Ilma Wiryanti

Ilma Wiryanti, mengajar adalah aktivitas sehari-hari saya. Namun saya punya hobi menulis dan berkebun. Hal yang juga menarik minat saya adalah masalah lingkunga...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pasir Berbisik di Kaki Gunung Bromo (5)
gunung bromo 6 sumber kolesi pribadi.jpg

Pasir Berbisik di Kaki Gunung Bromo (5)

 

Destinasi terakhir yang kamu kunjungi di kawasan wisata Gunung Bromo adalah Pasir Berbisik. Kami sangat bersemangat ketika akan menuju lokasi tersebut. Jeeb yang kami tumpangi berbalik arah kembali ke tempat kaki Gunung bromo. Namun sebelum sampai ke dekat pura agama Hindhu, jeeb berputar ke kanan menuju padang pasir yang luas.

Tetiba jeeb kami berhenti di tengah padang pasir tersebut. Supir mengatakan kami sudah sampai di kawasan Pasir Berbisik. Aku menoleh ke luar. Terdapat banyak juga mobil jeep yang lain terparkir di sekitar kami. Di kejauhan terlihat beberapa kuda yang ditambatkan di padang pasir ditunggi oleh pemiliknya.  Mungkin mereka sedang menunggu pengunjung yang akan menyewanya untuk berkeliling gurun.

Kami segera turun dari jeeb. Embusan angin yang cukup keras langsung menyapa raga kami. Pada hamparan pasir terlihat gurat-gurat yang teratur seperti gelombang karena terdorong oleh kerasnya angin.

Destinasi favorit dan unik ini merupakan lautan pasir yang tak berujung di kawasan Bromo. Sensasi seperti di gurun dengan hamparan pasir yang luas seolah-olah kita berada di gurun Sahara di Afrika. Bedanya di sini di kejuhan terlihat latar Gunung Bromo. Selain itu kontur pasirnya yang bergelombang ditiup embusan angin membuat Padang Pasir ini seolah berbisik.

Nama destinasi ini diadaptasi dari judul film “Pasir Berbisik” yang disutradarai oleh Nan Achnas pada tahun 2001. Penamaan Pasir Berbisik memang bukan hanya isapan jempol. Faktanya pasirnya memang mengeluarkan suara seperti berbisik ketika tertiup angin.

Menurut sopir yang sekaligus bertindak sebagai guide kami, Padang Pasir Berbisik ini sebenarnya menyimpan misteri. Konon katanya di Padang Pasir Berbisik terdapat benda-benda pusaka dan diyakini terdapat akar-akar ghaib peninggalan Kerajaan Majapahit.

Kami duduk di atas pasir yang lembut itu sambil menajamkan pendengaran kami agar dapat menangkap bisikan pasirnya dengan indera pendengaran kami. Embusan angin yang tak henti-hentinya melambai-lambaikan ujung syal yang menutup leherku. Meski matahari masih terlihat terik, tapi kami tidak merasakan panasnya yang menyengat karena dinginya embusan angin yang membelai tubuh kami.

Setelah berjalan-jalan di sepanjang gurun dan mengambil beberapa gambar kami putuskan untuk segera kembali ke penginapan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post