MENUJU WORLD DANCE DAY 2020 'MENARI ITU SEHAT'
Tanggal 29 April 2020 esok akan menjadi hari yang cukup penting bagi dunia Tari di Indonesia bahkan di dunia. Membuat sebuah perayaan yang cukup berbeda dari biasanya dibandingkan perayaan-perayaan moment yang lain. Namun pada kesempatan kali ini saya akn sedikit menulis beberapa pernyataan dari pengalamn pribadi saya dalam seni Tari yang pernahh dipelajari sejak kecil.
Apa yang ada dalam benak orang awam ketika seorang laki-laki menari?
Bukankah Menari itu untuk perempuan?
Apa Gunanya belajar menari itu???
Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan umum dari masyarakat yang masih belum banyak paham tentang menari itu sendiri.
Saat itu saya mengenal dan diajak belajar menari saat usia 13 tahun, yaitu tepatnya saat duduk di bangku SMP. Dari 30 orang yang dikirim oleh sekolah untuk belajar seni tari dan karawitan pelan-pelan, minggu demi minggu semakin berkurang. Sehingga formasi terakhir tersisa 3 orang diantaranya saya. Namun, hari demi hari, entah apa yang menyebabkan kedua teman berhenti sehingga tertinggal saya sendiri dari ke 30 orang sejak pertama masuk.
Bisa jadi ini termasuk pada seleksi alam, sehingga kondisi yang menyebabkan hanya menyeleksi 1 orang saja untuk tetap serius belajar tentang seni tari. Entah mengapa setiap mengingat kejadian ini, saya sangat haru dan cukup merinding karena di usia yang masih kanak-kanak tersebut tanpa disadari saya telah melakukan hal yang memang terbaik apalagi untuk profesi saya sekarang. Perjalanan tersebut seakan-akan menjadi skenario takdir Allah swt yang telah saya jalani dengan tertata rapi, sehingga saya pernah mengikuti kegiatan-kegiatan Tari yang tidak kalah bergengsi baik di kalangan lokal, regional, bahkan Nasional.
Gara-gara Menari saya bisa jalan-jalan kemana-mana. Maluku, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Bali, Surabaya, Malang menjadi beberapa tempat yang pernah dijejaki berkat belajar Menari. Event Duta Penari Jawa Timur tahun 2006 juga pernah diikuti meski hanya sebagai finalis mewakili Kabupaten. Pengalaman ini tak sedikit membuat perubahan-perubahan diri utamanya dalam motivasi belajar saya tentang Seni utamanya seni tradisi. Meski semuanya itu tidak dapat saya lanjutkan untuk ke Studi S-1 di Universitas Negeri Surabaya. Dari Proses Seleksi Jalur Prestasi, saya lebih lolos dan layak untuk masuk ke Bidang Musik.
Hal ini tidak menjadi kegiatan Menari saya terhenti, bahkan saat menempuh studi seni musik, saya masih sering terlibat dalam kegiatan menari di Sanggar Tarara Bangkalan.
Menari itu seperti olahraga, setiap gerakannya mampu melatih syaraf-syaraf motorik bahkan syaraf sensorik pun bisa dirasakan. Bagi saya, menari itu bukan hanya bergerak. Kalau di olahraga gerakan cepat itu baru bisa membuat berkeringat, gerakan pelan dengan rasa pada menari juga mempu memproduksi keringat yang sama seperti bergerak banyak pada olahraga. Oleh karena itu sudah sangat jelas sekali dengan menari, pastinya kita akan sehat jasmani dan rohaninya. Tubuh kita bergerak, jiwa kita juga bergerak menyesuaikan karakter gerak yang dibawakan.
Sekarang, nampaknya banyak orang tua yang sudah mulai paham akan peran belajar menari untuk anak-anak mereka. Di usia yang masih kanak-kanak mereka memasukkan anak-anaknya untuk belajar menari. Tak lain bukan menginginkan anaknya menjadi penari yang handal, banyak pula yang mengharapkan anaknya untuk bergerak dengan positif, motorik mereka terlatih, dan menjdi sehat dengan melakukn gerakan-gerakan yang dinamis.
Sebenarnya masih banyak yang bisa kita fahami dengan baik tentang Menari. Tidak hanya stigma negatif di masyarakat awam sehingga anak-anak kita ditakutkan dengan belajar menari. Mau laki-laki atau perempuan semua sama. Belajar Menari tidak hanya untuk perempuan saja, semua kalangan bisa beljar menari. Terutama mempelajari Tarian Tradisional di daerahnya masing-masing sebagai wujud sederhana melestarikan Tarian Tradisional Indonesia.
Selamat menyambut Hari Tari Dunia, Hari Tari Indonesia tahun 2020
Menari Itu Sehat
Bangkalan, 28 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar