Ilma Wiryanti

Ilma Wiryanti, mengajar adalah aktivitas sehari-hari saya. Namun saya punya hobi menulis dan berkebun. Hal yang juga menarik minat saya adalah masalah lingkunga...

Selengkapnya
Navigasi Web
Lebaran dan Kerinduan kepada Ibu

Lebaran dan Kerinduan kepada Ibu

 

 

Membaca cerpen Mas Eko Prasetyo dalam buku antologi cerpen bersama 107 cerpenis lainnya, sungguh membuat saya terharu. Antologi cerpen itu bertajuk “Ada Cinta yang Tak Terbaca saat Pulang ke Kampung Halaman dan Menikmati Kur Lebaran di Tumah Tempat Kita Pernah Dibesarkan”. Salah satu cerpen saya juga ikut membersamai Antologi Cerpen tentang Mudik Lebaran ini.

Dalam cerpen itu,  Mas Eko membukanya dengan keyakinannya tentang kesuksesan seorang anak terletak pada keridhaan orang tuanya, terutama Ibu. Kemudia dia mengisahkan dengan singkat seorang anak yang singat berbakti kepada ibunya, kisah Uwais Al Qarni.

Membaca kisah singkat ini, membuat ingatan saya melayang pada kisah Uwais Al Karni yang sering saya dengar dalam ceramah beberapa Ustadz.

***

Di Yaman, tinggallah seorang pemuda yang sangat istimewa di mata Rasulullah, Ia bernama Uwais Al Qarni. Tubuhnya belang-belang karena berpenyakit sopak. Dia adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya.

Ibunya seorang perempuan wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta sang ibu.

Mendengar ucapan sang ibu, Uwais termenung. Perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang panas. Bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan?

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu, kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkin pergi haji naik lembu. Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit.

“Uwais gila... Uwais gila,” kata orang-orang yang melihat tingkah laku Uwais.

Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar pula tenaga yang diperlukan Uwais. Setelah 8 bulan berlalu, sampailah pada musim haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram, begitu juga otot Uwais yang makin kuat. Ia menjadi bertenaga untuk mengangkat barang.

Sebenarnya maksud Uwais menggendong lembu setiap hari naik turun bukit adalah untuk latihan menggendong ibunya. Dengan latihan itu Uwais kuat menggendong Ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah!

Cinta Uwais kepada ibunya sangatlah besar.  Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya. Uwais berjalan tegap menggendong ibunya wukuf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah.

“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” doa Uwais di depan Ka’bah.

“Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu keheranan.

 “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.” Jawab Uwais tulus.

Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah subhanahu wata’ala pun memberikan karunia untuknya. Uwais seketika itu juga sembuh dari penyakit sopaknya.

***

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya, demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR Bukhari dan Muslim).

Kisah kecintaan Uwais Al Qarni kepada Ibunya, menyebabkan air mata meleleh di kedua belah pipi. Teringat pada Ibunda nun jauh di kampung.  Terutama disaat akan datangnya hari lebaran. Kerinduan kepada beliau tak tertahankan. Kasih sayang dan perhatiaannya yang besar tidak pernah berubah, meski sekarang saya juga telah  menjadi seorang ibu.

Semoga Allah selalu menjaga dan melindunginya. Diberikan kebahagiaan dan kesehatan di hari tuanya. Dan diampuni segala dosa-dosanya. Serta di buatkan rumah terindah di jannah-Nya. Aamiin YRA….

Sumber: Haromain,M. Januari 2016 :https://islam.nu.or.id/hikmah/kisah-uwais-al-qarni-pemuda-istimewa-di-mata-rasulullah-4YCHR. Dilihat 29 April 2022.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post