Petaka Kaum Nabi Luth
Petaka Kaum Nabi Luth
Ilman Fatuh Rahman A.F
Betapa besarnya kerusakan yang diakibatkan oleh dosa homoseksual, sampai-sampai bumi pun akan berguncang. Para malaikat akan lari ke ujung langit dan bumi bila mereka menyaksikannya. Mereka takut tertimpa azab yang dijatuhkan kepada pelakunya yang akhirnya akan mengenai mereka juga. Bumi pun berteriak melapor kepada Tuhannya Yang Mahaberkah dan Mahaagung. Hampir-hampir gunung pun berhamburan meninggalkannya.
Kita mungkin berfikir, mengapa petaka kaum Nabi Luth ini sampai sedemikian besar? Alasannya pernah Rasulullah saw sampaikan melalui hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, bahwasanya beliau bersabda: “Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan sebagaimana yang telah dilakukan oleh kaum Nabi Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth, dan Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth”. (HR Nasa’i).
Dalam hal ini, Nabi saw belum pernah menyampaikan hadis yang menerangkan pelaku zina yang disampaikan sampai tiga kali dalam satu hadis. Nabi telah melaknat orang yang senantiasa melakukan dosa-dosa besar. Akan tetapi ucapan laknat itu tidak pernah disampaikan lebih dari satu kali. Di sini Nabi mengulang-ngulang laknat pelaku homoseksual (liwath), bahkan memperkuatnya sampai tiga kali.
Sementara untuk lesbian (sihaaq) dihukumi sama dengan perzinaan, telah disebutkan dalam hadis marfu’, Rasulullah saw bersabda “Jika seorang seorang wanita menggauli wanita lain, maka mereka telah melakukan perzinaan”. Dalam konteks kekinian ada perilaku menyimpang lainnya yaitu biseksual dan transgender. Biseksual bermakna bisa memiliki hubungan emosional dan seksual baik dengan laki-laki maupun perempuan. Sedangkan transgender adalah ketidaksamaan identitas gender dengan alat kelaminnya, sampai-sampai merubah alat kelaminnya. Dari semua pengertian tersebut lesbian, gay, biseksual dan trangender (LGBT) memiliki sebuah kesamaan makna yaitu mencari kesenangan baik fisik maupun psikologis dengan melakukan hubungan sesama jenis.
Allah memperkuat kekejian perbuatan liwath dengan menjelaskan bahwa perbuatan ini belum pernah dilakukan seorang pun di dunia ini sebelumnya (QS Al A’raf: 80). Kemudian Allah memperkuat kembali ayat tersebut dengan menjelaskan bahwa perbuatan homoseksual itu menjijikan hati, telinga enggan mendengarnya, dan naluri pun sangat membencinya, yakni jika seorang lelaki telah menggauli sesama laki-laki sebagaimana ia menggauli perempuan.
Allah memperingatkan mereka bahwa faktor yang mendorong mereka untuk melakukan perbuatan itu hanyalah sekadar menuruti hawa nafsu, bukan karena suatu kebutuhan yang menyebabkan seorang lelaki senang kepada seorang wanita dan untuk memperoleh keturunan yang dapat melestarikan kehidupan makhluk yang paling mulia ini (manusia). Demi menjaga kehormatan wanita serta menjadikan lelaki sebagai pemimpin rumah tangga.
Sementara dengan perkawinan lain jenis, maka lahir seseorang yang dikasihi Allah yaitu para nabi, para wali, dan orang-orang mukmin yang jumlahnya banyak sehingga nantinya akan menjadi kebanggaan Nabi saw. Sedangkan kerusakan yang ditimbulkan perilaku LGBT sangat bertentangan dengan semua ini. Kerusakan yang ditimbulkannya sangat banyak dan mengundang azab, bukan hanya datang bagi pelakunya saja melainkan bagi siapapun juga yang melakukan pembiaran, terlebih lagi mendukung perilaku menyimpang ini. Allah sendiri menamai mereka dengan sebutan “kaum perusak” (QS Al Ankabut: 30).
Perbuatan tersebut memutarbalikan fitrah Allah yang telah diciptakan yaitu mencintai lawan jenis. Karena itulah Allah SWT lalu menjungkirbalikkan negeri mereka, yang di atas menjadi di bawah. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk negeri (Sodom) ini. Sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zalim (QS Al Ankabut: 31). Selanjutnya Allah swt berfirman “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang bertubi-tubi. (QS Hud: 82).
Azab serupa Allah turunkan kepada penduduk Pompei, yang merupakan simbol kerusakan akhlak kekaisaran Romawi, dimana merupakan pusat perzinaan dan homoseksual. Kehancuran Pompei terjadi melalui letusan gunung berapi Vesuvius di Italia, membumi hanguskan penduduk kota dengan sangat mendadak dalam sekejap, tak seorang pun mampu meloloskan diri dari letusan Vesuvius ini.
Kejadian yang menimpa kaum menyimpang tersebut oleh Allah SWT dijadikan peringatan bagi seluruh alam, sebagai mau’idah bagi yang bertakwa dan sebagai bahan renungan bagi orang yang melakukan perbuatan kaum Luth. Sebagai rujukan bagi segenap pemangku kepentingan di negeri ini untuk segera membuat payung hukum yang mengatur keberadaan kaum perusak ini. Marilah kita berdoa agar senantiasa terlindung dari perilaku fahisyah ini, sebagaimana Rasulullah saw panjatkan “Ya Tuhanku, tolonglah aku atas kaum yang berbuat kerusakan.” (QS Al Ankabut: 30). Wallahu a’lam bis-shawab!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selamat ya Pak, bisa tembus media..
Alhamdulillah, salam kenal bu dari Lembang.hehe
boleh berbagi tips nya biar bisa dibaca banyak orang??
Alhamdulillah, salam kenal bu dari Lembang.hehe
Saya berbagi di FB Pak
ok terimakasih. karena aku mah apa atuh.hehe
Sudah bisa tembus media itu sesuatu Pak boleh ditularkan ilmunya Saya tembus media untuk opini baru bisa dihitung dengan jari