“Merdeka Belajar tidak akan mungkin bisa berhasil tanpa teknologi”, ungkap Mendikbud dalam kesempatan kuliah umum Reformasi Pendidikan Indonesia.

Mendikbud menegaskan, keberagaman pendekatan yang ada menghasilkan berbagai macam teknik dan inovasi di setiap daerah, sekolah, dan siswa. Semua itu hanya bisa dilakukan hanya dengan dukungan teknologi.

Teknologi yang dimaksud oleh Mendikbud bukan berarti semuanya harus daring (online), melainkan bisa juga berbentuk luring seperti meggunakan TVRI sebagai media pembelajaran atau bentuk-bentuk lain yang berkaitan dengan teknologi.

Jadi semua bentuk media pembelajaran yang memanfaatkan dan menggunakan teknologi akan digunakan dalam mengimplementasikan konsep-konsep Merdeka Belajar yang diprogramkan oleh Mendikbud.

Kesiapan semua sumber daya yang ada di sekolah menjadi faktor penentu keberhasilan program Merdeka Belajar. Sumber daya yang dimaksud bukan hanya sebatas tersedianya infrastruktur seperti komputer dan jaringannya, tetapi juga sumber daya manusia dalam hal ini guru dan siswa itu sendiri.

Di sisi lain, pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) justru memberikan potensi akselerasi kebijakan Merdeka Belajar. Pandemi Covid-19 telah menunjukkan bahwa sebenarnya ada selisih besar antara mereka yang memiliki akses terhadap teknologi dengan yang tidak. Padahal, teknologi memiliki potensi pemerataan akses atau kesempatan mendapat akses yang setara terhadap materi dan pembelajaran yang sama.

Kepedulian akan pentingnya pemerataan akses, khususnya jaringan internet dan listrik menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Pemerintah pusat dan daerah harus bergotong-royong mengatasi masalah ini. Konektivitas internet, kemampuan membayar data, dan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi harus menjadi perhatian utama para pemangku kepentingan.