Pendiam dan kutu buku, benarkah?

Oleh: Ilisya P. indrasari

MA DAARUL ULUUM PUI Majalengka

Pendiam dan kutu buku, mungkin itu yang akan terlintas pertama kali oleh seseorang yang melihat diri saya. Jujur, terkadang saya sendiri malu ketika seseorang bertanya, “seneng baca ya mba?”. Wah… saya kadang hanya bisa tersenyum dan menimpali, “iya mba… Dulu… “

Kacamata tebal yang bertengger di muka saya, memang sudah sangat lama sekali, dimulai sejak kelas 6 sekolah dasar. Entah karna memang waktu itu saya hobi membaca, atau turunan dari orang tua, karena setelah diamati, kedua orang tua saya memakai kacamata.

Dulu saya memang suka baca, tapi komik dan cerpen. Jika sudah baca komik atau cerpen, sampai lupa dengan waktu. Bahkan saya rela tidak jajan, demi terkumpulnya uang untuk menyewa komik, novel, atau cerpen. Refreshing paling menyenangkan bagi saya setelah ujian pada waktu itu adalah masuk kamar, dan baca komik seharian. Itu dulu…

Tetapi sekarang, ketika ditanya, apakah saya senang baca atau tidak, maka saya akan malu sendiri. Intensitas saya membaca saat ini amat sangat jauh dikategorikan sebagai orang yang senang baca. Suka membeli buku, tetapi terkadang tidak terbaca semua. Atau pun jika terbaca, tidak sampai tuntas. Terkadang membaca hanya pada bagian bagian yang diperlukan saja.

Pendiam…

ya… itu memang benar. Saya merasa dan sadar diri, bahwa saya adalah seorang yang pendiam. Saya termasuk orang yang tidak bisa berbicara aktif ketika banyak orang atau dengan orang yang baru dikenal. Saya bukan orang yang pandai mencari topik pembicaraan. Ya… itulah saya…

Terkadang ketika ngobrol lepas dengan orang lain pun, kata kata yang sering keluar dari mulut saya hanya, “o… gitu… “, “iya ya… “, “nggak… “, kata2 pendek yang ringkas dan netral.

Mungkin bisa dihitung dengan jari, orang yang bisa berbicara lepas dengan saya, dan saya bisa berbicara tanpa beban.

Walaubagaimanapun, saya sangat bersyukur dengan apa yang ada dalam diri saya. Ke-pendiam-an saya, pasti ada sisi positif dan negatif nya. Saya akan berusaha memperkecil sisi negatifnya dan memperbesar sisi positif nya.

Saya berusaha, anggapan orang bahwa saya suka membaca, jangan hanya menjadi anggapan awal ketika seseorang bertemu dengan saya dan kemudian memudar seiring kedekatan. Jangan sampai senang membaca, hanya menjadi kenangan dimasa kecil, yang menarik diceritakan saat ini, tetapi hanya menjadi cerita kenangan.

Bergabungnya saya dengan komunitas ini adalah untuk memperbesar sisi positif ke-pendiaman-an saya, dan memunculkan kembali semangat membaca dalam diri saya. Saya berharap rasa ‘refreshing yang paling menyenangkan dengan membaca' itu muncul lagi saat ini, bukan hanya sekedar kenangan terindah.