Ima Choerijah, S.Pd.

Mengajar di SDN.Cigugur tengah kota Cimahi, salah satu sekolah inklusif yg ada di Cimahi, menjadi guru pendamping bagi anak - anak berkebutuhan khusus di SDN Ci...

Selengkapnya
Navigasi Web
Panggung Kebanggaan Guru

Panggung Kebanggaan Guru

Sampai detik inipun, aku seakan tak percaya, semua serasa mimpi. Ketika namaku di sebut, tepuk tangan, pelukan teman- teman hebatku, ucapan selamat, serasa gaungan yang membuatku melayang, meski kaki ini tetap melangkah pasti ke panggung kebanggaan seluruh guru Indonesia.

Pikiran serasa di awang- awang, apa ini hanya mimpi? Ucapku dalam hati. Kini aku berada diantara guru - guru hebat yang berdiri tegap dengan senyuman kebahagiaan terpancar dari wajah mereka.

Tepuk tangan itu terus terdengar, sesaat aku tersadar, air mata tak dapat kubendung lagi, saat itu aku hanya ingin berada dalam pelukan orang- orang tercintaku, saat itu aku hanya ingin berteriak meluapkan semua rasa kebahagiaan ini. Saat itu aku hanya ingin bersimpuh dalam sajadahku, mengucap syukur atas semua kebahagiaan yang sudah diberi.

Saat itu aku hanya ingin larut dalam pelukan hangat ibuku, yang aku tahu di sepertiga malamnya, beliau menyisipkan doa buat keberhasilanku, doa tulus yang tidak pernah berhenti diucapkan meski aku belum bisa memberi kebahagiaan dalam hidupnya.

Dan air mata ini terus mengalir di pipiku, masih terekam jelas dalam memoriku, cemooh, ejekan, stigma, kerap kuterima dalam perjalananku sebagai seorang guru.

Aku masih berdiri tegap di atas panggung, tepat di depanku, duduk Bapak Muhajir Mentri Pendidikan, tetapi kehadiran beliau tidak bisa menghentikan perjalanan memoriku, masih kuingat jelas suatu waktu aku ditugaskan menjadi team pengembang kurikulum sekolah, begitu semangatnya aku, akan kutuangkan semua ideku untuk kemajuan sekolahku. Tetapi ketika tahu aku adalah guru kelas satu, salah seorang pejabat yang terhormat merasa keberatan dan berucap " kenapa menugaskan guru kelas satu , dia kan tidak bisa apa- apa, harusnya guru kelas tinggi yang ditugaskan" itulah ucapan yang kudengar. Saat itu aku berjanji dalam hati, untuk menunjukkan bahwa aku guru kelas satu yang bisa apa-apa.

Sekarang aku berdiri di atas panggung guru berprestasi tingkat nasional, aku guru kelas satu yang tidak bisa apa-apa, dan akhirnya aku bisa apa-apa, seandainya beliau yang terhormat itu ada di hadapanku, aku akan bilang " Terimakasih sudah memberiku peluang untuk berjuang meraih apa-apa yang tidak mungkin semua guru dapatkan", terimakasih semua yang tadinya menyakitkan, aku jadikan pelecut untuk tetap berlari menggapai impian semua insan pendidikan.

Malam ini aku sudah tunjukkan semua pengorbanan bisa berbuah manis dan bukan sekedar angan.

Jabat erat tangan itu menyadarkanku, mengembalikan pikiranku ini bukan mimpi, ini benar terjadi. Aku jadi juara nasional, gelar kehormatan untuk prestasi gemilang yang diharapkan semua guru. Yah akhirnya stigma itu bisa aku jawab.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selamat dan sukses. Semoga dapat menginspirasi guru.

26 Aug
Balas

Terimakasih Bpk Sudarto

30 Aug

Selamat ibu, hebat

25 Aug
Balas

Sama2 pak ...terimakasih...

25 Aug

Wilujeng Bu Ima! Pokoke You're the best..

26 Aug
Balas

Nuhun bu Eli

30 Aug



search

New Post