Ima Choerijah, S.Pd.

Mengajar di SDN.Cigugur tengah kota Cimahi, salah satu sekolah inklusif yg ada di Cimahi, menjadi guru pendamping bagi anak - anak berkebutuhan khusus di SDN Ci...

Selengkapnya
Navigasi Web

Dia Part 1

"Aku takut mbak Rin", itulah ucapan yang keluar dari mulut Asti ketika baru saja kami ketemu di salah satu tempat makan sore itu, Asti itu salah satu teman terbaikku, yang tadi tiba-tiba saja meneleponku dan memaksaku untuk menemuinya, meski pada awalnya aku sudah menolaknya, " sebentar saja Mbak Rin" yah akhirnya ketemulah kami di tempat ini. " takut?, kenapa, memangnya kamu ketemu hantu di jalan As? " ucapku setengah bercanda.

"Aku takut dia, mbak Rin" jawab Asti, " dia siapa?,pacarmu atau dia yang baru lagi? kembali aku bertanya sambil kutatap wajah cantik sahabatku ini, rasanya pantas begitu banyak laki- laki yang mengejar dan tergoda olehnya, Asti begitu lincah,supel,pintar, pokoknya segala kelebihan ada pada dirinya. Berbanding terbalik denganku, aku hanya wanita biasa, sederhana dan tidak pandai menggoda, rasanya aneh Asti bisa bersahabat dengan wanita pendiam sepertiku.

"Dia yang baru lagi mbak Rin, dia yang sungguh berbeda, dia laki- laki baik, perhatian,lembut,bisa memanjakan wanita, bahasa yang dia pilih ketika kita berbicara, sungguh membuat Asti terlena mbak Rin, Asti takut jatuh cinta beneran sama dia Mbak Rin, padahal tadinya Asti cuma iseng saja ingin menggodanya, mengajaknya chating dengan alasan Asti pengen belajar ini itu, tidak untuk jatuh cinta pada dia, tetapi dia laki- laki yang sangat istimewa, pantes Mbak Rin sangat mencintainya" mendengar ucapan Asti, deg!!! jantungku serasa berhenti,sontak aku berdiri" jadi yang kamu bilang 'dia' yang lain itu suamiku?, yang kamu bilang laki- laki baik, perhatian,bisa memanjakan wanita itu suamiku? " setengah berteriak aku bertanya pada Asti.

"Tenang mbak Rin, asti tidak sengaja, dengarkan dulu, malu dilihat orang" Asti memegang tanganku, " dia baru saja kirim ini" kembali Asti bicara dan memperlihatkan ponselnya, kembali dunia serasa berhenti berputar, " foto itu, sama persis yang dikirim suamiku pagi ini, jadi suamiku mengirim poto yang sama untuk dua wanita sekaligus ? " aku hanya bisa menatap wajah nanar sahabatku, yang sekarang berubah seperti serigala lapar menurutku, tidak punya perasaan pikirku," cukup Asti !!" kemudian aku berlalu meninggalkannya, tak kupedulikan teriakannya memanggil namaku.

Aku hanya ingin secepatnya pergi, kemudian menangis sejadi- jadinya menumpahkan semua kekecewaanku, ingin sekali saat itu juga aku telepon suamiku, mendengar alasan ' dia' menghianatiku, tetapi saat ini ' dia' sedang melaksanakan tugas kantornya, lebih baik aku tunggu sampai 'dia' pulang.

Meski rasa kecewaku, sakit hatiku tidak terperi, aku memutuskan untuk menunggu sampai ' dia' pulang. ' dia' ternyata suamiku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah ikut deg 2an... apa yg terjadi selanjutnya bu Ima? Tunggu part 2 :-)

04 Dec
Balas

Hehe bu Novi...sy jd deg2an jg nihhhh....

04 Dec

Menarik mba', ditunggu part 2 nya

03 Dec
Balas

Siap...mba raodah...hehe..mksh yh

03 Dec



search

New Post