Dua bulan lalu, tepatnya akhir Februari 2017 tiba-tiba di wa ada undangan masuk dalam grup IGI. Setelah menjadi anggota grup, aku melihat ada undangan MWC atau Mediaguru Writing Camp yang akan diadakan bulan April. Mulanya aku bergeming, karena camp pasti menginap dan beberapa hari. Rasa penasaran mulai berkembang ketika peserta mulai mendaftar satu persatu hingga mendekati 100....bayangkan! Suatu kegiatan yang belum jelas lokasi, pembiayaan telah dipenuhi dengan antusias yang begitu tinggi. Hati pun mulai tergerak. Segera melihat kalender, ya, Tuhan...itu hari Sabtu, Minggu, dan Senin yg merah tanggalnya. Artinya libur sekolah....jadi saya tak perlu minta izin dari sekolah. Dengan segera, saya pun mendaftar...syukurlah saya masih bisa daftar dan mendapatkan nomor 97. Setelah itu ramailah di grup menanyakan segala undangan ke sekolah, akomodasi, pembiayaan, dan lain sebagainya. Hebatnya lagi pasukan dari seberang pulau berduyun- duyun mendaftar sehingga full house...benar-benar fantastis. Ternyata, camp kali ini adalah kali kedua, yang pertama telah berhasil gemilang di Batu, Malang dan menghasilkan guru-guru hebat penulis yang layak masuk dalam catatan. Melihat hal tersebut, rasa rendah diri saya yang sempat muncul mendadak berganti menjadi tantangan. Saya juga pasti bisa. Berbekal perasaan dan semangat itulah saya berangkat diantar anak saya ke lokasi yang sejujurnya tidak saya ketahui walau telah melihat peta dan GPS sekali pun. Tetapi, hal itu tidak menyurutkan semangat saya untuk dapat bergabung dan mencoba kemampuan untuk memenuhi kuota guru penulis yang digagas IGI dan akan dijadikan literasi nasional guru menulis. Betapa hebat gebrakan yang diadakan oleh IGI untuk mendobrak image guru yang malas menulis, guru yang tidak berani menulis...dalam camp ini nyata sekali, semuanya telah terbantahkan. Walau saya pribafi belum dapat menulis satu pun buku, tetapi melihat keberhasilan teman guru lainnya yang begitu sangat tanpa mengenal waktu mengejar jam tayang menerbitkan hasil karyanya, hati ini turut bangga. Hari pertama di lokasi dibuka oleh sekretaris jendral pendidikan kementrian diknas yang menyempatkan waktunya walau hujan untuk membuka sekaligus memberikan dorongan semangat para guru untuk menulis dan berkarya. Banar-benar suatu kebanggaan yang sangat tinggi yang dapat saya rasakan sebagai seorang guru. Juga tak lupa wakil dari P4tk turut hadir memberikan support. Maka lengkaplah semua mimpi yang akan kami rajut menjadi kenyataan, untuk menyambut gebyar literasi 20 Mei dan 1708. Waktu terasa sangat cepat, seakan berkejaran dengan semangat kami yang terus mencari ide, menuliskan semua ide itu menjadi sebuah cerita yang akan menggema di seluruh negeri. Tentu para pembimbing dari IGI tak hentinya memberikan semangat dan juga dorongan untuk memperbaiki hal-hal yang memang perlu kami perhatikan dan perbaiki.Malam kedua telah datang menjemput, waktu memang tidak bersahabat di sini, namun dalam dua malam telah dapat kami rasakan camp ini bagaikan candradimuka pelatihan dan tempat melatih mental kami untuk terus maju. Terima kasih Mediaguru, terima kasih Gurusiana, terima kasih semua sahabat dan juga pejabat kementrian diknas ....selamat, semangat untuk semua peserta MWC kedua.Kita bertemu lagi dalam camp selanjutnya, tentunya berharap ada wajah-wajah baru yang juga akan meramaikan belantara literasi karya guru nusantara....