Punahnya Bahasa
Beberapa hari yang lalu, saya membaca sebuah artikel yang membangkitkan kesadarana saya akan pentingnya menggunakan bahasa daerah. Artikel itu membahas tentang hilangnya sebuah bahasa akan berakibat hilang pula pengetahuan.
Diperkirakan setiap bulan, sebuah bahasa didunia punah. Sehingga diakhir abad ini diperkirakan 1.500-7.000 bahasa hilang. Itu berarti hilang pula pengetahuan yang telah ronce dengan tekun selama sejarah panjang kebudayaannya. Betapa mengerikan dan sangat disayangkan.
Ternyata, hilangnya bahasa tersebut bukan karena bahasa itu kontak dengan bahasa lain. Tapi karena daerah tempat bahasa itu digunakan terlalu membuka diri terhadap bahasa lain. Sehingga bahasa asli daerah tergulung oleh bahasa yang dominan dan lama-lama menjadi punah. Penyebab punah bahasa tersebut diungkapkan dari hasil penelitian The Australian National University yang dimuat dalam jurnal”Nature Ecology and Evolution” tanggal 16 Desember 2021.
"Seolah-olah jalan membantu bahasa dominan 'menggulung' bahasa yang lebih kecil,"ulas Lindell Bromham dalam tulisannya.
Fenomena hilangnya bahasa daerah ini juga mengancam bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Punahnya bahasa akan punah pula informasi dan pengetahuan di dalamnya. Seperti hilangnya pengetahuan tentang obat-obatan tradisional. Tentang tanaman-tanaman obat daerah setempat. Karena biasanya pengetahuan tentang obatan-obatan ini dituturkan oleh masyarakat adat.
Menyadari akan kenyataan tersebut, penting bagi kita untuk menumbuhkan kesadaran nasional akan urgennya menjaga kelestarian bahasa daerah untuk pembangunan berkelanjutan. Beberapa upaya harus kita lakukan, diantaranya menerapkan dua bahasa di lembaga-lembaga pendidikan. Mengunakan bahasa pengantar bahasa nasional dan bahasa daerah. Selain itu juga perlu tetap menjaga ruang untuk tetap eksisnya masyarakat adat.
Keikut sertaan saya dalam Menulis Bareng Pemimpin Redaksi (No Baper #9) untuk buku antologi “Ayo Ngedabrus Gawe Boso Makmu Dewe-Dewe” sangat saya syukuri. Menulis bareng yang diusung oleh Pemred MGI, Mas Eko Prastyo tersebut, semoga bisa membangkitkan kembali semangat kita semua untuk bangkit mencegah punahnya bahasa daerah. Semoga upaya kecil kita ini akan beresonansi mengetarkan semangat semua anak bangsa,
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar