ASI Merupakan Hak Seorang Bayi
Banyak sekali hak-hak anak dari orang orang tuanya, salah satunya mendapatkan ASI selama dua tahun dari bundanya. Alhamdulillah kedua kakaknya telah mendapatkanya ASI selama dua tahun penuh. Saya baru menyapih mereka setelah ulang tahun mereka yang kedua. Begitu juga keinginan saya untuk memenuhi hak anak saya yang ketiga ini.
Selama saya mengajar, untuk dapat tetap memberikan ASI pada bayi saya, maka setiap hari saya memompa ASI dan menyimpannya di kulkas. Namun sejak kejadian bayi saya diberi pisang oleh pengasuhnya, yang berakibat bayi saya sakit sekarang bayi saya dan pengasuhnya saya ajak ke sekolah. Saya tidak mau kejadian yang membahayakan tersebut terulang lagi, karena dia jauh dari pengawasan saya.
Untungnya pengasuh baru yang menggantikan pengasuh tersebut, rumahnya dekat dengan tempat saya mengajar. Sehingga bayi saya bisa beristirahat di sana dan saat jam istirahat saya akan menemuinya untuk memberikan ASI. Terkadang bayi saya beristirahat di ruang UKS sekolah. Dengan demikian lebih dekat bagi saya untuk memberikan ASI padanya. Saya bersyukur teman-teman dan kepala sekolah juga mendukung usaha saya memberikan ASI pada bayi saya, karena mereka tahu bayi saya tidak bisa meminum susu formula.
Tapi usaha memenuhi hak bayi saya untuk selalu mendapatkan ASI tak selamanya berjalan lancar tanpa tantangan. Suatu hari saya dipanggil kepala sekolah, beliau menyampaikan surat panggilan untuk saya agar mengikuti diklat di Denpasar selama seminggu.
Jarak tempat diklat dari rumah saya sekitar 3 jam perjalanan. Ini menjadi kendala bagi saya. Tentu tidak mungkin tiap hari saya bolak-balik untuk menyusui bayi saya. Karena itu saya meminta kepala sekolah untuk mencari pengganti saya. Namun menurut kepala sekolah, peserta diklat tidak bisa digantikan karena sudah ditunjuk dari pusat.
Akhirnya saya menyampaikan bila panitia diklat mengizinkan saya membawa bayi dan pengasuhnya maka saya bisa mengikuti diklat karena tidak mungkin saya meninggalkan bayi saya. Hal itu ditanyakan oleh kepala sekolah pada panitia diklat dengan menjelaskan kondisi saya. Alhamdulillah mereka mengizinkan.
Akhirnya saya bisa mengikuti diklat dengan membawa serta bayi dan pengasuhnya. Kami disediakan satu kamar. Sehingga saya bisa tetap memberikan ASI dan mengawasi bayi saya disela-sela kegiatan diklat.
Satu kejadian yang mungkin tidak akan saya lupakan semumur hidup adalah disaat kami sedang mengikuti kegiatan diklat di kelas, terjadi gempa. Kelas kami berada di lantai tiga, sehingga gempanya terasa sangat kuat. Sementara itu bayi saya dan pengasuhnya sedang berada di kamar yang terletak di lantai satu. Tanpa menunggu peringatan dari instruktur, saya langsung keluar dan menuruni tiga anak tangga sekaligus untuk cepat sampai di kamar, karena saya kepikiran kondisi bayi saya dan pengasuhnya.
Saat sampai di kamar saya lihat pengasuh sedang menggendong bayi saya untuk menidurkannya. Saya sangat kaget melihat pengasuh tenang-tenang saja di dalam padahal tadi terjadi gempa yang cukup kuat. Menurutnya, dia tidak merasakan goncanan sehingga tidak tahu kalau ada gempa.
Akhirnya saya segera mengajak mereka keluar gedung. Benar saja tak lama setelah kami sampai di luar, kembali terjadi gempa susulan. Saya sampai gemetar membayangkan bila gedung tersebut runtuh sedang bayi saya dan pengasuhnya ada di dalam. Syukurnya tidak ada kerusakan yang terjadi. Dan kegiatan diklat dilanjutkan kembali.
Upaya saya memberikan ASI pada bayi saya mendapat dukungan yang positif dari teman-teman peserta diklat dan panitia. Tentu hal ini sangat mengembirakankan saya sehingga saya dapat menyelesaikan kegiatan ini dengan baik.
Mengapa saya sangat kekeh tidak memberika susu formula pada bayi saya, selain memang sudah tekad kami sebagai orang tua untuk memenuhi hak anak. Hal itu disebabkan karena saya tahu bahwa makanan yang terbaik untuk bayi adalah ASI ibunya. Makanan ini yang paling sesuai untuk pertumbuhan sel-sel bayi karena Allah sendiri yang menyusun formulanya. Tiada keraguan padanya karena disampaikan sendiri oleh Allah dalam kitabnya yang tidak ada keraguan pada isinya.
Sebagaimana tertulis dalam Surat Al-Baqarah ayat 233 bahwa menyusui selama dua tahun akan menyempurnakan masa penyusuan.
“Dan bagi para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
Kajian ilmiah tentang kandungan ASI yang menjadikannya makan yang terbaik untuk bayi adalah ASI merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik karena ASI mengandung zat gizi, hormon, faktor kekebalan tubuh, anti alergi, dan anti inflamasi. ASI mengandung hampir 200 unsur zat makanan.
ASI lebih mudah dicerna dibandingkan susu formula. Bayi yang menerima ASI, lebih kecil risikonya untuk mengalami sembelit maupun perut bergas. Beberapa penelitian menyimpulkan, bahwa pemberian ASI berefek positif pada kemampuan kognitif anak. Kandungan ASI mengalami perubahan sesuai kebutuhan bayi, perubahan itu terjadi secara alamiah.
Pemberian ASI juga terbukti menurunkan risiko sejumlah penyakit, seperti diabetes, obesitas, pneumonia, ISPA, hipertensi, malnutrisi, hingga kanker. Dengan pemberian ASI, sistem pencernaan hingga otak bayi akan terbentuk dan berkembang dengan optimal. Sejumlah penelitian menunjukkan, bayi ASI memiliki IQ lebih tinggi dibanding bayi yang tak mendapat ASI. Selain itu, ASI juga akan meningkatkan bonding atau ikatan antara ibu dan bayi. Semua kelebihan ini tidak bisa didapatkan dari susu formula. Dengan pemberian ASI saya selalu memastikan anak saya mendapatkan nutrisi terbaiknya untuk proses tumbuh kembang yang optimal.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar