Tak Selamannya Ruang ICU Aman dan Bebas dari Kontaminasi
Keajaiban dari campur tangan Tuhan, benar-benar saya alami. Di balik semua keajaiban itu, Dia Yang Maha Agung pemilik dari semua kehidupan di mayapada inilah yang bekerja.
Sebagaimana kondisi Ananda berangsur-angsur pulih dari kondisi kritisnya pasca operasi yang sangat kompleks. Dia semula mengalami infeksi pasca operasi yang menyebabkan terjadinya shock akibat pendarahan hebat.
Setelah pemberian transfusi darah secara bertahap sebanyak 5 kantung darah. Nafas ananda sudah tidak sesak lagi. Wajahnya juga sudah tidak pucat lagi. Namun suhu tubuhnya tetap tinggi meski sudah diberi dua macam antibiotik yang dosisnya sudah ditingkatkan.
Karena tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap berkurangnya infeksi dan penurunan suhu, maka dokter memutuskan untuk mengkultur darah ananda. Tujuannya untuk menentukan jenis mikroba apa yang menyebabkan infeksi pasca operasi. Sehingga bisa menentukan jenis antibiotik yang sesuai untuk membasminya.
Setelah hasil kultur keluar, ternyata yang menyebabkan infeksi pasca operasi adalah bakteri Acetobacter baumani. Bakteri ini adalah bakteri yang sangat bandel karena sudah kebal terhadap berbagai antibiotik. Mikroba ini sering ada pada dinding ruang ICU ataupun kamar operasi dan menimbulkan infeksi pada pasien bedah.
Sifatnya yang kebal terhadap antibiotic menyebabkan dia dapat bertahan terhadap bahan antiseptik yang digunakan untuk mensterilkan ruang ICU dan ruang operasi. Bakteri ini sering menjadi momok menakutkan bagi tenaga medis hampir di seluruh rumah sakit di dunia.
Syukurnya masih ada satu antibiotik yang bisa membunuh bakteri ini. Maka dokter mengganti antibiotik yang selama ini diberikan dengan antibiotik yang bisa membunuh bakteri Acetobacter baumannii ini.
Alhamdulillah ternyata antibiotik ini berpengaruh positif terhadap kesembuhan ananda. Suhu tubuhnya sudah mulai berangsur-angsur turun. Hal ini sangat saya syukuri, karena menurut dokter tidak semua pasien bisa sembuh bila sudah terinfeksi bakteri Acetobacter baumannii meski sudah diberikan antibiotik seperti yang diberikan pada ananda.
Saya jadi teringat dengan kejadian di ruang ICU saat saya besuk pagi hari, di hari ke dua setelah ananda dirawat di ruang tersebut. Saya bertanya pada perawat setelah saya membaca catatan jurnal harian perawatan putra saya yang ada di depan kamar perawatannya.
“ Apa yang menyebabkan anak saya demam, Suster?” tanya saya pada petugas.
“Anak ibu tidak demam,” jawab perawat tersebut.
“Saya tadi baca di laporan jurnal hariannya di depan, suhunya mencapai 39,80 derajat Celcius,” jawab saya, untuk menjelaskan maksud pertanyaan saya tadi.
“O itu, tadi malam Bu. Sudah diberi obat sekarang sudah tidak demam,” jawabnya.
Mendengar jawabnya waktu itu saya juga tenang karena sudah diberi obat. Sekarang baru saya menyadari, mungkin waktu itulah dia sudah terinfeksi bakteri tersebut. Inveksi bermula dari ruang ICU.
Dan masih ada sejumlah bakteri lainnya yang juga sudah kebal terhadap berbagai antibiotik sehingga bisa menimbulkan infeksi. Bila hal seperti ini terjadi tentu pasien akan merasa tambah kesakitan dan mungkin bila tidak teratasi bisa berakibat fatal. Karena itu saya berpikir makin cepat keluar dari ruang ICU tentu akan makin baik bagi pemulihan pasien pasca operasi.
Kasus infeksinya ananda pasca operasi menyadarkan saya, ternyata ruang ICU tak selamanya aman bagi orang yang memerlukan perawatan intensif. Karena ternyata ada kuman yang tidak bisa dibasmi meski sudah disterilkan dengan larutan antiseptic. Seperti bacteri Acetobacter baumannii ini.
Hanya pertolongan Tuhanlah yang telah menolong anak saya bisa bertahan melawan infeksi tersebut. Jika mengingat apa yang dikatakan dokter residen bahwa banyak pasien tak tertolong oleh infeksi nosokomial oleh bakteri tersebut. Apalagi ditambah cerita dari para suster bahwa ananda beruntung bisa melewati serangan infeksi tersebut. Karena menurut dia, saat kejadian tersebut dia sudah was-was ananda tidak bisa melewatinya sebagaimana pasien sebelumnya yang pernah mereka rawat.
Alhamdulillah, hanya puji dan syukur hamba panjatkan atas pertolongan-Mu Ya Allah....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar