SETIAP ANAK PASTI KREATIF
Menyambut Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2020 esok, sedikit sumbangsih Ide atau Gagasan Untuk kemajuan Pendidikan dengan aspek meningkatkan Potensi Kreatif anak untuk Generasi Yang Unggul, Kreatif, Inovatif, dan Solutif.
Kreatif merupakan suatu sikap yang pasti dimiliki oleh setiap Individu manusia. Pada proses Pendidikan, sikap Kreatif ini harus mulai ditanamkan kepada anak usia dini. Sebenarnya kita sudah pernah melakukan beberapa contoh untuk menanamkan kreativitas pada anak namun sudah maksimalkah kita menuntun mereka untuk mulai menanamkan sikap kreatif tersebut.
Berbicara kreatifitas ini seharusnya dapat dibahas secara luas, tidak hanya pada salah satu cabang ilmu tertentu. Anak yang kreatif pada zaman di era 4.0 ini sangat berpeluang sekali untuk cepat unggul. Oleh karena itu kebutuhan di zaman yang sudah sangat canggih ini, mari kita bersama-sama untuk mencoba menanamkan sikap kreatif itu sendiri kepada anak-anak kita baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan Sekolah.
Sudah banyak sekali beberapa konsep-konsep dan teori yang dimunculkan oleh para pakar ahli untuk mengembangkan kreativitas pada anak. Namun kali ini saya akan coba mengambil sebuah konsep sederhana yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari kepada anak-anak kita. Pendekatan Konsep Pengembangan Kreativitas tersebut bernama Konsep 4P, dimana 4P ini merupakan akronim dari Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk. Keempat aspek pengamatan inilah yang dapat kita lihat dan kita lakukan untuk mencoba mengembangkan proses Kreatif pada anak. Hal ini dapat dilakukan jika ada kerjasama dari Orang tua, Anak, dan Guru di sekolah. Mari coba kita simak di bawah ini:
1. Pribadi
Menurut Sternberg (1988), Kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara Intelegensi, Gaya Kognitif, dan Kepribadian. Setiap individu pasti memiliki kemampuan-kemampuan atau bakat yang berbeda beda. Oleh karena itu pengarah (orang Tua atau Guru) harus dapat menemukan kemampuan-kemampuan tersebut melalui pengamatan-pengamatan Intelegensi (Kemampuan verbal, Menyusun strategi, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, mengambil keputusan, dll), Gaya Kognitif (Menciptakan Aturan sendiri, melakukan hal dengan gayanya sendiri, senang menulis, tertarik pada sesuatu jabatan yang kreatif), dan Kepribadian (Keuletan, semangat untuk melakukan prestasi, sikap-sikap yang mendominasi keseharian, dll)
Pada proses untuk mengetahui Potensi Pribadi pada untuk kreatif dapat diamati dari ketiga aspek tersebut. Namun pada intinya pengamatan Pribadi pada anak itu pasti berbeda, perlu adanya tindakan khusus untuk mengetahui Pribadi yang dimiliki si anak.
2. Pendorong
Pendorong dalam hal ini yaitu berupa dukungan untuk melakukan proses Kreatif. Pendorong disini ada 2 macam yaitu Internal dan Eksternal, yang internal yaitu dorongan dari dalam pribadi si anak sedangkan Dorongan Eksternal berasal dari lingkungan sekitar anak. Alangkah baiknya jika terdapat 2 dorongan yang kuat pada si anak, sehingga proses untuk melakukan aktivitas kreatif lebih banyak dan lebih cepat.
Banyak sekali kejadian di sekitar kita yang tidak disadari hanya ada dorongan dari internal saja, atau dari eksternal saja. Oleh karena itu aspek pendorong ini sangat penting sekali diamati pada anak supaya proses untuk mengembangkan kreativitasnya berkembang dengan baik.
3. Proses
Alangkah baiknya jika anak diberi kesempatan untuk menyibukkan dirinya untuk berbuat kreatif, dari yang sederhana dulu. Kemudian Orang tua atau Guru juga memberikan sarana-dan prasarana yang dibutuhkan oleh anak tersebut untuk melakukan aktifitas kreatif. Tidak perlu aktifitas kreatif yang sangat rumit, jika itu masih anak usia dini, cukup kita menyiapkan peralatan-peralatan untuk mewarnai, menulis. Berikan kesempatan mereka menyibukkan dirinya untuk melakukan hal-hal kreatif. Meskipun menurut pengamat yang dilakukan anak itu tidak kreatif karena melakukan hal-hal seperti mencoret bebas, membuat bentuk yang tidak teratur, dll.
Intinya dampingi anak tersebut dan beri kesempatan mereka bersibuk dengan apa yang ingin dia lakukan tanpa harus ada batasan-batasan khusus sehingga anak tidak mau melakukannya lagi.
4. Produk
Proses yang telah dilakukan oleh anak tersebut, pasti akan membuahkan hasil. Terciptanya sebuah produk unik dan menarik dari proses tersebut. Apapun bentuk produk yang dihasilkan oleh anak tersebut harus diapresiasi oleh orang tua atau guru. Jika itu berupa Gambar, Lukisan, kerajinan, atau bentuk 3 dimensi, berikanlah Tempat untuk memamerkan di ruang-ruang yang sering dilewati. Jika berupa video atau audio, menyimpan atau mengupload filenya. Atau menggunakan cara-cara lain. Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa senang dan menggugah anak untuk melakukan kegiatan kreatif lagi.
Keempat aspek ini merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan berulang-ulang untuk menanamkan Sikap Kreatif pada anak. Kenapa Anak kita butuh sikap Kreatif? Sikap kreatif inilah yang menjadikan anak kita memiliki Hard skill dan Soft skill yang akan menjadi kelebihan anak-anak kita dibandingkan dengan individu yang lain.
Masih banyak yang meremehkan hal sepele ini, sehingga generasi kita akan menjadi generasi yang biasa-biasa saja. Tidak memunculkan gagasan atau ide yang kreatif dan inovatif terhadap sebuah permasalahan. Mari kita dapat memulai kebiasaan-kebiasaan kreatif mulai dari lingkungan keluarga terlebih dahulu supaya anak-anak kita menjadi anak yang hebat pada zamannya kelak.
Bangkalan, 1 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar