Imam Nurimbawan

Cintai Proses......

Selengkapnya
Navigasi Web
Perbedaan Simpati dan Empati
gambar dokumen pribadi

Perbedaan Simpati dan Empati

Sebagian dari kita masih salah untuk mengartikan makna simpati dan empati. Hal ini dikarenakan kedua kata tersebut berurusan dengan emosi yang sama dan kedua kata tersebut berasal dari istilah Yunani Pathos (yang berkaitan dengan penderitaan dan perasaan). Sebelum membahas lebih dalam tentang perbedaan antara simpati dan empati, alangkah baiknya terlebih dahulu memahami arti dari kedua kata tersebut.

Walaupun memiliki asal bahasa yang sama, kedua kata ini memiliki perbedaan. Simpati yaitu perasaan belas kasih sayang atas penderitaan atau kesusahan yang menimpa orang lain, sedangkan empati yaitu dapat menempatkan diri pada posisi penderitaan atau kesusahan yang menimpa orang lain dan berbagi secara langsung akan kesedihannya.

Orang yang sedang bersimpati dapat diartikan sebagai orang yang berbagi keprihatinan dan ikut belasungkawa, namun secara terbuka mengakui bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan langsung akan penderitaan atau kesusahan orang lain tersebut. Sedangkan empati artinya menjadi bagian dari mereka atau satu perasaan dimana orang yang berempati benar-benar tahu perasaan dari orang yang sedang merasakan penderitaan atau kesusahan.

Perasaan simpati dan empati, keduanya merupakan hal yang penting karena dapat membuat seseorang penuh kasih yang dapat menawarkan kenyamanan dan dukungan yang relevan pada mereka yang membutuhkan. Dalam ilmu psikologi, perbedaan dari kedua sikap tersebut adalah;

Simpati tidak mendalam. Simpati sifatnya hanya merasa iba, tidak terlalu mendalam. Seseorang mungkin tahu dan ikut bersedih dengan penderitaan atau kesusahan yang sedang dialami orang lain, tetapi mereka tidak terlalu terlibat terhadap penderitaan atau kesusahan yang sedang dirasakan oleh orang lain tersebut. Simpati pada dasarnya hanya menunjukkan sikap prihatin terhadap apa yang sedang orang lain rasakan atas penderitaan atau kesusahan tanpa memandang bahwa perlu atau tidak untuk membantunya dalam menangani kesulitannya tersebut.

Empati lebih mendalam. Seseorang akan lebih merasakan penderitaan atau kesusahan orang lain dan tahu apa yang orang lain rasakan ketika (mungkin) pernah berada dalam situasi tersebut. Saat sikap ini muncul, biasanya juga akan lebih berusaha untuk bekerja sama dalam mencari penyelesaian masalah bersama. Sikap empati ini biasanya akan erat sekali dengan kemauan seseorang untuk menolong orang lain.

Simpati merupakan respon dukungan. Sikap simpati ini bisa menjadi sebuah bentuk respon dukungan kepada orang yang sedang mendapatkan penderitaan atau kesusahan. Orang yang mendapat penderitaan atau kesusahan tersebut dapat merasakan dukungan ini tetapi tidak sampai pada tahap penyelesaian masalah.

Empati merupakan sikap memahami orang lain. Orang yang berempati akan berusaha menjadi pendengar yang baik dan membebaskan orang lain untuk menceritakan permasalahannya sebebas-bebasnya. Orang yang berempati biasanya tidak akan menyanggah atau memberikan pendapat pribadinya sampai benar-benar diminta untuk memberikan masukan atau solusi terkait masalahnya.

Simpati berdasarkan faktor persamaan. Seseorang mungkin (pernah) mengalami kesamaan nasib yang kemudian menjadikan dia merasa iba atau merasa prihatin terhadap penderitaan atau kesusahan yang dialami oleh orang lain. Mereka memang akan saling menguatkan, tetapi sifat simpati berusaha tidak terlibat lebih jauh lagi dalam proses pemecahan masalah.

Empati berdasarkan faktor perbedaan. Seseorang yang bersikap empati mungkin tidak harus mengalami hal yang sama yang terjadi pada seseorang, namun ia mampu merasakan apa yang dialami oleh orang lain atas penderitaan atau kesusahan tersebut. Sikap ini memang unik, namun banyak sekali orang yang memiliki kemampuan empati tinggi seperti ini. Tipe kepribadian manusia yang berbeda justru bisa menciptakan empati.

Simpati umumnya spontan. Simpati umumnya merupakan reaksi yang sifatnya spontan. Reaksi spontan ini hanya untuk menunjukkan bahwa kita ikut bersimpati dengan penderitaan atau kesusahan yang terjadi pada orang lain.

Empati melibatkan faktor kognitif dan afektif. Dalam empati faktor kognitif dan afektif akan dilibatkan, dimana seseorang yang berempati juga ikut berpikir untuk mencari penyelesaian masalah orang lain. Sikap yang ditunjukkan akan memberikan kenyamanan bagi orang lain yang sedang mendapatkan penderitaan atau kesusahan, sehingga orang tersebut mau membuka dirinya lebih luas lagi.

Demikian penjelasan beberapa perbedaan umum antara simpati dan empati dalam ilmu psikologi. Keduanya sangat penting untuk membentuk kita menjadi seseorang yang berbelas kasih kepada orang lain. Menjadi orang yang mudah berbelas kasih tidak hanya baik untuk lingkungan kerja, namun juga menjadi hal yang lebih untuk menjalani kehidupan di masyarakat.

Jika ada sumbang saran tuliskan di kolom komentar, silahkan share untuk berbagi informasi. Maturnuwun

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post