Ilma Wiryanti

Ilma Wiryanti, mengajar adalah aktivitas sehari-hari saya. Namun saya punya hobi menulis dan berkebun. Hal yang juga menarik minat saya adalah masalah lingkunga...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hantu di Istana Topkapi (10) Kumpulan Cerpen Rembulan di Atas Hagia Sophia
Istana Ottoman Top Kapi

Hantu di Istana Topkapi (10) Kumpulan Cerpen Rembulan di Atas Hagia Sophia

Hantu di Istana Topkapi (10)

Cahaya rembulan mengintip melalui jendela kaca patri, menari-nari di atas lantai marmer dingin Istana Topkapi. Angin malam berbisik lembut, membawa serta aroma bunga tulip yang samar. Di sudut ruangan, seorang mahasiswa sejarah Indonesia bernama Adi tengah tenggelam dalam tumpukan buku dan manuskrip kuno. Matanya berkaca-kaca, menatap sebuah lukisan potret Sultan Suleiman yang megah.

Istana Topkapı, terletak di dekat Bosporus, Istanbul, Turki, merupakan sebuah bangunan istana yang sangat megah. Selama lebih dari 600 tahun, istana ini menjadi pusat kekuasaan Kekaisaran Ottoman, menyaksikan naik turunnya dinasti, dan menjadi saksi bisu dari peristiwa-peristiwa bersejarah yang membentuk dunia.

Adi sedang melakukan penelitian untuk tesisnya tentang kehidupan sehari-hari di istana Ottoman itu. Ia sudah berminggu-minggu menghabiskan waktu di perpustakaan istana, membaca dokumen-dokumen bersejarah dan menjelajahi setiap sudut bangunan megah ini.

Udara malam Istanbul begitu dingin, menusuk tulang, namun tak mampu meredam detak jantungnya yang bergemuruh.

"Sebuah tempat yang penuh sejarah," gumam Adi, matanya terpaku pada manuskrip kuno di hadapannya. Tulisan kaligrafi Ottoman mengalir indah di atas kertas perkamen, menceritakan kisah-kisah para sultan dan selir yang pernah menghuni istana megah ini.

Sejak kecil, Adi memang memiliki ketertarikan yang mendalam pada sejarah, terutama sejarah Islam. Dan kini, ia berkesempatan untuk meneliti langsung di pusat peradaban Islam pada masanya. Namun, di balik keindahan dan kemegahan Istana Topkapi, ada juga cerita-cerita mistis yang beredar dari mulut ke mulut.

"Konon, istana ini dihuni oleh arwah para sultan dan selir yang tak tenang," ujar Mustafa, penjaga perpustakaan yang sudah bekerja selama puluhan tahun. "Mereka sering terlihat berkeliaran di malam hari, terutama di ruangan-ruangan yang jarang dikunjungi."

Adi hanya tersenyum menanggapi cerita Mustafa. Ia lebih percaya pada fakta sejarah daripada mitos dan legenda.

"Adi, sudah larut. Lebih baik kau istirahat," ujar Mustafa, penjaga perpustakaan yang sudah ia anggap seperti paman.

"Sebentar lagi, Pak Mustafa," balas Adi sambil menunjuk sebuah catatan kaki yang menarik perhatiannya. "Saya rasa ada sesuatu yang menarik di sini."

Adi tidak terlalu percaya dengan cerita-cerita hantu. Namun, saat ia kembali fokus pada bacaannya, bulu kuduknya tiba-tiba meremang. Ia mendengar suara langkah kaki pelan mendekat, seperti ada seseorang berjalan di belakangnya. Ia mulai merasakan hal-hal aneh. Suara langkah kaki makin terdengar di lorong-lorong kosong, pintu-pintu terbuka dengan sendirinya, dan sesekali ia melihat bayangan samar-samar bergerak di sudut mata.

Adi menoleh, namun tidak ada siapapun. Ia menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri. Mungkin hanya tikus atau suara angin malam, pikirnya.

Namun, suara itu kembali terdengar, kali ini lebih jelas. Adi merasakan hawa dingin menusuk kulitnya. Ia perlahan-lahan berdiri dan berbalik.

Di balik pintu besar yang tertutup rapat, terlihat bayangan seorang wanita berpakaian tradisional Ottoman. Wajahnya pucat dan matanya menatap kosong ke arah Adi. Wanita itu perlahan-lahan mendekati Adi, langkahnya anggun namun menyeramkan.

Adi terpaku di tempat. Jantungnya berdebar kencang. Ia ingin berteriak, tapi suaranya tercekat di tenggorokan.

"Siapa kamu?" tanya Adi dengan suara bergetar.

Wanita itu tidak menjawab, hanya terus menatapnya dengan tatapan kosong.

Adi berusaha mundur perlahan, namun kakinya terasa seperti terpaku di lantai. Tiba-tiba, lampu-lampu di perpustakaan padam. Ruangan menjadi gelap gulita, hanya suara angin malam yang terdengar.

Adi meraba-raba dinding, mencari saklar lampu. Tangannya menyentuh sesuatu yang dingin dan basah. Ia menjerit ketakutan.

Saat lampu kembali menyala, wanita itu sudah menghilang. Hanya ada buku-buku dan manuskrip yang berserakan di lantai.

Keesokan harinya, Adi menceritakan pengalamannya kepada Mustafa. Mustafa mendengarkan dengan serius.

"Mungkin itu roh salah satu putri sultan," kata Mustafa. "Konon, ada beberapa putri yang meninggal secara tragis di istana ini dan arwah mereka masih bergentayangan."

Adi merasa bulu kuduknya kembali meremang. Ia mulai percaya bahwa ada sesuatu yang aneh di istana ini.

Hari demi hari, Adi terus mengalami kejadian-kejadian aneh. Ia sering mendengar suara langkah kaki, melihat bayangan-bayangan misterius, dan bahkan merasakan sentuhan dingin di punggungnya.

Suatu malam, saat Adi sedang tidur di kamar hotel, ia terbangun karena mendengar suara tangisan seorang wanita. Suara itu sangat menyayat hati. Adi segera bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar.

Ia mengikuti suara tangisan itu hingga sampai di sebuah ruangan kosong. Di tengah ruangan itu, ia melihat sosok wanita yang sama seperti yang dilihatnya di perpustakaan. Wanita itu duduk di lantai, memeluk lututnya sambil menangis.

Adi perlahan-lahan mendekati wanita itu. "Siapa kamu? Kenapa kamu menangis?" tanya Adi dengan lembut.

Wanita itu mengangkat wajahnya. Matanya berkaca-kaca. "Aku... aku mencari cintaku," ucapnya dengan suara lirih.

Adi terkejut. Ia tidak menyangka akan mendengar jawaban seperti itu.

"Siapa cintamu?" tanya Adi.

Wanita itu menatap Adi dengan dalam. "Dia seorang penjaga istana. Kami saling mencintai, tapi keluarga tidak merestuinya. Akhirnya, kami harus berpisah."

Adi terdiam. Ia mulai mengerti mengapa wanita itu bergentayangan di istana ini.

"Aku akan membantumu," kata Adi. "Aku akan mencari tahu siapa dia dan apa yang terjadi padanya."

Dengan bantuan Mustafa dan beberapa sejarawan lainnya, Adi berhasil menemukan makam sang penjaga istana. Ia kemudian melakukan ritual untuk menyatukan kembali arwah sang putri dan penjaga istana.

Setelah ritual selesai, penampakan wanita itu tidak pernah terlihat lagi di istana. Adi merasa lega dan puas. Ia telah membantu menyelesaikan sebuah misteri yang telah lama menghantui istana Topkapi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mohon krisannya.

11 Nov
Balas



search

New Post