Ima Choerijah, S.Pd.

Mengajar di SDN.Cigugur tengah kota Cimahi, salah satu sekolah inklusif yg ada di Cimahi, menjadi guru pendamping bagi anak - anak berkebutuhan khusus di SDN Ci...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kepagian

Udara pagi ini begitu dingin. Kurapatkan jaketku, akupun bergegas menyusuri jalan yang tumben begitu sepi, tidak begitu banyak orang yang berlalu lalang. "Apa ini terlalu pagi yah, ko sepi amat" ucapku dalam hati. Biasanya jalan yang setiap hari kulewati ini, selalu ramai, pedagang yang berderet, belum lagi kalau kereta api lewat, pasti sangat macet, untuk jalan kaki saja susahnya minta ampun. Tak jarang kudengar sumpah serapah para pengendara motor yang tidak sabaran, ujung-ujungnya para pejalan kaki yang harus selalu mengalah. Sampai harus mepet tembok area pemakaman nih badan , terus jalanpun harus focus, takut terpeleset dan masuk selokan. Inilah yang kadang membuat darah tinggi naik, sudah mepet masih saja diomeli pengendara motor. "Jalannya katengah teuing bu!" ucap seorang bapak dengan pedenya, akupun meradang mendengar ucapannya, " bapak yang jalannya kasisi teuing, teu ninggali ieu susukan!" ucapku penuh emosi. Hehehe kesabaran selalu diuji ketika kita berhadapan dengan orang yang tidak mengerti, orang yang selalu mementingkan diri sendiri, sampai lupa pada hak orang lain, di jalan semua memiliki hak, ada hak pengendara ada juga hak pejalan kaki. Semua orang pasti memiliki kebutuhan, memiliki keinginan untuk cepat sampai di tempat kerja, tetapi kalau semua pengen duluan, sampai lupa kedisiplinan, nyerobot jalur jalan, naik ke trotoar, malah kesulitan yang dialami, malah tambah macet. Hak orang diambil. Kesemerawutan jalan ini hampir tiap hari dialami, sebagai guru selain harus focus pada diri, aku juga harus memastikan keamanan untuk siswa-siswa yang memang kebetulan bareng pergi menuju sekolah setiap pagi, seperti satpam saja aku ini hahaha. Tetapi pagi ini lain dari biasanya, jalan begitu lenggang, penasaran kulihat jam tanganku, "bener sudah pukul 06.30", ucapku dalam hati. Saat aku berpapasan dengan seorang ibu, rasa penasaranku kembali, akhirnya aku bertanya," maaf bu ada apa yah, jalan ko sepi sekali ?", "sepi atuh bu guru, kan masih enjing-enjing" ujar ibu itu sambil tersenyum, "ibu guru rajin teuing!", kembali kudengar ibu itu berkata. " tabuh sabaraha kitu ieu bu?", "tabuh satengah genep bu guru", aku terkejut mendengar ucapannya, kembali aku melihat jam yang melingkar di pergelangan tanganku, hmmm pasti ada yang salah. " hatur nuhun bu" ucapku sambil berlalu pergi. Penasaran kunyalakan hp, kulihat waktu di hp, waduh pukul 05.30????!!!. Ternyata jamnya eror, kecepetan satu jam, hadeuhhh pantes begitu sepi, ternyata ini masih pagi sekali. Alhasil pagi ini aku bisa menikmati hak pejalan kaki tanpa harus dengar caci maki. Hmmm indahnya, seandainya selalu begini setiap hari, budaya saling menghormati antar pengguna jalan bisa dinikmati. Yuk ah biasakan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus atuh bu, daripada kesiangan, hehehe... Sukses selalu dan barakallah

18 Nov
Balas

Hehe iyh yh...rajin pangkal kaya...

18 Nov

Ia bu .Dulu saya berangkat dari rumah jam 04,wib sebelum Subuh.Kalau Subuh singgah sebentar di masjid lalu melanjutkan perjalanan.Begitu sampai di sekolah jam 07 ,pas mau upacara Ya Allah aku nangis karena seragamku kotor hu hu.. Sebelas Duabelas bu perjuangan kita.Salam Semangat moga sehat selalu.

18 Nov
Balas

Salam bu Ellis...bentuk perjuangan tanpa batas yah...salam kenal bu..

18 Nov



search

New Post