Sehabis makan malam, nadhim beranjak dari tempat makan lalu berkemas untuk ke Jakarta. Segala persiapan telah di tata rapi oleh sang istri tercinta. Tepat jam 20.30 nadhim pamit dengan sang istri. Nadhim berpesan " ayah gak akan lama ko cuma dua hari ke Jakarta, Ibu dirumah baik-baik yah". "Iya ayah" jawab ibu. " Hati-hati di jalan ya ayah" sambung ibu. Akhirnya Nadhim pamit dan sang isteri mencium tangan nadhim sambil tersenyum manis melepas sang suami tercinta

Nadhim akhirnya melaju sepeda motornya menuju ke alun-alun untuk bertemu temannya. Di alun- alun nadhim bertemu dengan Pak Purbo, teman yang akan berbarengan ke Jakarta. " Pak, dari jam berapa bapak sudah di alun-alun", sapa nadhim. Dari Maghrib mas , "saya dari rumah naik bus mini", jawab pak purbo.

Tepat jam 21.30 mereka berdua berangkat menuju ke stasiun dengan armada minibus yang dipesan dengan aplikasi. hampir 1 jam lamanya mereka menunggu kereta yang tak kunjung tiba. "Kenapa kereta belum juga datang yah, pak" tanya nadhim kepada petugas di stasiun . " Coba saya lihat tiketnya mas" , pinta petugas stasiun. Lalu nadhim pun menunjukan tiketnya.

Petugas kereta pun mengamati tiket Nadhim. "Mohon maaf mas", kenapa ? Tanya nadhim agak kaget apakah kereta udah berangkat ? dengan wajah terkejut, " enggak mas , kereta yang akan mas tumpangi belum datang, lihat saja di tiket keberangkatan jam 23.15, sedangkan sekarang baru jam 22, jawab petugas stasiun. "Owalah kirain udah telat keretanya ternyata belum datang toh." Guman Nadhim dalam hati.

Nadhim pun sedikit malu dengan petugas kereta, sambil berkhayal dalam benaknya, bahwa ia pengen segera cepat-cepat ketemu dengan sang Menteri di Jakarta. Nadhim pengen ketemu Mas Nadiem Makarim (Sang Menteri Pendidikan) takut ketinggalan kereta. Sampai lupa ngecek tiket keretanya. Sehingga malu deh.