Oleh. Imelda.SE

Pulanglah Tito ketempat Neneknya setelah sekian lama dia merantau dan merasakan penderitaan hidup, sekarang dia sudah tau pahitnya kehidupan diluar sana tanpa ada ilmu dan bekal yang akan di andalkannya.

Tito pulang dengan segudang cerita untuk neneknya dan setumpuk permohonan maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya, dia juga membawa selembar brosur sebah lembaga pendidikan yang dia ingin belajar disana, itupun kalau nenek dan kakeknya setuju dengan rencananya, kalau tidak dia meyerah dengan keputusan neneknya.

Sampai di rumah nenek Tito mengucapkan salam dan langsung masuk kedalam rumah, dia melihat sepasang suami istri yang sudah tua renta yang sedang menunggu dia pulang, “Nenek” kata Tito sambil berlari menghampiri neneknya yang sudah semakin tua, “ Tito cucuku” kata Nenek sambil memeluk Tito dengan mata yang berkaca-kaca, lalu dia melepaskan pelukannya dan melihat wajah Tito lalu megelus pipi cucunya itu yang dia rasakan semakin kurus saja, nenek semakin sedih melihat keadaan Tito, lalu Tito memeluk kakeknya yang dari tadi memperhatikan Tito, “mamafkan Tito kek” kata Tito seakan menyesali perbuatannya yang tidak mendengarkan Kakek dan Neneknya itu.

“Sudah Tito yang penting kan kamu sehat-sehat saja dan sudah pulang sekarang” kata kakek sambil mengusap kepala Tito, ‘ayo makan Tito “kata Nenek membawa Tito makan, “Nenek sudah memasak makanan kesukaan kamu, kamu pasti lapar” kata nenek menambahkan, “iya Nek, Tito belum makan” kata Tito sambil memegang perutnya yang sudah kurus itu.

“ayo kita makan sama-sama” kata kakek “kita sudah lama tidak makan bertiga “kata kakek menambahkan, Tito tampak bahagia menuju ruang makan, dia seakan tak percaya dengan maaf yang di berikan Kakek dan Neneknya kepadanya.

Galogandang, 30 September 2020.