Dilema
Masa itu, usia saya masih sangat muda, tapi jodoh telah datang menyapa. Sedang diri masih kuliah. Pertimbangannya saat itu sangat berat. Tapi memperhatikan apa yang disampaikan oleh calon ayah mertua yang mengatakan bahwa anaknya sudah masuk masa usia menikah karena sudah mendekati usia tiga puluh tahun. Sedang dari pihak kerabat bertanya terus kapan anaknya akan menikah, bila belum ada jodoh mereka meminta akan menjadikannya menantu. Itulah sebabnya ayah mertua bertanya apakah saya serius menjalin hubungan untuk segera berumah tangga?
Ini menjadi dilema, kuliah belum selesai sedangkan seseorang yang dianggap bisa menjadi imam dalam sebuah mahligai rumah tangga sudah saatnya berumah tangga. Saya coba istikharah, mohon pertimbangan pada sang pencipta. Allahlah yang tahu seperti apa kehidupan saya ke depan. Semua sudah tercatat di dalam lauh mahfud. Saya meminta jika ini yang terbaik maka dekatkan dan mudahkanlah. Jika bukan yang terbaik maka jauhkanlah.
Berhari-hari saya coba meminta petunjuk Allah, tapi kecendrungan hati saya dituntun untuk menerima lamaran itu. Maka saya sampaikan niat saya dan calon suami pada orang tua saya. Mereka semula cukup kaget. Mengapa saya memutuskan akan menikah sedangkan pendidikan belum selesai. Saat itu saya sampaikan calon suami tidak akan melarang saya untuk melanjutkan kuliah meski kami sudah menikah. Melihat kemantapan hati saya akhirnya orang tua menyetujuinya.
Maka Bapak calon mertua bersurat pada Ayah saya tentang maksud keluarganya akan meminang saya. Cara bersurat dilsayakan karena keluarga kami memang terpisah jarak yang sangat jauh. Ayah mertua di jawa timur sedangkan orang tua saya di ranah minang. Setelah saling berbalas surat dan mereka sudah saling memahami. Calon suami bertandang ke Batusangkar seorang diri untuk melamar saya. Alhamdulillah lamaran suami diterima. Maka kedua pihak keluarga menentukan hari H untuk pelaksanaan akad nikah dan resepsi.
Menunggu hari H, saya masih tetap bekerja dan kuliah di Surabaya. Masa itulah yang saya gunakan untuk banyak instrospeksi diri dan berusaha memperbaiki nya bila ada yang belum benar. Saya juga bertanya apakah saya bisa nanti menjadi ibu yang baik bagi anak-anak saya kelak? Bisakah saya mendidiknya sehingga mereka menjaga anak yang berguna?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar