Seiring dengan mempersiapkan berkas-berkas administrasi sebagai tahapan-tahapan dalam seleksi Inobel, saya pun juga mempersiapkan berkas untuk seleksi kegiatan Seminar Guru Dikdas Berprestasi Tahap I. Dikarenakan jadwal Seminar lebih dahulu dari Inobel, jadi setelah mempersiapkan berkas Inobel saya langsung mempersiapkan berkas seminar dan fokus menulis best practice untuk artikel Seminar. Hati dan keinginan saya ternyata berpaling dan sangat besar keinginan saya untuk lolos Seminar, sehingga artikel yang saya susun pun untuk seminar lebih berhati-hati dan bolak-balik direvisi untuk diperbaiki. Berbeda dengan Naskah Inobel yang saya susun, tidak saya revisi sama sekali karena saya menyusunnya sendiri sesuai dengan kemampuan yang saya miliki. Ketika naskah selesai, saya pun langsung mengupload dan menunggu hasilnya.

Saya memiliki firasat sangat yakin sekali artikel ini lolos dalam kegiatan seminar, setiap hari pun saya membuka web Kesharlindungdikdas dan menunggu pengumuman. Karena jadwal kegiatan dan pengumuman seminar lebih dahulu, saya pun lebih banyak berharap pada seminar dan lupa kalau sedang mengikuti seleksi Inobel. Jadwal pengumuman seminarpun tiba, saya dengan sangat bersemangat sekali untuk mencari nama saya di deretan nama-nama yang ada pada surat undangan kegiatan Seminar. Dengan hati dag dig dug saya terus mencari. Melalui menu search pun sudah saya lakukan dan tidak ada nama saya dalam pengumuman Seminar itu. Masih sangat tidak percaya kalau nama saya tidak ada. Rasa kecewa, putus asa pun mulai muncul. Meski akhirnya saya harus menerima kenyataan bahwa saya tidak lolos. Instropeksi diri kalau naskahnya masih belum layak, dan masih perlu banyak belajar lagi tentang penulisan.

Kejadian ini sempat membuat saya agak trauma dan putus asa dan setiap hari sudah tidak ada kegiatan membuka web Kesharlindung. Saya pun juga sangat lupa kalau saya sedang mengikuti seleksi naskah Inobel juga disaat bersamaan dengan persiapan seleksi Inobel beberapa waktu yang lalu. Email juga tidak pernah saya buka karena saat itu tidak ada kiriman undangan yang masuk sebagai bukti kalau lolos mengikuti kegiatan Seminar.

Waktupun berlalu tanpa ada harapan bisa lolos Inobel, suatu sore menjelang waktu sholat Maghrib tiba-tiba ada rekan 1 kabupaten menghubungi saya lewat whatsapp dan menanyakan tiket keberangkatan ke Yogyakarta. Saya pun bingung, jangan-jangan orang ini salah alamat, menanyakan tiket berangkat kepada saya. Lalu saya hubungi orang tersebut via telpon. Hasil dari percakapan itu saya sangat kaget apa yang beliau sampaikan, bahwa saya lolos dalam tahap seleksi naskah untuk ke tahap selanjutnya yaitu Workshop Inobel yang akan diadakan di Yogyakarta. Pasca menelpon, saya langsung buka email dan membaca surat undangan yang sudah masuk 2 hari yang lalu. Senang, haru, dan rasa syukur menghiasi hati ini. Waktu maghrib saat itupun menjadi suatu waktu yang tepat untuk mengungkapkan rasa syukur yang tiada tara.

Mungkin ini jawaban Allah SWT. Ketika saya mengharapkan sesuatu itu berlebihan, belum tentu Allah akan menakdirkan. Namun ada yang saya lupakan, itulah taqdir Allah swt yang sebenarnya. Hal yang saya lupakan, akhirnya menjadi senjata semangat saya untuk lebih banyak belajar lagi. Putus asa pun hilang. semangat belajar dan untuk rasa penasaran tentang Inobel pun akan segera terlunasi mengikuti Workshop di Yogyakarta.