Illah nafilah,s.pd

Berusahalah tuk menjadi lebih baik setiap hari...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tanamkan Sifat Jujur Sejak Dini

Tanamkan Sifat Jujur Sejak Dini

Tanamkan Sifat Jujur Sejak Dini

Oleh : Illah Nafilah

Dalam menempuh kehidupan di dunia ini, manusia memiliki tiga modal utama, yakni kerja keras, jujur dan keteguhan dalam beragama. Mengapa tiga hal ini menjadi modal utama kehidupan?

Karena manusia bukan hanya sebagai makhluk sosial yang dalam hidupnya selalu bertatap muka dan berinteraksi dengan orang lain, akan tetapi yang tidak kalah penting dari hal itu yakni bahwa manusia adalah hamba yang diciptakan Robb nya. Manusia sebagai seorang hamba memiliki tugas dan kewajiban yang paling penting yaitu beribadah kepada Tuhan Pencipta alam semesta ini.

Berbicara tentang tiga komponen penting dalam kehidupan manusia, tentunya tidak terlepas dari perannya sebagai makhluk sosial ini.

Yang pertama kerja keras.

Kerja keras merupakan salah satu modal utama dalam kehidupan. Apapun profesi dan kedudukan kita di tengah-tengah masyarakat, sifat dan sikap Pekerja keras haruslah ditanamkan, dan sangatlah di perlukan.

Mengapa demikian?

Karena jika kita bekerja namun tidak dengan kesungguhan, maka akan menghasilkan karya yang kurang maksimal. Dimanapun dan apapun profesi dan pekerjaan kita.

Andai kita ditakdirkan memiliki sepuluh orang karyawan. Lalu dari sepuluh orang tersebut ada dua orang yang jika bekerja datang terlambat, atau pulang cepat tidak sesuai waktu, apakah kedua karyawan ini akan lama menjadi karyawan kita?

Tentu tidak bukan?

Oleh sebab itu, marilah kita bersungguh-sungguh dan bekerja keras di semua pekerjaan yang kita miliki. Semoga dengan demikian kita dapat menghasilkan pekerjaan yang bermutu dan tentunya bermanfaat bagi orang banyak.

Yang kedua Jujur.

Jujur dan kejujuran merupakan salah satu modal utama dalam kehidupan yang menyertai kerja keras. Jika saja Anda bekerja keras siang dan malam, kepala jadi kaki, dan kaki jadi kepala, namun kejujuran tidak anda miliki, akankah sukses bisa di raih?

Kejujuran terkait erat dengan tanggungjawab. Bukan hanya tanggungjawab terhadap atasan dan diri sendiri serta masyarakat, akan tetapi juga tanggungjawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Kejujuran inilah yang harus ditanamkan sebenar-benarnya kepada anak-anak kita, generasi penerus estafet perjuangan bangsa.

Korupsi yang berkembang saat ini, bak jamur bersemi di musim hujan. Menandakan sifat dan sikap kejujuran sudah terkikis di dalam hati sanubari. Maka mari kita ajarkan kepada anak-anak kita, tentang pentingnya kerja keras dan kejujuran dalam menempuh hidup ini.

Lantas apakah kita kan mengungkapkan tentang korupsi kepada mereka?

Tentu tidak bukan?

Yang harus kita fahamkan kepada mereka tentunya sesuai dengan tingkatan usia anak-anak yang kita hadapi. Baik di sekolah dasar maupun di sekolah lanjutan, ataupun kita yang berhadapan langsung dengan anak-anak kita di rumah.

di usia sekolah dasar,mungkin kita bisa menjelaskan tentang bahayanya mencontek ulangan harian atau saat ulangan semester.

Terlihat sepele memang, tetapi jika kita runut kejelekan dari mencontek hasil kerja kawan, akan terungkap kejelekan-kejelekan yang mengikutinya. Diantara kejelekan itu antara lain malas belajar, tidak memiliki tanggung jawab pribadi, tidak percaya diri, tidak memiliki ilmu yang diberikan oleh Guru padanya, tidak memiliki rasa malu. Malu pada diri sendiri, malu pada Guru, malu pada kawan yang diconteki, dan tidak malu pada Allah Subhanahuwata'ala.

Jika hal kecil ini (mencontek) sudah menjadi kebiasaan, bukan mustahil kedepan tercipta koruptor-koruptor baru, Na'udzubillaah.

Ketiga keteguhan dalam beragama.

Keteguhan dalam beragama terkait erat dengan keimanan kita kepada Allah Subhanahuwata'ala, Tuhan Yang Maha Esa.

Kita harus menanamkan sikap bahwa manusia hidup karena diciptakan oleh Allah Subhanahuwata'ala, dan dalam kehidupannya selalu diawasi oleh Allah Subhanahuwata'ala di setiap waktunya. Hal ini harus kita tanamkan kapada anak-anak kita.

Jika saja mereka sudah menerima dan memahami hal ini, tentunya mereka tidak akan mencontek, karena Allah Subhanahuwata'ala Maha Melihat apapun yang dikerjakan oleh hamba-Nya.

Jika saja tiga hal ini disadari oleh setiap diri, orang tua dan Guru, lalu menerapkannya secara bersama-sama, maka korupsi tidak akan tumbuh subur lagi di bumi Pertiwi ini. Bibitnya tidak akan tumbuh subur, dan lama kelamaan akan mati, karena tingkat kesadaran dan keimanan yang semakin tinggi.

Semoga.

Profil Penulis

Penulis bernama Illah Nafilah,S.Pd lahir di Indramayu, pada tanggal 22 Maret 1974. Saat ini berdomisili di desa Titian resak Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau dan bertugas sebagai kepala sekolah di SD Negeri 021 Berapit.

Penulis telah memiliki buku solo sebanyak 7 judul antara lain "Ajarkan Aku Menjadi Istri Idaman" (Mediaguru) "Aku Tersungkur di HadapanMu" (Mediaguru), "Bingkai Rindu Sakura ku" (Mediaguru), "Pantun Mutiara Indragiri Hulu"(Mediaguru), "Di Pintu Taubat" (Perruas), "Asiknya Menyanyi Lagu ASEAN" (RK), dan "Ku Relakan Hidup Tanpa Rahim" (Mediaguru).

Penulis juga telah memiliki buku antologi kurang lebih 80 judul yang ditulis bersama rekan-rekan di Media Guru Indonesia, Perkumpulan Rumah Seni Asnur Jakarta, Komunitas Dakwah Bil Qolam (S7P), Forum Lingkar Pena Riau, Forum Sastra Hijau Riau, juga mudahmenulis.id, dan Forum Indonesia Mudah menulis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah

27 Jun
Balas



search

New Post