Resensi Buku Budaya Literasi Rendah Lonceng Kematian Suatu Bangsa
Resensi Buku
Budaya Literasi Rendah Lonceng Kematian Suatu Bangsa
Oleh: Ilma Wiryanti
Judul buku : Menulis atau Mati
Penulis : Eko Prasetyo
Penerbit : CV. Pustaka Media Guru
Cetakan : I/ 2019
Tebal : 36 hal
Merokok membahayakan diri sendiri dan orang lain. Kita banyak melihat iklan tentang bahaya rokok di berbagai tempat.Tapi mengapa tidak ada peringatan bahaya akibat dari tidak membaca dan menulis? Bahayanya justru lebih besar dari merokok!
Keprihatinan penulis terhadap kurangnya budaya literasi ini diungkapkannya dalam buku "Menulis atau Mati". Buku ini merupakan kumpulan opini berbentuk cluster. Dalam opini yang berjudul: Mengapa Tidak Ada Iklan Tentang Membaca, Subsidi Harga Buku dan PNS Gaptek, tergambar jelas kegalauan penulis.
Budaya literasi harus tumbuh dari diri sendiri. Penulis mengamati gairah menulis akhir-akhr ini yang sudah tumbuh bak Jamur dimusim hujan. Bahkan meskipun biaya pelatihan menulis cukup mahal tetap diserbu calon penulis yang termakan iming-iming sangat mudah untuk menulis sebuah buku. Namun seperti yang digambarkan penulis pada opini selanjutnya: Tak Perlu Semua Jadi Penulis dan Jangan Paksa Orang Membaca.
Sejatinya, menulis itu memang tidak sulit. Kata J. K Rawling (penulis nover Harry Potter), “ Mulailah dengan menulis hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaan sendiri”. Motivasi senada juga yang penulis tuangkan dalam opini singkatnya yang bertajuk: Indomaret, Alfamaret dan Alfamidi.
Dalam tulisan pendek: Kelas Literasi PPG Unesa, Pustakawan Kreatif, Guru-Guru yang Mengajar Ala Kadarnya, dan Mendorong Siswa Berfikir Kritis, penulis dengan lugas mengungkapkan semua orang harus ikut andil dalam budidaya literasi. Baik itu dosen, pustakawan, apalagi seorang guru sebagai garda terdepan yang akan diteladani oleh murid-muridnya.
Hal yang sangat manis dan memiliki pesan yang membekas di buku ini tersarikan dari pesan dalam tulisan pendek berjudul: Film The Book of Eli. Maknanya sangat mendalam. Diceritakan bagaimana Eli mempertaruhkan nyawa menyelamatkan sebuah buku. Karena dia tahu hanya buku itulah yang mampu membangun kembali peradaban yang hancur akibat perang.
Tidak hanya motivasi dan keprihatinan tapi juga tambahan wawasan tentang suatu kota yang sangat menghargai buku yaitu Frankfurter Buchmesse dan tata bahasa penulisan yang benar diuraikan penulis untuk memperluas wawasan kita dalam tulisan berjudul: KKO.
Manfaat yang dapat kita ambil dalam buku kumpulan opini berbentuk cluster ini adalah meningkatkan motivasi kita untuk mengiatkan budaya literasi. Literasi tanggung jawab kita semua. Sayangnya penulis tidak memuat sebuah tulisan yang menggambarkan tentang suatu negeri yang hancur disebabkan hilangnya semangat literasi.
Kematian budaya literasi berarti kematian suatu bangsa. Literasi adalah peradaban suatu bangsa.
Biodata penulis resensi
Nama : Ilma Wiryanti
Alamat : Jl. Jalak Putih Utama No 36 Banyuasri, Singaraja. Bali
E-mail : [email protected]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi
Terimakasih atas apresiasinya, Pak. Mohon krisannya. Sukses selalu juga untuk Pak Saroni. Salam literasi.
Alhamdulillaah, mantap resensinya, sehat bersama keluarga, sukses bu Ilma Wiryanti
Terimakasih atas apresiasinya, Bun.