Profil Guru Era Milenial
Oleh Ilman Fatuh Rahman "Profil Guru Era Millenial" (Forum Guru Koran PR 23/11/2017)
Dalam Forum Sosialisasi Penumbuhan Budi Pekerti yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat 20 hingga 21 November 2017, diikuti oleh 150 guru didapati sebagian guru belum fasih memahami konsep generasi millenial. Generasi millenial adalah generasi yang dilahirkan pada kisaran tahun 1980-2000, generasi masa kini yang berusia 15-34 tahun. Esensinya, generasi millenial merupakan generasi yang lahir dan hidup di era digital yang memanfaatkan media informasi dan teknologi dalam kehidupannya. Selanjutnya, menjadi suatu keharusan bagi guru untuk memahami karakter generasi digital. Hal ini sangat penting agar guru mampu memposisikan diri sebagi pendidik yang dipandang ideal dimata peserta didik. Profil guru yang mendapatkan kepercayaan untuk memberikan taktik dan strategi pembelajaran yang berdaya guna. Layaknya seorang pelatih sepak bola yang dipercaya secara penuh oleh anak asuhnya meracik formasi pemain kemudian menentukan pola permainan yang tepat sesuai karakter kesebelasannya agar mampu meraih kemenangan di akhir pertandingan. Selanjutnya, diantara karakter generasi millenial yang khas dan harus difahami pendidik adalah sangat gandrung dengan gawai pintar dan berselancar di dalamnya .Selanjutnya generasi masa kini tidak menyukai komunikasi satu arah, kurang menyukai bacaan konvensional seperti buku, serta lebih tahu dan mahir teknologi dibanding orang tua termasuk gurunya. Profil guru zaman now harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman untuk menjaga marwah kedaulatan seorang guru. Profil guru era millenial yang dimaksud adalah: pertama, melek digital. Hadirnya guru di dalam kelas bersama laptop akan memberi angin segar bagi siswa. Bukan tanpa alasan, karena umumnya ada pembelajaran menarik yang akan disajikan oleh sang guru, semisal media power point dan video. Urgensinya adalah guru harus memiliki kemampuan menggunakan alat-alat digital, dan kecakapan prilaku dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi. Kemampuan mengoperasikan komputer menjadi keharusan, justifikasinya adalah memudahkan guru dalam menjalankan tugas dan fungsi profesinya, semisal penyusunan RPP dan pengolahan nilai. Keterampilan digital lainnya adalah menjelajahi dunia maya dan akses surat elektronik. Adapun fakta di lapangan masih banyak guru yang belum melek digital menjadi PR besar untuk ditingkatkan kapasitasnya. Kedua, memanfaatkan gawai pintar sebagai sumber belajar dan komunikasi pembelajaran. Misalnya media sosial, jangan sampai kita disebut guru “cupu” dikarenakan tidak memiliki medsos. Tujuannya untuk menjalin gaya komunikasi yang efektif terkait pembelajaran atau konseling di luar dunia nyata. Ketiga, menyuguhkan pembelajaran yang menyenangkan dan penuh makna (joyful and meaningful), siswa generasi now tidak layak disuguhi metode ceramah. Paradigma pembelajaran masa kini harus memberikan keleluasaan siswa berperan aktif. Intinya harus memenuhi unsur “MIKIR” yaitu melakukan atau mengamati, interaksi , komunikasi ke segala arah dan refleksi. Keempat, guru harus menjadi role model. Generasi digital identik pula dengan pandangan rasional, apa yang dilihat, didengar, dirasa akan melahirkan persepsi. Membentuk persepsi yang baik sangat penting ditunjukkan melalui keteladanan. Bahayanya ketika ada kesenjangan antara ucapan dan perbuatan maka akan melunturkan loyalitas pembelajaran sang anak. Kelima, guru sebagai pembelajar sepanjang hayat. Guru harus terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan teknik mengajarnya. Memaksimalkan gawai pintar untuk mengakses informasi sebanyak-banyaknya agar tidak kalah tahu dibandingkan anak didiknya dan mendownload aplikasi keperluan guru semisal Edmodo dan ClassDojo.Pada muaranya, profil guru yang memiliki kapasitas mumpuni diharapkan mampu menghadapi tantangan generasi millenial sehingga melahirkan generasi yang cerdas berkarakter.
Penulis, Wakil Kepala SMP Negeri 4 Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar