Imam Safe'i

Saya lahir dari keluarga petani. Lahir di Kediri, tanggal 01 Juni 1976. Saat ini saya berprofesi sebagai guru di Kabupaten Lampung barat, Provinsi Lampung. Mela...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pancuran Bambu

Pancuran Bambu

Teringat pada era tahun 80-an, dimana kampung tempat kami bertempat tinggal belum seramai saat ini. Ada beberapa rumah, namun letak antara satu rumah dengan rumah lainya agak berjauhan. Letak dusun kami yang berada di daerah pegunungan dengan kontur permukaan tanah yang tidak rata, membuat kami harus memilih tempat yang agak rata untuk mendirikan rumah. Keadaan seperti itulah yang membuat rumah-rumah kami menjadi agak berjauhan.

Meski kampung kami berada di daerah pegunungan, namun untuk urusan air bersih menjadi sebuah persoalan tersendiri. Sulitnya untuk menemukan sumber air meski sudah menggali sumur sedalam 30 sampai 40 meter memaksa kami untuk mengandalkan air hujan sebagai sumber air bersih.

Persoalan lain akan muncul ketika musim kemarau tiba. Bak penampungan air yang kami buat untuk menampung air hujan akan tidak terisi lagi. satu-satunya jalan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mendatangi sumber air yang letaknya berada di lembah yang jauh dari rumah.

Untuk keperluan minum, mandi, dan cuci kami harus mendatangi sumber mata air tersebut dengan berjalan kaki. Kegiatan tersebut kami lakukan setiap pagi dan sore hari. sehingga pada setiap waktu-waktu tersebut, sumber mata air akan ramai dikunjungi.

Agar memudahkan aktivitas mandi dan mencuci, maka kami buatlah pancuran air dari bambu. Air yang keluar dari mata air dibuat semacam bendungan kecil, kemudian diletakkan bambu yang pembatas ruasnya sudah dibersihkan supaya air dapat mengalir di dalamnya.

Airnya yang jernih dan terasa sangat sejuk saat kita mandi, karena airnya mengalir langsung dari sumber mata air. Kini kami tak lagi harus mendatangi pancuran bambu lagi. Air dari sumber mata air tersebut sekarang sudah sampai di rumah kami. Namun, kenangan mandi dan cuci di pancuran bambu akan menjadi bagian cerita di kampung kami.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Air dari pancuran bambu...membayangkannya tentu segar sekali

26 Jun
Balas

Benar pak... seger sekali karena langsung dari sumber mata air... terimakasih.

26 Jun

Suasana asri...keren...salam literasi

26 Jun
Balas

Terimkasih pak... salam literasi

26 Jun



search

New Post