Kemajuan pesat yang kita alami saat ini dalam dunia pendidikan dan tekhnologi komunikasi, sepertinya telah membawa perubahan dalam sikap hidup dan perilaku serta pandangan anak-anak kita.

Kemajuan dibidang pendidikan mungkin saja membawa dampak positif terhadap perkembangan kecakapan intelektual dan cara pandang anak terhadap sesuatu, akan tetapi perkembangan teknologi komunikasi yang tanpa batas bisa saja membawa dampak terhadap perubahan pola pikir dan pandangan hidup yang negatif.

Pendidikan yang pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya manusia dengan segenap potensi yang diperlukan dalam usaha memenuhi kebutuhan dirinya, serta dapat menyesuaikan serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa menjadi solusi sekaligus harapan dalam perubahan pandangan hidup dan prilaku yang lebih baik bagi anak-anak kita dimasa yang akan datang.

Akan tetapi fenomena yang terjadi belakangan ini justru sebaliknya, kemajuan teknologi komunikasi yang tanpa batas telah mengubah pandangan hidup dan prilaku anak-anak kita menjadi anak yang kurang peka dengan lingkungan sosialnya, anak kita cenderung apatis dan lebih asyik dengan dirinya sendiri.

Hal tersebut dapat kita amati saat mereka berkumpul dengan teman-temannya, mereka lebih asyik dengan gadget ditangan masing-masing ketimbang mengobrol atau bercerita tentang apa yang mereka lakukan hari ini di rumah ataupun di sekolah.

Fenomena seperti yang terjadi di atas, sejatinya merupakan gambaran perubahan karakter dan prilaku anak kita yang diakibatkan oleh dampak buruk kemajuan teknologi komunikasi.

Bukan tidak mustahil, beberapa tahun yang akan datang akan tumbuh generasi yang hanya tahu dengan dirinya sendiri, tidak ada lagi musyawarah, gotong royong dan saling membantu satu sama lainnya.

Apakah fenomena seperti ini akan kita biarkan begitu saja? Adakah solusi untuk mengatasinya dan bagaimana cara menumbuhkan karakter yang baik terhadap anak-anak kita?. Inilah pertanyaan yang harus kita jawab bersama.