Augmented Reality (Wikipedia menyebutnya Realitas Tertambah) adalah teknologi yang menggabungkan obyek-obyek maya yang ada dan dihasilkan (generated) oleh komputer dengan benda-benda yang ada di dunia nyata sekitar kita, dan dalam waktu yang nyata (Azuma, 2007, A Survey of Augmented Reality). Jadi, AR merupakan gabungan benda yang ada di komputer dengan benda yang nyata. Sehingga user atau pengguna mendapatkan pengalaman yang kaya akan konteks. Konteks yang dimaksud adalah konteks yang menggabungkan sensor, komputasi, Internet of Things, dan Artificial Intelligence.

AR tidak sama dengan Virtual Reality (VR). VR menciptakan seluruh lingkungan buatan untuk menggantikan yang asli dengan yang virtual. Sedangkan AR hanya sebagian. AR muncul di tampilan langsung dari lingkungan yang ada dan menambahkan suara, video, dan grafik ke dalamnya.

Perkembangan teknologi AR dimulai sejak tahun 1950-an. Konsep pertama Augmented Reality dikenalkan oleh Morton Heilig, seorang cinematographer. Ketika itu Augmented Reality membutuhkan sebuah alat yang besar sebagai alat output. Alat output dapat berupa yang dipasang di tubuh kita (dikenal dengan nama HMD, Head Mounted Device), ada juga yang berupa monitor, seperti monitor TV, LCD, monitor ponsel, dan lain-lain.

Aplikasi dari AR sudah banyak digunakan di berbagai industri, seperti medical untuk training operasi, manufacturing untuk membantu mempermudah proses manufacturing dan service, game, film, dan yang paling banyak adalah untuk branding product, film Transformer, film Iron Man serta buku dalam ulasan ini.

Cara kerja AR dapat ditampilkan pada berbagai perangkat seperti kacamata, layar, ponsel, dan sebagainya. Agar perangkat berfungsi dengan baik, sejumlah data tertentu dalam bentuk video, gambar, animasi, dan model 3D perlu digunakan.