Ima Choerijah, S.Pd.

Mengajar di SDN.Cigugur tengah kota Cimahi, salah satu sekolah inklusif yg ada di Cimahi, menjadi guru pendamping bagi anak - anak berkebutuhan khusus di SDN Ci...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sepenggal Perjalanan

Pagi ini, kuputuskan untuk berdiam diri di rumah, mengistirahatkan badan yang beberapa hari ini tidak kenal lelah mengantarku mengunjungi beberapa tempat yang menakjubkan.

Sungguh menguras tenaga, dan isi dompet tentunya, tapi tidak apa- apalah, sekali-kali menikmati hidup, mendatangi tempat yang dulunya hanya aku kenal lewat cerita orang, gambar, atau berita di televisi.

Jogjakarta adalah salah satu tempat yang aku kunjungi, meski ini untuk yang kesekian kalinya aku mengunjungi Jogja, tetap saja aku merasa tidak pernah bosan untuk kembali datang dan datang lagi, ada magnet yang luar biasa yang menarikku untuk selalu mengunjungi kota gudeg ini.

Malioboro salah satu tempat yang wajib aku datangi, wisata malam yang sangat unik dengan kemeriahannya, beraneka makanan khas bisa aku dapatkan disana, wedang ronde, minuman hangat khas menjadi salah satu incaranku, hmmm serasa dimana gitu ketika minuman itu mengalir hangat menelusuri tenggorakanku, sesaat kenikmatan yang tiada duanya kurasakan, semua keindahan dunia sekejap berada dalam genggaman tanganku, yang lain lewat, hahaha sedikit lebay.

Selain makanan khas, Malioboro salah satu tempat belanja oleh- oleh yang aku suka, dimulai dari kaos dengan gambar kartun mas dan mbak berboncengan sepeda yang menjadi gambar kartun terkeren yang bisa aku dapatkan, celana komprang dengan motif batik yang juga tidak kalah jempolnya.

Hmmm bisa menghabiskan sepuluh halaman jika aku tulis semua cerita tentang keunikan yang aku temui di Malioboro, belum tentang pengamen dengan suara merdu yang menemani disaat kita makan di lesehan, pelukis pinggir jalan, dengan tangan terampilnya bisa menggoreskan sejuta keindahan, mereka adalah seniman sejati yang ikut mewarnai keunikan Malioboro.

Merapi itulah tempat yang juga aku kunjungi, wisata offroadnya yang membuat aku penasaran, pengunjung merapi bisa memilih paket perjalanan, ada paket pendek, durasi 2 jam 30 menit dengan harga 350 ribu, paket panjang, durasi 4 jam dengan harga 400 ribu, kita bisa memilih menyesuaikan dengan kondisi kantong, oh iya setiap jeep bisa mengangkut empat orang dewasa, jadi harga di atas itu semuanya per 4 orang.

Dengan jeep wilis keluaran tahun 1946, kumulai perjalanan offroad dengan perasaan was-was, bayangkan aku akan menyusuri gunung merapi menggunakan jeep??, takut juga, tanjakan yang terjal, jalan penuh batu, apa tidak bahaya pikirku, pemandu wisata sekaligus driver jeep menenangkan aku dan para ibu yang kebetulan menjadi satu kelompokku.

Sepanjang perjalanan, aku melihat sisa-sisa bencana dahsyat letusan gunung merapi di tahun 2010, tepatnya di bulan oktober dan november.

Pepohonan berjejer di sepanjang jalan yang kami lewati, terkadang batu besar berada di tengah jalanpun aku temukan, batu yang terlempar dari gunung merapi, butuh berapa puluh orang untuk mengangkat batu sebesar itu pikirku, bisa dibayangkan betapa dahsyat dan kuatnya letusan gunung merapi saat itu.

Rasa penasaran membuat aku bertanya kepada driver jeep di sampingku, kebetulan aku duduk di depan , " mas, asli orang sini yah?", " nggih bu, rumah saya berada 20 km dari gunung ".

" Rumah Mas kena juga ? " aku kembali bertanya, " yah bu, seluruh kampung saya habis, kena awan panas" jawabnya." sekarang kami semua di relokasi, sebentar lagi kita akan melewati tempatnya", kembali si Mas driver menjelaskan.

"Penduduk yang bermukim di 10 km dari gunung memang sudah mengungsi sejak awal, tetapi kami yang tinggal lebih jauh dari gunung terlena, merasa tempat kami aman, tetapi dugaan kami salah, alam tidak pernah bisa ditebak, pemukiman kami terkena awan panas, habis semua", kulihat mata si Mas driver berkaca- kaca, terlihat awan duka masih menyelimuti dirinya.

Aku hanya bisa terdiam, pikiranku melayang ke tujuh tahun silam, ketika letusan itu terjadi, apa yang mereka rasakan, betapa paniknya, betapa ketakutannya, betapa ngerinya, mungkin itulah yang terjadi, mereka harus berlarian, berlomba dengan kecepatan awan panas yang mengejar mereka.

Lamunanku terhenti, disaat kudengar mas driver berkata," kita sudah sampai di lokasi pertama, batu alien, batu ini mirip wajah manusia, batu ini terlempar dari gunung, dulu pasir yang kita injak sekarang ini panasnya mencapai 2000 derajat" ucap Mas driver kembali.

Aku lihat semua pengunjung ber-selfie ria, semua antusias mengabadikan panorama yang begitu indah, di lokasi batu alien ini, tapi tetap saja hati ini tak bisa lepas dari rasa kesedihan, aku hanya teringat korban yang meninggal pada saat bencana.

Lokasi kedua yang aku kunjungi adalah museum warisan sisa harta kami, itulah tulisan yang aku baca, di museum ini, pengunjung bisa melihat kerangka sapi, rongsokan motor, mobil, sepeda, perabotan rumah tangga, seperti gelas yang meleleh, yang semuanya terkena awan panas.

Ada yang menarik, yang aku temukan di museum, ketika beberapa pengunjung akan mengabadikan salah satu kamar dalam rumah penduduk yang terkena awan panas, pemandu wisata menghimbau kami untuk tidak mengambil gambar kedua kamar itu, kalau yang lainnya silahkan, asal tidak dua kamar ini.

Akhirnya kami menghormati apa yang sudah menjadi peraturan di tempat ini.

Perjalanan dilanjutkan ke lokasi terakhir, bunker bawah tanah yang terletak di 3 km puncak gunung, bunker ini di bangun oleh pemerintah, sebagai tempat berlindung warga ketika awan panas terjadi, tetapi kembali dugaan meleset, ketika letusan terjadi, bunker ini terkena timbunan lahar panas, yang menutupi pintu keluar, lahar panas yang menimbun bisa digali 3 bulan kemudian, jadi bisa dibayangkan, semua yang ada di bunker tidak bisa diselamatkan.

Kengerian yang bisa kubayangkan, sekilas ku lihat di poto sebelum dan sesudah letusan, suasana bunker begitu berbeda.

Itulah tempat terakhir yang aku kunjungi, sepanjang perjalanan menurun, aku merasa takjub dan bangga, masyarakat merapi bisa begitu cepat bangkit dari rasa duka, mereka bisa kembali meneruskan kehidupannya dengan lebih baik.

Mungkin ini terjadi karena ada koordinasi yang harmonis antara masyarakat, pemerintah dan pihak sukarelawan yang mendanai pembangunan merapi kembali.

Ada rasa penasaran yang menggelitik, kembali aku bertanya, ketika aku melewati perkampungan yang kosong, yang ada hanya puing- puing bangunan, " Mas, disini ada hantu gak ?" aku bertanya sambil tertawa, " banyak bu, apalagi tiga bulan setelah kejadian, kami masih sering mendengar, tangisan, teriakan minta tolong dari gunung " , jawab Mas Driver, merinding mendengarnya, " mudah- mudahan arwah korban bisa tenang di alam sana, husnul khotimah, diampuni semua dosanya, Aamiin" kami mengucapkan doa.

Saking asyiknya aku mengobrol, tidak sempat aku menanyakan nama Mas driver yang begitu baik ini, beliau adalah ketua komunitas jeep yang ada di merapi. Cerita yang luar biasa aku dapatkan, semangat generasi muda yang memiliki tekad untuk bangkit dari bencana dan duka.

Bencana merapi memang sudah terjadi, begitu banyak kehilangan, moril maupun materil, tidak sedikit duka, luka, tangisan yang tersisa, tapi itu bukan berarti kita harus terus terpuruk apalagi putus asa. Contohnya masyarakat merapi, mereka begitu cepat bangkit dan membangun kembali.

Perkampungan, jalan, memang sengaja tidak diperbaiki, dengan tujuan masyarakat tidak kembali ke tempat asalnya, mereka bisa tinggal di tempat relokasi yang lebih aman untuk ditinggali.

Sebuah kebijakan dan keputusan yang tepat.

Pelajaran yang berharga buatku, alhamdulillah di saat istirahat, aku bisa menceritakan sepenggal perjalanan liburanku.

Liburan di Bali akan kuceritakan di tulisan berikutnya.

Tunggu saja yah, dan aku cepat meloncat dari tempat tidurku, tugas sebagai ibu menantiku, memasak untuk ketiga buah hatiku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Perjalanan yg mengasyikan bu Imah...mantap

28 Dec
Balas

Iya, Pak Edi pengen rasanya saya kembali ke merapi...dan mendengar banyak cerita...

28 Dec

Hayu ka Yogya deui bu Ima.. hehe

21:13
Balas

Halooo bu Rini...duh maaf ko baru kebuka yh

12 Jun



search

New Post