Siapa yang tidak kenal dengan fenomena "Gak Bisa Yura" yang tengah melanda jagat media sosial? Lirik lagu "Risalah Hati" yang dinyanyikan ulang oleh Yura Yunita ini berhasil menyentuh hati banyak orang, hingga menjadi ungkapan perasaan yang begitu populer.

Namun, di balik viralnya fenomena ini, ada sebuah pesan penting yang perlu kita renungkan bersama. "Gak Bisa Yura..." bisa kita maknai sebagai sebuah ungkapan ketidakmampuan kita untuk mengubah sesuatu, atau kesulitan kita dalam mencapai tujuan tertentu.

Lantas, apa hubungannya dengan literasi?

Literasi adalah kunci untuk membuka pintu pengetahuan dan peluang. Dengan kemampuan membaca dan menulis yang baik, kita dapat mengakses informasi yang luas, mengembangkan diri, dan bahkan mengubah nasib. Sayangnya, data menunjukkan bahwa tingkat literasi di Indonesia masih rendah dibandingkan negara lain.

"Gak Bisa Yura..." untuk mencapai cita-cita, bisa jadi karena kita belum memiliki literasi yang memadai. Bagaimana kita bisa memecahkan masalah jika kita kesulitan memahami informasi yang kita dapatkan? Bagaimana kita bisa mengembangkan potensi diri jika kita tidak memiliki akses terhadap buku dan sumber belajar lainnya?

Mari kita ubah "Gak Bisa Yura" menjadi "Bisa, Yura!"

Dengan meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi, kita bisa membuka banyak kemungkinan. Yuk, mulai dari hal-hal kecil:

Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tapi juga tentang memahami dan menganalisis informasi. Dengan literasi yang baik, kita bisa menjadi warga negara yang cerdas, kritis, dan mampu menghadapi tantangan zaman.

Jadi, jangan hanya terpaku pada ungkapan "Gak Bisa Yura". Mari kita buktikan bahwa dengan literasi, kita semua bisa mencapai apa pun yang kita inginkan.

#HariAksaraInternasional #LiterasiUntukSemua #GakBisaYura