Ilma Wiryanti

Ilma Wiryanti, mengajar adalah aktivitas sehari-hari saya. Namun saya punya hobi menulis dan berkebun. Hal yang juga menarik minat saya adalah masalah lingkunga...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tak Ada yang Abadi
ramses II sumber internasional.kompas.com

Tak Ada yang Abadi

Dalam suatu kesempatan saat berwisata religi ke Negeri Firaun saya mendapat banyak bahan perenungan dalam menjalani kehidupan ini. Salah satunya adalah saat melihat mummy di museum Cairo.

Banyak orang meyakini bila Ramses II itu adalah Firaun di zaman Nabi Musa AS. Namun pemandu wisata kami Tuan Nour, tidak sependapat. Menurutnya tidak ada bukti yang meyakinkan bila Ramses II adalah Fir’aun, sebagaimana yang diyakini banyak orang. Bila alasan orang meyakini Ramses II sebagai Firaun yang hidup dizaman Nabi Musa karena kadar garam pada mummy tersebut hampir sama dengan kadar garam air laut maka itu bukan bukti yang kuat, karena dalam proses pembuatan mummy masyarakat mesir kuno merendam mayat Firaun dalam air garam selama beberapa waktu sebelum dikeringkan dengan sinar matahari di Piramida. Sehingga semua mummy juga memiliki kadar garam seperti Ramses II. Menurutnya Hanya Allahlah yang tahu.

Allah berfirman pada surat Yunus ayat 92, “ Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-ornga yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda kekuasaan Kami”

Jadi Nabi Musa dan Bani Israel benar-benar melihat jasad Fir’aun saat itu dalam keadaan utuh dan masih memakai baju perang. Hal itu membuktikan bahwa Firaun memang telah tewas di Laut Merah karena banyak Bani Israel mengingkari kekuasaan Allah dan meragukan telah tewasnya Fir’aun. Namun Allah tidak menjanjikan mayat Firaun akan utuh sampai hari kiamat, jadi mungkin saja mayat Firaun bisa rusak seperti mayat-mayat yang lain. Tapi kalau arkeolog akhirnya menemukan mayat Fir’aun yang diyakini sebagai Fir’aun yang dikisahkan dalam Al Quran maka terbukti kebenaran sejarah yang sesuai dengan apa yang diberitakan di dalam Al Quranul Karim. Dan itu makin memperkuat eksistensi Mukjizat Al Quran.

Hikmah yang dapat saya ambil setelah melihat semua itu adalah tidak ada yang abadi. Semua kekuasaan, kekayaan, ketampanan dan kecantikan tidak ada nilai dan manfaatnya bila kita ingkar kepada Allah. Jangan sampai waktak Fir’aun melekat pada diri kita. Kita yang hidup sekarang menjadi saksi bahwa semua kesombongan itu menyebabkan Fir’aun tidak bahagia bahkan sengsara dan mati dalam keadaan terhina. Dari perjalanan ini yang terpenting bagi kita mengambil pelajaran dari semua kejadian di masa lalu agar kita selalu mengingat Allah dan tidak mengkufuri nikmatnya. Apapun itu tentang keberadaan jasad Fir’aun sekarang tidak menjadi polemik bagi kita. Hanya Allah yang tahu. Wallahu Ta’ala A’lam...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post