Ilman Fatuh Rahman A.F

Baca, Tulis, Amal...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bahaya Laten

Bahaya Laten "Valentine Day"

Bahaya Laten “Valentine Day”

Oleh: Ilman Fatuh Rahman A.F

Guru SMPN 4 Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Pemerintah kota Depok baru-baru ini mengeluarkan surat edaran pelarangan perayaan “valentine day” yang diperingati tanggal 14 Februari. Untuk diteruskan ke semua satuan pendidikan hingga ke tingkat akar rumput yaitu para siswa di sekolah. Sudah diketahui bersama bahwa demam perayaan hari kasih sayang ini semakin menyeruak ke permukaan dan disenangi anak-anak remaja.

Namun, ada fakta mencengangkan terkait selebrasi terlarang ini dapat kita ketahui dari media yang menerangkan bahwa aktivitas muda-mudi yang begitu dekat dengan pergaulan bebas. Angka keterhunian hotel terutama di kelas melati biasanya mengalami tren kenaikan, dengan remaja anak baru gede (ABG) sebagai pemesannya. Laris manisnya penjualan alat kontrasepsi di apotik atau minimarket karena memang di jual bebas. Siapa saja bisa membelinya termasuk para remaja. Maka kesimpulan kita bermuara pada dugaan perilaku seks bebas di luar nikah yang mereka lakukan.

Belum lagi terbiasanya perilaku tidak sesuai agama, norma dan budaya bangsa Indonesia terkait perayaan valentine dimana anak-anak menamakan dirinya sebagai pergaulan anak zaman now, yaitu pacaran. Pola hubungan psikologis yang awalnya dianggap benar dalam kaca mata hawa nafsu, lama-kelamaan akan menuntut pola hubungan yang bersifak fisik. Dalam ajaran agama pola ini disebut perbuatan mendekati zina, misalnya berduaan (khalwat), berpegangan tangan, berpelukan dan aktivitas lainnya yang lebih miris dari itu. Disamping terlarang berdasarkan norma agama, perilaku ini tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa Indonesia yang mengenal istilah “pamali” saat seseorang menjalin kasih diluar pernikahan. Pamali yang sudah hilang ditelan faham kebebasan.

Bukankah fenomena ini memang benar adanya terjadi di kalangan anak didik atau bahkan anak kita sendiri? Kita sebagai pendidik di rumah sekaligus pendidik di sekolah memiliki tanggung jawab besar membentengi mereka dari perayaan kasih sayang yang salah kaprah ini.

Langkah preventif melalui edukasi menjadi penting untuk membekali anak didik kita terhindar dari jurang kemaksiatan antara muda mudi yang merusak. Ada perang yang sangat besar dan melibatkan semua fihak yang concern terhadap adab pergaulan sesuai titah agama. Perang yang dimaksud adalah perang pemikiran (ghozul fikri), bukankan valentine day merupakan salah satu amunisi perang yang dimuntahkan oleh dunia barat untuk menghancurkan pemikiran atau budaya bangsa kita? Sehingga kita terbuai oleh kebahagiaan semu berkedok kasih sayang. Dengan begitu kerusakan mental dan pemikiran generasi muda bangsa ini selanjutnya akan menciutkan passion mereka yang semestinya fokus pada prestasi, visioner membangun potensi demi mencapai cita-cita hingga akhirnya hancurlah generasi penerus bangsa.

Langkah konkrit lainnya adalah diupayakan oleh sekolah dengan melarang segala kegiatan yang bertajuk perayaan hari valentine baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Selanjutnya langkah kuratif, melalui bimbingan dan konseling bagi mereka yang terlanjur mengamini segala bentuk pola pergaulan amoral. Mulai dari keluarga di rumah dan guru di sekolah agar mengawasi anaknya dengan ketat saat bergaul. Walaupun memang butuh waktu dan usaha keras untuk mengatasinya.

Oleh karena itu nota kesepahaman semua fihak tentang bahaya laten perayaan hari kasih sayang ini, penting untuk ditindaklanjuti dengan membangun nota kesepahaman antara guru dan siswa, serta orang tua dan anak sebagai garda terdepan. Melalui upaya preventif dan kuratif tersebut semoga mampu membendung arus negatif perayaan “valentine day”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post