ILA MAYA SUPRAPTI

Perbarui semangat, membuka diri dan selalu menyaring informasi dengan bijak...

Selengkapnya
Navigasi Web
INQUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT  MELALUI MEDIA STICO

INQUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA STICO

Salah satu permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses belajar mengajar mata pelajaran matematika di SDN Maron Wetan 1 adalah materi operasi hitung bilangan bulat. Berdasarkan data pengamatan dan evaluasi pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan di kelas IVB SD Negeri Maron Wetan 1, dari 22 siswa yang mencapai KKM hanya 5 siswa atau 23 % . Sementara 17 siswa atau 77 % lainnya dibawah KKM. Tidak tercapainya KKM tersebut antara lain : a. Rendahnya motivasi siswa, b. Kurangnya alat peraga yang digunakan oleh guru, c.Skenario pembelajaran belum melibatkan partisipasi aktif siswa, d. Kegiatan pembelajaran masih didominasi dengan ceramah oleh guru.

Penggunaan media STICO merupakan tindakan pemecahan masalah yang ditetapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar Matematika khususnya kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat , bagi siswa kelas IVB SDN Maron Wetan I Kecamatan Maron tahun Pelajaran 2015/2016 sehingga diharapkan dapat membantu para guru untuk mengembangkan gagasan tentang strategi kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik. Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka guru sebagai peneliti mencoba melakukan penelitian Berjudul “Penerapan Inquiri Terbimbing Untuk Meningkatan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Media STICO pada Kelas IVB.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada latar belakang penelitian sebelumnya, peneliti dapat menyusun hipotesis tindakan yaitu penggunaan metode Inquiri terbimbing melalui media STICO dapat meningkatkan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IVB. Lingkup yang menjadi batasan materi dalam penelitian ini adalah berhitung bilangan bulat pada mata pelajaran Matematika dengan kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat.

Tujuan penelitan tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan meningkatan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat dengan penerapan Inquiri terbimbing melalui media STICO pada kelas IVB. Penelitian ini juga dapat memberikan manfaat khususnya bagi guru/peneliti yaitu sebagai bahan pertimbangan untuk memilih model atau metode pembelajaran sehingga ada variasi etode/model pembelajaran dalam proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Bagi siswa diharapkan dapat menambah daya tarik terhadap mata pelajaran matematika sehingga timbul motivasi untuk belajar dan meningkatkan prestasinya.

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena penelitian ini dilaksanakan berangkat dari permasalahan pembelajaran di kelas, kemudian ditindak lanjuti dengan penerapan suatu tindakan pembelajaran kemudian direfleksi, dianalisis dan dilakukan penerapan kembali pada siklus-siklus berikutnya, setelah dilaksanakan revisi berdasarkan temuan saat refleksi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan, yaitu peneliti berusaha untuk menerapkan suatu tindakan sebagai upaya perbaikan untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Karena penelitian dilaksanakan dengan setting kelas, maka disebut penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan.

Peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian dari awal hingga akhir pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai pembuat rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar diskusi siswa dan instrument-instrumen penelitian, pelaksana pembelajaran, sekaligus sebagai instrument utama. Peneliti juga bertinda sebagi pengumpul data dan pengamat kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan secara terbuka, yakni kehadiran peneliti diketahui oleh subyek dan peneliti dibantu 2 observer.

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Maron Wetan 1 kecamatan Maron kabupaten Probolinggo, pada siswa kelas IVB mata pelajaran Matematika materi operasi bilangan bulat.

Subyek penelitian adalah siswa kelas IVB SDN Maron Wetan 1 kecamatan Maron kabupaten Probolinggo pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Jumlah siswa 22 terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Refleksi

Tindakan /

Observasi

Tindakan /

Observasi

Refleksi

Refleksi

Tindakan /

Observasi

Rencana yang

Direvisi

Rencana yang

Direvisi

Rencana yang

Direvisi

Rencana

Awal

Rancangan penelitian ada dalam tahap-tahap penelitian yang mengikuti prinsip dasar penelitian tindakan kelas yaitu menggunkan prosedur kerja yang bersifat siklus, meliputi 4 tahapan yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan 2 kali pertemuan tiap siklus. Alur dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Alur pelaksanaan dalam Penelitian Tindakan Kelas

(menurut Kemmis dan Taggart 1989, dalam Suranto, 2000:49)

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi guru dan siswa, lembar penilaian dan lembar diskusi siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian pada prinsipnya menggunakan teknik analisis kualitatif yang meliputi reduksi data, paparan data, penarikan kesimpulan, verivikasi dengan menggunakan refleksi.

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran Inquiri Terbimbing dan data peningkatan prestasi belajar siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan metode Inquiri Terbimbing melalui media Stico di kelas IVB SDN Maron Wetan 1 kecamatan Maron kabuaten Probolinggo ini meliputi tahapan Introduction (pembukaan), questioning (permasalahan), Planning (perencanaan), Implementing (pelaksanaan), Concluding (kesimpulan) dan Reporting (penyajian hasil).

Berdasarkan hasil analisis dalam observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan penerapan Metode Inquiri Terbimbing terdiri dari 15 aspek pengamatan yang dilakukan oleh satu orang pengamat tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Analisis Data Observasi Guru pada Siklus I

No

Pengamat

Pertemuan Ke 1

Pertemuan Ke 2

1

1

23

37

Rata-rata

23

36

Skor total

59

Nilai rata-rata skor

29,5

Kriterian penilaian

Cukup

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4.2 di atas, dapat dikemukakan bahwa dari data observasi guru dari 15 aspek, kategori baik 2 aspek, kategori cukup 10 aspek, kategori kurang 3 aspek. Adapun aspek-aspek yang sudah berjalan dengan baik, sebagai berikut: Ada 2 aspek yang termasuk dalam kategori baik pada aktivitas guru Siklus I adalah sebagai berikut: 1. Guru memberikan evaluasi sesuai dengan pembelajaran yang sedang diajarkan, 2. Guru memberikan tindak lanjut kepada para siswa dengan cara memberikan kesimpulan tentang pembelajaran dan memberikan PR.

Ada 10 aspek yang perlu diperbaiki dan masih dalam kategori cukup antara lain : 1. Guru sudah memberikan apersepsi sesuai dengan materi tetapi guru tidak memotivasi siswa, 2. Guru sudah menyampaikan tujuan pemebalajaran secara komunikatif, jelas, tetapi tidak rinci, 3. Guru sudah mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan jelas tapi tidak sesuai dengan pembelajaran, 4. Guru sudah membimbing siswa dalam mengidentifikasi pertanyaan tapi hanya setengah siswa yang hanya dibimbing oleh guru, 5. Guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara individu tapi guru hanya memberikan 1-3 menit untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru, 6. Guru sudah membimbing siswa membentuk kelompok berpasangan tapi guru membimbing setenga dalam membentuk kelompok berpasangan, 7. Guru sudah membimbing siswa dalam mempresentasikan jawaban didepan kelas, 8. Guru sudah membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi, 9. Guru sudah membimbing siswa membentuk kelompok besar, 10.Guru sudah membimbing siswa dalam menyimpulkan materi tapi guru hanya disebutkan dan kurang dapat menjawab pertanyaan siswa, 11.Guru sudah membimbing siswa mempresentasikan jawabannya didepan kelas, 12. Guru sudah memberikan pemantapan materi.

Ada 3 aspek yang termasuk dalam kategori kurang yaitu : 1. Guru sudah membimbing siswa membuat hipotesis tapi kurang sesuai dengan metode yang telah diterapkan dan petunjuk diskusi. 2. Guru kurang membimbing siswa membentuk kelompok besar 6 orang siswa. 3. Guru kurang membimbing siswa menyimpulkan jawaban yang telah didiskusi bersama kelompok

Hasil analisis dan observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran penerapan Metode Inquiri terbimbing melalui media STICO terdiri dari 15 aspek pengamatan yang dilakukan oleh satu orang pengamat tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil Analisis Data Observasi Siswa pada Siklus I

No

Pengamat

Pertemuan Ke 1

Pertemuan Ke 2

1

1

33

31

Rata-rata

33

41

Skor total

74

Nilai rata-rata skor

37

Kriterian penilaian

Baik

Berdasarkan hasil analisis data tabel 4.3 di atas, dapat dikemukakan bahwa dari data observasi aktivitas siswa dari 15 aspek, yang termasuk kategori baik ada 4 aspek, kategori cukup 11 aspek, dan kategori kurang 0 aspek. Adapun aspek-aspek yang sudah berjalan baik, sebagai berikut: Ada 4 aspek yang sudah diamati dan sudah termasuk dalam kategori baik sebagai berikut : 1. Siswa membentuk kelompok seluruh siswa serius mendengarkan petunjuk guru dan serius membentuk kelompok berpasangan, 2. Seluruh kelompok antusias mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, 3. Seluruh siswa sudah mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru dengan serius, 4. Seluruh siswa sudah menangkapi tindak lanjut yang diberikan guru.

Penilaian tes dilakukan di akhir pembelajaran dengan jumlah soal 5 butir berbentuk essay pada siklus I. Data yang diperoleh dari 22 siswa nilai rata-rata kelas 71 dengan ketuntasan belajar 54,54%.. Nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar klasikal pada siklus I. Hasil tes tersebut dianalisis dengan mencari nilai rata-rata kelas dan kriteria ketuntasan belajar klasikal. Hasil analisis nilai tes pada siklus I disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5 Analisis Nilai Akhir Siswa pada Siklus I

Jumlah seluruh siswa

22

Jumlah siswa yang mengikuti tes

22

Jumlah siswa yang tuntas belajar

22

Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar

10

Nilai rata-rata kelas

71

Ketuntasan belajar klasikal

54,54%

Berdasarkan hasil post test siklus I menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum tuntas, karena sesuai dengan ketentuan Depdiknas (2006) bahwa proses pembelajaran di kelas dikatakan tuntas secara klasikal apabila 75% siswa di kelas mendapatkan nilai ≥ 7,5. Ketidaktuntasan pembelajaran pada siklus I ini disebabkan karena pembelajaran menggunakan pendekatan Metode Inquiri terbimbing belum terlaksana secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari lembar observasi guru dan siswa, masih ada beberapa aspek yang masih perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai hasil yang maksimal dan proses pembelajaran dapat dikatakan tuntas. Maka dari itu di akhir siklus I ini dilakukan refleksi untuk mencari permasalahan dan solusinya serta dapat digunakan untuk perbaikan di siklus II.

Adapun rencana perbaikan untuk setiap aspek aktivitas guru di atas adalah sebagai berikut: 1. Guru dapat menggali pengetahuan awal siswa melalui apersepsi sesuai dengan materi dan dapat memotivasi siswa, 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara komunikatif, jelas, rinci dan dituliskan di papan tulis, 3. Guru dapat memberikan permasalahan dengan jelas dan sesuai dengan pembelajaran dalam mengajukan permasalahan yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah mengerti, 4. Guru dapat membimbing semua siswa dalam mengidentifikasi masalah, 5. Guru dapat memberikan waktu kepada siswa 3-5 menit untuk memahami permasalahan dan memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru, 6. Guru dapat membimbing seluruh siswa membentuk kelompok berpasangan, 7. Guru dapat membimbing seluruh siswa dalam menyimpulkan jawaban yang telah didiskusi bersama kelompok dari beberapa jawaban yang telah dikerjakan untuk mengambil kesimpulan jawaban yang benar, 8. Guru membimbing tiga kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas, 9. Guru dapat memberikan pemantapan materi dengan media dan alat peraga yang sesuai dan menarik, 10. Guru dapat memberikan umpan balik terhadap pertanyaan siswa, menuliskan kesimpulan materi pembelajaran di papan tulis dan memberi pujian kepada siswa yang aktif.

Ada 4 aspek pengamatan terhadap aktivitas siswa yang dilakukan oleh dua orang pengamat yang sudah dalam kategori baik dan perlu dipertahankan saat pembelajaran Matematika dengan penerapan Metode Inquiri terbimbing pada Siklus I antara lain: 1. Semua siswa serius mendengarkan petunjuk guru dan serius membentuk kelompok berpasangan, 2. Semua kelompok siswa sudah antusias mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, 3. Siswa sudah mengerjakan evaluasi sesuai dengan materi yang dipelajari, 4. Semua siswa menangkapi tindak lanjut yang diberikan guru.

10 aspek yang masih menunjukan kategori cukup, yaitu : 1. Siswa belum optimal siswa antusias menanggapi apersepsi yang disampaikan oleh guru, 2. Siswa belum optimal mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, 3. Hanya setengah siswa yang serius mengidentifikasi masalah yang diberikan oleh guru, 4. Hanya setengah siswa yang serius menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru secara individu, 5. Hanya setengah siswa serius dalam membuat hipotesis pada LDS, 6. Hanya setengah siswa mengumpulkan informasi/jawaban yang sesuai dengan masalah yang dihadapi, 7. Hanya setengah siswa mengecek kembali jawaban dari LDS yang telah dikerjakan, 8. Hanya setengah siswa berdiskusi untuk merevisi hipotesis dalam mencari jawaban terbaik, 9. Hanya setengah kelompok siswa menyimpulkan jawaban untuk mendapatkan jawaban terbaik, 10. Hanya setengah siswa berantusias menyimpulkan materi.

Adapun langkah-langkah perbaikan terhadap aspek-aspek pengamatan terhadap aktivitas siswa yang masih menunjukan kategori cukup untuk proses pembelajaran selanjutnya yaitu pada pertemuan II adalah sebagai berikut : 1. Siswa berani saat menanggapi apersepsi yang diberikan oleh guru, agar siswa termotivasi untuk belajar, 2. Siswa harus menyimak dan mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga mengerti tujuan mereka belajar, 3. Siswa harus serius mengidentifikasi masalah yang diberikan oleh guru, 4. Siswa harus aktif dalam mencari jawaban yang diberikan oleh guru, 5. Siswa harus mengutarakan hasil pemikiranya dengan teman sebang-kunya dengan panduan LDS, 6. Siswa harus aktif dalam mengumpulkan informasi/jawaban yang sesuai dengan masalah yang dihadapi, 7. Siswa harus aktif dalam mengecek kembali jawaban pada LDS, 8. Siswa harus untuk merevisi hipotesis dalam mencari jawaban terbaik, 9. Siswa harus menyimpulkan jawaban untuk mendapatkan jawaban terbaik, 10. Siswa harus berantusias menyimpulkan materi.

Pelaksanaan pembelajaran Matematika pada siklus II dengan penerapan Metode Inquiri terbimbing telah dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas SDN Maron Wetan 1 tahun ajaran 2015-2016. Pertemuan 1 membahas penjumlahan dan pengurangan bilang bulat, pertemuan 2 operasi campuran bilangan bulat. Adapun deskripsi analisis data dari kegiatan pembelajaran Matematika dengan Metode Inquiri terbimbing dan dapat diketahui bahwa aktivitas guru selama proses pembelajaran Matematika dengan penerapan Metode Inquiri terbimbing secara keseluruhan sudah termasuk kategori baik. Data hasil analisis data lembar observasi aktivitas guru dari dua orang pengamat pada siklus II pertemuan 1 dan 2

Tabel 4.8 Hasil Analisis Data Observasi Guru pada Siklus II

No

Pengamat

Pertemuan Ke 1

Pertemuan Ke 2

1

1

42

42

Skor total

84

Nilai rata-rata skor

42

Kriterian penilaian

Sangat Baik

Ada 12 aspek pengamatan aktivitas guru dengan Metode Inquiri terbimbing pada mata pelajaran matematika siklus II yang telah termasuk kategori baik adalah sebagai berikut: 1. Guru menggali pengetahuan awal siswa melalui apersepsi sesuai dengan materi dan dapat memotivasi siswa, 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara komunikatif, jelas, rinci dan dituliskan di papan tulis, 3. Guru memberikan permasalahan dengan jelas dan sesuai dengan pembelajaran, 4. Guru mengajukan permasalahan kepada siswa sesuai dengan materi yang akan diajarkan, 5. Guru membimbing semua siswa dalam mengidentifikasi masalah, 6. Guru memberikan waktu kepada siswa 3-5 menit untuk memahami permasalahan dan memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru, 7. Guru membimbing siswa mengumpulkan semua informasi/jawaban yang sesuai dengan masalah dihadapi, 8. Guru membimbing tiga kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas, 9. Guru memberikan pemantapan materi dengan media dan alat peraga yang sesuai dan menarik, 10. Guru memberikan umpan balik terhadap pertanyaan siswa, menuliskan kesimpulan materi pembelajaran di papan tulis dan memberi pujian kepada siswa yang aktif, 11. Guru memberikan evaluasi sesuai dengan meteri yang telah dipelajari, 12. Guru memberikan tindak lanjut sesuai dengan materi dan memberikan memotivasi siswa.

Ada 3 aspek pengamatan aktivitas guru dengan penerapan Metode Inquiri terbimbing pada mata pelajaran matematika siklus II yang masih menunjukkan kategori cukup yaitu: 1. Guru membimbing setengah siswa membentuk kelompok berpasangan, 2. Guru membimbing siswa dalam membuat hipotesis dengan teman sebangkunya kurang sesuai dengan metode yang telah diterapkan dan petunjuk diskusi, 3. Guru membimbing setengah siswa dalam menyimpulkan jawaban yang telah didiskusi bersama kelompok dari beberapa jawaban yang telah dikerjakan untuk mengambil kesimpulan jawaban yang benar.

Hasil analisis data observasi aktivitas siswa selama aktivitas pembelajaran dengan Metode Inquiri Terbimbing. Terdiri dari 15 aspek pengamatan dengan jumlah kriteria penilaian 3 yang dilakukan oleh satu orang pengamat.

Tabel 4.9 Hasil Analisis Data Observasi Siswa pada Siklus II

No

Pengamat

Pertemuan Ke 1

Pertemuan Ke 2

1

1

37

38

2

2

41

44

Jumlah

78

82

Rata-rata

39

41

Skor total

80

Nilai rata-rata skor

40

Kriterian penilaian

Baik

Adapun aspek pengamatan pada aktivitas siswa pada siklus II dengan penerapan Metode Inquiri terbimbing pada mata pelajaran Matematika yang sudah termasuk dalam kategori baik adalah sebagai berikut ini : 1. Semua siswa antusias menanggapi apersepsi yang disampaikan guru, 2. Semua siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, 3. Semua siswa serius dalam mengidentifikasi yang diberikan oleh guru, 4. Semua siswa serius dalam menyelesaikan permasalahan yang berikan oleh guru secara individu, 5. Semua siswa serius mendengarkan petunjuk guru dan serius membentuk kelompok berpasangan, 6. Semua siswa serius dalam membuat hipotesis pada LDS, 7. Semua siswa mengecek kembali jawaban dari LDS yang telah dikerjakan, 8. Semua siswa berdiskusi untuk merevisi hipotesis dalam mencari jawaban terbaik, 9. Semuan kelompok siswa menyimpulkan jawaban untuk mendapatkan jawaban terbaik, 10. Semua siswa menyimak penjelasan pemantapan materi dari guru, 11. Semua siswa berantusias menyimpulkan materi, 12. Semuan siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru dengan serius, 13. Semua siswa menangkapi tindak lanjut yang diberikan guru.

Ada 2 aspek pengamatan aktivitas siswa dengan penerapan Metode Inquiri terbimbing pada mata pelajaran matematika siklus II yang masih menunjukkan kategori cukup yaitu: 1. Setengah siswa mengumpulkan informasi/jawaban yang sesuai dengan masalah yang dihadapi, 2. Setengah kelompok yang berantusias mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

Berdasarkan hasil penilaian 4 kelompok dari jumlah kelompok pada siklus II, 3 kelompok dikatakan tuntas dan 1 kelompok dikatakan belum tuntas. Berdasarkan hasil tersebut, maka nilai rata-rata 82,5.

Tabel 4.10 Nilai LDS Siswa Siklus I

Kelompok

Nilai

1

100

2

80

3

50

4

100

Jumlah

330

Rata-rata

82,5

Penilaian tes dilakukan diakhir pembelajaran dengan jumlah soal 5 butir berbentuk essay pada siklus II. Data yang diperoleh dari 22 siswa nilai rata- rata kelas 86,61 dengan ketuntasan belajar 94,45%.. Nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar klasikal pada siklus II. Hasil tes tersebut dianalisis dengan mencari nilai rata-rata kelas dan kriteria ketuntasan belajar klasikal. Hasil analisis nilai tes pada siklus II disajikan pada tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.11 Analisis Nilai Akhir Siswa pada Siklus II

Jumlah seluruh siswa

22

Jumlah siswa yang mengikuti tes

22

Jumlah siswa yang tuntas belajar

21

Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar

1

Nilai rata-rata kelas

86,81

Ketuntasan belajar klasikal

95,45%

Berdasarkan hasil post test siklus II menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran pada siklus II sudah tuntas, karena sesuai dengan ketentuan Depdiknas (2006) bahwa proses pembelajaran di kelas dikatakan tuntas secara klasikal apa bila 75% siswa di kelas mendapatkan nilai ≥ 75.

Berdasarkan refleksi analisis data observasi guru pada siklus I masih terdapat beberapa aspek yang termasuk dalam kategori cukup dan kurang, maka guru harus melakukan perbaikan-perbaikan pada setiap aspek pengamatan lembar observasi guru sebagai berikut: 1. Membentuk pasangan berkelompok, 2. Membuat hipotesis, 3. Menyimpulkan materi.

Adapun rencana perbaikan untuk setiap aspek aktivitas guru di atas sebagai berikut: 1. Guru membimbing seluru siswa membentuk kelompok berpasangan, 2. Guru membimbing siswa dalam membuat hipotesis bersama teman sebangkunya sesuai dengan metode yang diterapkan dan pertunjuk diskusi, 3. Guru memberikan umpan balik terhadap pertanyaan siswa, menuliskan kesimpulan materi pembelajaran di papan tulis dan memberi pujian kepada siswa yang aktif.

Berdasarkan refleksi analisis data observasi siswa pada siklus I masih terdapat beberapa aspek yang termasuk dalam kategori cukup dan kurang, maka guru harus melakukan perbaikan-perbaikan pada setiap aspek pengamatan lembar observasi guru sebagai berikut: 1. Mencontoh dalam menyelesaikan masalah secara mandiri, 2. Belum berani mengutarakan hasil diskusinya didepan kelas.

Adapun rencana perbaikan untuk setiap aspek aktivitas guru di atas sebagai berikut: 1. Guru lebih membimbing siswa dalam mengerjakan soal agar siswa tidak mencontek dan penuh percaya diri, 2. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani dalam mengutarakan hasil diskusinya kedepan kelas.

Berdasarkan hasil analisis lembar observasi guru bahwa kemampuan dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran Matematika dengan penerapan Metode Inquiri terbimbing meningkat setiap siklusnya. Perolehan skor rata-rata observasi guru pada siklus I diperoleh rata-rata skor sebesar 29,5 dengan kriteria “cukup”, dan meningkat pada siklus II dengan perolehan skor rata-rata 42 dengan kategori baik. Adapun aspek pengamatan yang termasuk dalam kategori cukup dan kurang pada aktivitas guru siklus I antara lain : (1) Guru sudah memberikan apersepsi kepada siswa tetapi belum maksimal, karena dalam memberikan apersepsi sesuai dengan materi tetapi guru tidak memotivasi siswa. Menurut Winarni (2009: 113) dalam pandangan Inquiri keberhasilan belajar bukan hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa, (2) Guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara individu tapi guru hanya memberikan 1-3 menit untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. Menurut Trianto (2009: 166) TPS mempersiakan peserta didik pada situasi untuk melakukan pecahan masalah dengan berpikir secara individu agar siswa lebih memahai pembelajaran. (3) Guru sudah membimbing siswa dalam menyimpulkan materi tapi guru hanya disebutkan dan kurang dapat menjawab pertanyaan siswa.

Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktivitas siswa dari dua orang pengamat diperoleh gambaran bahwa aktivitas saat aktivitas pembelajaran Matematika melalui Metode Inquiri terbimbing. Hal ini ditunjukkan peningkatan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II peningkatan skor rata-rata observasi aktivitas siswa pada siklus I diperoleh skor rata-rata sebesar 37 dengan kategori “cukup” dan meningkat pada siklus II dengan perolehan skor rata-rata sebesar 40 dengan kategori “baik”. Ada pun observasi aktivitas siswa pada siklus I dengan kategori cukup yaitu : 1. Guru sudah memberikan apersepsi sesuai dengan materi tetapi guru tidak memotivasi siswa. 2. Guru sudah menyampaikan tujuan pembalajaran secara komunikatif, jelas, tetapi tidak rinci. 3. Guru sudah mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan jelas tapi tidak sesuai dengan pembelajaran. 4. Guru sudah membimbing siswa dalam mengidentifikasi pertanyaan tapi hanya setengah siswa yang hanya dibimbing oleh guru 5. Guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara individu tapi guru hanya memberikan 1-3 menit untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. 6. Guru sudah membimbing siswa membentuk kelompok berpasangan tapi guru membimbing setenga dalam membentuk kelompok berpasangan. 7. Guru sudah membimbing siswa dalam mempresentasikan jawaban didepan kelas. 8. Guru sudah memberikan evaluasi sesuai dengan materi yang telah dipelajari. 9. Guru sudah memberikan pemantapan materi tapi guru kurang dalam memberikan pemantapan materi dengan media dan alat peraga namun kurang sesuai dan menarik. 10. Guru sudah membimbing siswa dalam menyimpulkan materi tapi guru hanya disebutkan dan kurang dapat menjawab pertanyaan siswa.

Ada pun perbaikan observasi aktivitas guru siklus II dengan kategori baik dimana seluru siswa sudah mencapai apa yang diharapkan oleh guru. Keberhasilan aktivitas siswa di setiap tahapan penerapan metode Inquiri Terbimbing dikarenakan sudah dirancang sedemikian rupa oleh guru sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Menurut Wilcox dalam Winarni (2009) yang mengungkapkan bahwasanya pembelajaran dengan penemuan siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan dalam dua siklus, terjadi peningkatan hasil belajar (kognitif) pada mata pelajaran matematika di SDN Maron Wetan 1 dengan penerapan metode inquiri terbimbing menggunakan media STICO pada siklus I dan siklus II.

Peningkatan hasil belajar ini berhubungan dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran yang ditinjau dari aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan hasil belajar ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I dan siklus II yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata post test siswa disetiap siklusnya meningkat. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 74,82 dengan presentase ketuntasan belajar 61,36% belum tuntas dan meningkat pada siklus II sebesar 83,9 dengan presentase ketuntasan belajar 86.36% dan sudah dikatakan tuntas. Menurut Depniknas (2006) hasil belajar meningkat secara klasikal apabila mendapat nilai rata-rata ≥7,5 ke atas sebanyak 75%. Keberhasilan ketuntasan belajar secara klasikal disetiap siklusnya dikarenakan guru telah melakukan upaya perbaikkan terhadap aspek-aspek yang belum terlaksana dengan baik pada tiap pertemuan persiklusnya sehingga mempengaruhi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

PTK ini dimana kegiatan siswa dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Kegiatan guru terhadap keterampilan terhadap aspek-aspek pada tahap-tahap pembelajaran Matematika dengan penerapan Metode Inquiri terbimbing yang perlu dilakukan tindakan perbaikan, akan dampak terhadap kegiatan siswa dan kegiatan guru itu sendiri sehingga skor rata-rata observasi guru dan siswa siklus I dapat meningkat pada siklus II. Pada siklus I hasil belajar siswa dinyatakan tidak tuntas. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa, ketidak tuntasan pada siklus I disebabkan siswa masih kurang berperan aktif saat presentasi hasil kerja kelompok dengan penyelidikan, hal ini berpengaruh pada kognitif siswa karena keterlibatan siswa secara aktif dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan. Selain itu kurangnya keterlibatan siswa saat guru meminta siswa menyelidiki permasalahan yang diberikan oleh guru secara bersamaan. Sehingga siswa masih tidak dapat menjawab dengan benar pada saat diberikan pertanyaan terkait dengan materi “penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat”. Selain itu rendahnya hasil belajar siswa pada siklus I di atas dikarenakan beberapa faktor baik dari siswa maupun guru.

Penyebab rendahnya hasil belajar pada siklus I antara lain: (a) guru kurang mampu dalam penerapan Metode Inquiri terbimbing karena salah satu kelemahan pada pendekatan ini adalah membutuhkan waktu yang lama dan kelompok yang terlalu banyak, (b) guru kurang memahami karakteristik siswa, (c) minat siswa dalam mengikuti pemblajaran dengan Metode Inquiri terbimbing masih rendah karena mereka belum pernah dilibatkan secara langsung untuk memecahkan suatu masalah.

Pada siklus II hasil belajar sudah dikatakan tuntas. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa, ketuntasan yang diharapkan pada siklus I berdampak pada siklus II sehingga terjadi peningkatan skor observasi terhadap aktivitas siswa, yang diantaranya: keterlibatan aktif siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang meliputi kegiatan siswa saat melakukan kerja kelompok dengan LDS dan memanipulasi alat peraga untuk menyelidiki permasalahan yang dihadapi siswa, sikap dan keterampilan siswa saat melakukan penyelidikan dalam mengumpulkan data berupa fakta-fakta dari permasalahan yang telah dikemukakan diawal pembelajaran,menyusun dugaan sementara, menyelidiki dan menyusun kesimpulan berdasarkan hasil temuan dari penyelidikan yang telah dilakukan dan terciptanya hubungan kerja sama yang baik antar siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam II siklus, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini: 1. Aktivitas guru meningkat, pada siklus I dengan rata-rata 29,5 dengan kategori cukup dan pada siklus II memperoleh rata-rata 42 dengan kategori baik. Aktifitas siswa meningkat, pada siklus I dengan rata-rata 37 dengan katogori cukup dan pada siklus II memperoleh rata-rata 40 dengan kategori baik 2. Penerapan Metode Inquiri dan penggunaan media STICO dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Aisyah, nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto. 2008, Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Bumi Aksara

2009, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara

Budiningsih. 2005, Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta

Dalyono. 2010, Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta : Balai Pustaka

dkk, 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendiadikan.Jakarta : Balai Pustaka

Dinas Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta

Dimyati dan Madjono. 2006. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Jasin, Anwar, 2001.. Metodologi IPA.Jakarta : Depdikbud

Karso, dkk, 2007. Pendidikan Matematika 1.Jakarta : Universitas Terbuka

Kusman, Suherli, 2010. Model pembelajaran Siswa Aktif.Jakarta : Sketsa Aksara Latitya

Prihandoko, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta : Balai Pustaka

Soejadi, 2000. Pembelajaran Matematika. Jakarta : Gramedia

Suherman Erman, dkk 2006. Strategi Belajar Mengajar Matematika.Jakarta: Universitas Terbuka

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta : Prestasi Pustaka.

Hudoyo, Aria. 1990. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan : Departemen Pendidikan Nasional

Wardani. dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka 2009. Mengajar IPA Secara Bermakna.Bengkulu : UNIB PRESS

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post