IMAM FAKHRIYANTO, S. ST, M. Si

Inilah adanya diriku yang sedang termotivasi kembali kejalan yang lurus yaitu Menulis ... Menulis ... Menulis yang selama ini tidak pernah kulakukan ......

Selengkapnya
Navigasi Web

Mumpung Lengkap

Kupacu laju kenderaanku sebisa mungkin yang dalam hatiku harus dapat nomor satu, tak kupedulikan dinginnya pagi yang masih menunjukkan pukul 4.00 pagi, sebagian orang masih bergelumun dengan selimutnya seakan-akan enggan untuk meninggalkan peraduannya untuk menyambut datangnya sang surya yg akan menyinari bumi ini.

Ah ... rupanya sudah ada yang lebih dulu dariku sampainya, seraya berkata dalam hatiku ketika mengambil nomor antrian dimesin yang saat itu dapat nomor antrian 16 padahal sudah pagi sekali lho rasanya berangkat dari rumah ke rumah sakit yang berjarak 10 km tersebut, tapi ya sudahlah, yang penting hari ini aku bisa membawa ibuku untuk berobat dan bertemu dengan dokter syaraf dan bedah syaraf hari ini yang dalam benakku terbayang bakalan sampai sore lagi nih dirumah sakit.

Sepulamg dari rumah sakit, kupersiapkan segala sesuatu untuk bekal ibuku dirumah sakit, setelah sampai dirumah sakit dan menunggu hampir selama 4 jam, akhirnya sampai jg giliran ibuku berjumpa dengan dokter, dengan perasaan yang berkecamuk dalam hatiku kudorong ibuku keruang dokter, setelah memeriksa kondisi ibuku dan melihat beberapa hasil pemeriksaan maka akhirnya dokter menyimpulkan diagnosanya bahwa ibuku mengalami syaraf terjepit pada lumbal 2, 3, 5 dan 6 dan harus dioperasi.

Seperti disambar petir rasanya diriku hari ini mendengar semuanya, lemas sekujur badanku, membuncah semua yang ada didalam kepalaku, akan bagaimana lagi ni, sakit lama yang terkena stroke saja belum sembuh lagi dan datang lagi penyakit baru yang harus segera dioperasi, Ya Allah cobaan apalagi yang Engkau berikan ini, papaku ku juga terserang stroke, ibu ku juga dan ditambah lagi dengan diagnosa baru dari dokter yang harus segera dioperasi, sementara selama ini hanya aku sendiri yang mengurus kedua orangtua ku sementara ketiga orang adikku tinggal diluar kota semuanya, ya sudahlah barangkali ini cobaan dan ujian bagiku yang dulunya juga jarang berada didekat orang yang kucintai karena tuntutan dari pekerjaan ku.

Pada hari ini kubulatkan tekadku untuk mengurus dan menjaga orang yang kucintai sampai akhir hayat mereka, apapun akan kulakukan untuk kesembuhan mereka, aku tak ingin menjadi anak yang tidak mengerti akan jasa orang tua selama ini, kutanamkan dalam hatiku selagi orang tuaku masih ada seluruh perhatianku akan kucurahkan seluruhnya buat mereka, dengan harapan apa yang kulakukan terhadap orangtuaku bisa menjadi pelajaran dan contoh buat anak-anakku kelak bila usiaku merangkak lanjut, aku juga ingin anak-anakku melakukan hal serupa terhadap orang tuanya sebagaimana yang kulakukan saat ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Yang sabar Yach pak, semoga ya ibunya cepet sembuh, ikhtiar maksimal tetap harus dilakukan, saya jadi inget saat berjuang mendampingi ibu di rumah sakit

11 Feb
Balas

wiiish....mantaaaaap makdang.....ahaaaaiiii bakalan terbit buku pertama makdang 'pengabdianKu untukMu ibu'

11 Feb
Balas

Semangat pak Imam,,,moga kisah bpk jd contoh buat pembaca,,,

11 Feb
Balas

Semoga bu ani

11 Feb



search

New Post