan Allah dan ajarannya. Allah Swt. berfirman dalam Surah Fathir ayat 28: "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama."

Para ulama mengharapkan negara ini dihuni oleh penduduk yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. sehingga keberkahan negara dan penduduknya tetap terjaga dan terpelihara. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-'Araf ayat 96: "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Oleh karena itu agar limpahan karunia dan rahmat mengalir terus kepada penduduk negara ini, maka produk produk pemikiran para ulama harus diarahkan pada ajakan untuk beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Produk pemikiran tersebut mesti ada dan muncul pada kegiatan mudzakarah nanti.

Akhirnya, marilah kita hormati, hargai dan junjung tinggi martabat para ulama. Bangsa dan negara ini butuh ulama-ulama yang istiqomah dalam menegakkan kebajikan dan mencegah kemunkaran. Kita 'khawatir' Allah Swt. mewafatkan banyak para ulama. Jika ulama tidak ada maka akan muncul para pemimpin yang berfatwa tanpa dasar ilmu pengetahuan, sesat dan menyesatkan. Rasulullah saw. bersabda:“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan yesatkan.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kita seyogyanya sering memohon kepada Allah agar para ulama yang istiqomah ini dipanjangkan umurnya, diberi kesehatan lahir dan batin serta senantiasa menghasilkan 'cahaya kebenaran' yang menerangi kehidupan sehari-hari bangsa ini.

Selamat bermudzakarah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post