Rindu Kami Pada Mu, Ya Rasul (6) Ziarah ke Makam Rasulullah
#TantanganGurusiana hari ke-141
Saat mengunjungi Taman Surga, Ar Raudhah saya sempat mendekat ke Makam Rasul di bagian pintu Ar Raudhah yang terletak sebelah barat makam. Di sana saya mengucapkan salam dan bersalawat untuk Baginda Rasulullah SAW. Itulah saat yang paling mengetarkan hati saya. Sulit melukiskannya. Rasa rindu yang sangat mendalam pada manusia utama yang paling mulia di muka bumi. Mengingat betapa besar pengorbanan beliau dalam menyebarkan ajaran Allah dan kasih sayangnya pada semua umat manusia. Rasulullah, yang sejarah dan perjuangannya serta fisiknya hanya saya ketahui dari Al Quran dan hadist. Yang hidup jauh berabad-abad yang lalu. Tapi serasa beliau ada disini.
Apalagi kalau mengingat hadis Nabi Dari Ibnu Umar, telah bersabda Rasulullah Saw, “Barang siapa berziarah kepadaku setelah aku meninggal, maka seakan-akan ia berziarah pada waktu aku masih hidup.” (HR. Baihaqi, Daruqutni, dan Tabrani). Subhanallah betapa besar kemudian karomah yang didapat selepas menziarahi makam Rasul.
Makam Rasulullah dahulunya adalah rumah beliau dengan Siti Aisyah radiyallahu ‘anha. Pada awalnya terjadi perebutan untuk tempat pemakaman Rasul. Kemudian Abu Bakar menjadi penengah di antara perdebatan yang terjadi, karena Rasul pernah bersabda: "Tak seorang nabi pun meninggal dunia kecuali dimakamkan di tempat dia meninggal". Apa yang disampaikan Abu Bakar menjadi penengah sekaligus menjadi argumen mengapa Nabi Muhammad SAW dimakamkan di kamar Aisyah
Di samping makam Rasulullah, ada makam sahabat, yakni Abu Bakar Ash-Shidiq dan Umar bin Khattab. Saat Masjid Nabawi diperluas, sekarang posisinya berada di dalam kompleks Masjid Nabawi. Kini makam Rasulullah dibatasi dengan pagar tinggi yang berhias kaligrafi berwarna keemasan. Di situ, terdapat empat pintu yang masing-masing dinamakan Pintu at-Taubah di kiblatnya, Pintu ar-Raudhah di barat, Pintu Fathimah di timur, dan Pintu Tahajud di utara.
Bila kita melihat dari luar Masjid Nabawi maka makam Rasul ditandai oleh sebuah kubah hijau besar yang melintang menudungi areal makam Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam. Kubah ini dibuat pada abad ke 7 Hijriyah. Yang pertama kali dalam menginisasi pembangunannya adalah Sultan Qalawun. Awalnya kubah tersebut tidak dicat, dan hanya polos bertekstur kayu. Namun kemudian dicat putih, lalu cat biru dan yang terakhir di cat berwarna hijau hingga sekarang.
Ketika berziarah kita akan melihat sebagian orang menangis dan meminta sesuatu pada makam tersebut, memohon kepada Nabi Muhammad SAW agar dimudahkan dari segala kesulitan dan tercapainya suatu keinginannya. Ada juga yang mengusap-usap dinding makam Rasulullah, mengambil berkah dan sebagainya. Hal ini amat dilarang karena bid’ah atau perkara yang diada-adakan. Semua ini merupakan syirik besar, yang mengeluarkannya dari Islam.
Sesungguhnya Nabi sendiri melarang kita meminta-minta padanya. Tak sepatutnya memohon dan meminta pada makamnya, karena tak ada kuasa dan kekautan kecuali dari pada Allah SWT. Memintalah kepada Allah semata.
Ketika menziarahi makamnya kita hendaknya hanya untuk mengucapkan salam dan salawat padanya. Sebagaimana hadisnya yang berbunyi, “Barang siapa datang menziarahiku tanpa tujuan tertentu kecuali untuk berziarah kepadaku, maka aku berhak menjadi pemberi syafaat baginya di hari kiamat.” (HR. Ath-Thabrani dari Ibnu Umar).
Demikianlah adab yang saya lakukan ketika berada di Raudhah saat menziarahi makam Rasul. Adab yang lainnya adalah salat dua rakaat Tahiyatul Masjid, sebelum berziarah. Kemudian saat berziarah dekat makam nabi hendaklah kita dalam keadaan tenang, berperilaku baik dengan tidak mendorong-dorong jamaah lain meskipun keadaan saat musim haji sangat berdesak-desakan.
Banyak terjadi peristiwa yang mengenaskan ketika berada di Raudhah saat musim haji yang jamaah sangat ramai. Seperti salah satu contoh yang terjadi sehari sebelum saya berziarah ke Ar Raudhah. Ada jamaah dari Malaysia yang meninggal dunia karena lehernya terinjak oleh jamaah lain yang saat itu kondisinya sangat ramai saling berdesak-desakan dan dorong-dorongan.
Jamaah ini berada di Raudhah tidak pada jadwal pengunjung dari Melayu tapi bersama jamaah dari Afrika, india dan Pakistan. Tentu sangat disayangkan sekali peristiwa yang sangat menyedihkan ini terjadi di Taman Surga dekat dengan Makam Rasul. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita, agar mau mengikuti semua ketentuan yang sudah diatur oleh petugas ( Askar) di Masjid Nabawi untuk keselamatan kita bersama.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yang menggetarkan hati. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Alhamdulillah. Trims apresiasinya bun. Sukses juga sll utk bunda fifi
Subhanallah..keren sekali ulasan bunda
Alhamdulillah. Trims apresiasinya bun.
Allohuma sholi Alla Muhammad ...Semoga sholawat dan salam senantiasa tertuju pada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.
Aamiin yra, trims atas kunjungannya bun
Keren bunda, sangat bermanfaat sekali.
Alhamdulillah. Trims apresiasinya bun
Baraakallah...memupuk kerinduan kepada Nabiyulloh. Keren
Aamiin yra. Iya bun. Smg tanah suci segera dibuka kembali untuk umrah dan haji ya bun.
Semoga bermanfaat
Terima kasih sudah berbagi. Salam sukses,bu
Aamiin, doa yg sama utk bu cicik. Trims suportnya bu
Perjalanan religius yg berkesan. Sukses selalu buat Bunda
Aamiin, doa yg sama utk bu cicik. Trims apresiasinya bu