Senja Timur Pantai Poiwai 2
#2
Mendengar pernyataan salah seorang anak murid ini membuatku terharu.
“Kalian tidak usah terlalu sedih jika pak guru sudah tidak bertugas di sekolah ini lagi. Di setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Jangan menyesali perpisahan. Tapi sesalilah pertemuan. Jadi kalian berfokuslah untuk belajar yang giat. Kejar cita-cita kalian. Kalau kalian bisa sekolah di Jawa, boleh kita nanti bertemu lagi meski tidak sambil menikmati pantai dan senja yang indah ini”, ujarku sambil mencoba menasehati dan menjawab rasa rindu mereka.
Percakapan singkat dengan salah seorang murid kala itu menjadi menu yang cukup mengharukan dalam menikmati senja di ujung kampung. Obrolan yang tidak penting juga menjadi menu favorit untuk menghabiskan waktu dan mengekspolari rasa. Tidak hanya sebatas obrolan itu. Obrolan tentang nasehat pendidikan dan menentukan masa depan yang baik untuk anak-anak bisa menjadi generasi emas. Bahkan obrolan tentang mereka yang sedang punya pacar.
Sedikit cerita, untuk anak-anak di sekolah atas instruksi dari kepala sekolah bahwa murid-murid SMP dilarang Pacaran. Kalau ketahuan Pacaran maka akan disidang oleh kepala sekolah dan wali murid. Hal ini mengingat sudah banyak sekali efek yang berpengaruh jika anak-anak berpacaran. Utamanya dalam prestasi dan semangat belajar di sekolah. Oleh karena itu, mereka juga kadang sembunyi-sembunyi untuk bisa mengobrol dengan teman yang disukainya. Tetapi dengan suasana santai, mereka kadang menceritakan yang mereka lakukan ini kepadaku. Otomatis bagiku ini adalah kesempatan terbaik untuk menasehati mereka untuk kembali melakukan hal-hal yang positif untuk mengejar masa depan yang baik.
Tak terasa hingga senja hilang dan kembali ke peraduannya diiringi tingginya air pasang. Sekitar pukul 18.00 WIT kami segera akhiri aktivitas tersebut dan kembali ke rumah. Mengingat perjalanan dari bibir pantai sangat gelap karena tidak adanya listrik, kami bergerak dengan agak cepat untuk kembali ke rumah. Apa yang telah saya lakukan ini hampir menjadi sebuah rutinitas di setiap senja. Menghabiskan waktu bersama anak-anak murid. Melakukan peran mendidik yang sebenarnya untuk perubahan sikap dan karakter anak-anak juga. Aktivitas yang saya lakukan ini mengakibatkan cepatnya waktu tersisa. Melepas pikiran atas segala kerinduan yang cukup berat untuk segera pulang ke kampung halaman.
Menikmati Senja Timur di Papua menjadi obat ampuh untuk melepas segala beban pikiran yang ada saat itu. Saat ini semuanya menjadi sebuah kenangan yang mendalam. Kerinduan yang dibayangkan bersama anak-anak saat itu terasa sekarang saat memulai untuk menulis segala kisah yang ada saat itu.
Akankan bisa menikmati keindahan alam tersebut kembali??
Jika tidak, rasa itu bisa dinikmati sekarang dengan kenangan - kenangan indah saat menikmati Senja di Timur Indonesia. Adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sekarang sudah mulai mampu mengobati kerinduan-kerinduan itu. Ditambah sekarang sudah bisa melakukan video call dengan salah seorang yang berada di Poiwai sana. Otomatis masih bisa menikmati suasana yang ada di pantai saat mereka berhasil mendapatkan sinyal internet. Saling berbagi kabar dan salam dengan Bapak Ibu Guru serta masyarakat yang ada di sekitar.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pak Guru yang selalu dinanti oleh siswa-siswi tercinta
kereen. tulisan yang mampu menginspirasi saya. semoga karyanya bermanfaat