Imron, M.Pd

Guru SMAN 1 Lasem dan founder SMK Cendekia Lasem. Saat ini sudah selesai menulis 3 buah buku. Satu buku dengan Judul Literasi dan Sekolah Penggiran ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Visi Pendirian SMK Cendekia Lasem dalam Perspektif Profil Pelajar Pancasila
Diskusi visi dan prakarsa perubahan CGP di SMK Cendekia Lasem

Visi Pendirian SMK Cendekia Lasem dalam Perspektif Profil Pelajar Pancasila

Ketika diskusi tentang visi dan prakarsa perubahan ditinjau dari konsep rofil pelajar Pancasila yakni : beriaman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinekaan global sebenarnya tidak jauh berbeda.

Pada pendampingan individu 2 CGP Angkatan 6 hari terakhir berkesempatan mengunjungi CGP dari SMK Cendekia Lasem yakni Ibu Rina Anggaraningrum. Sengaja dibuat paling akhir, agar ilmu yang didapatkan dari keenam CGP lain bisa ditularkan di SMK Cendekia Lasem. Saat sekolah di SMAN 1 Lasem, CGP ini adalah salah satu siswa yang punya bakat berbeda dari yang lain. Setelah beberapa tahun mengabdi di salah satu SMK Swasta di Kabupaten Rembang, akhirnya tahun 2017 lalu berkenan bergabung dengan SMK Cendekia Lasem dan sekarang menjadi Wakil Kapala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Sarpras. Saat berkunjung ke SMK Cendekia Lasem ibarat pulang ke rumah sendiri. Hal ini dikarenakan, SMK ini 10 tahun lalu penulis dirikan bersama senior yang lain. Sebagian besar (75%) Tunjangan Sertifikasi yang penulis peroleh digunakan untuk menalangi keberlangsungan SMK Cendekia Lasem. Sebagai profesional, pendampingan individu tetap dilakukan secara profesional. Diskusi visi dan prakarsa perubahan lebih cair dan lebih gayeng, dikarenakan sebagai PP, penulis paham betul kondisi di SMK Cendekia Lasem ini.

Cerita beberapa tahun lalu. Selesai lulus S-2 dari Unnes pada September tahun 2011, Penulis ingin mengakomodir anak-anak sekitar Lasem yang tidak mau sekolah dan tidak bisa masuk SMANELA (tempat mengajar tahun 2003-sekarang) dan MANELA (sebagai alumni tahun 1997 dan sempat mengajar tahun 2002-2003). Selama satu tahun, Penulis mencari tanah mulai dari Pamotan, Pancur, Kragan, hingga Sluke Lasem. Akhirnya awal tahun 2012 Penulis mendapatkan tanah di Sulo Sriombo Kecamatan Lasem dengan harga 120 juta dengan luas 2.750 meter persegi atau seharga 44ribu tiap meter persegi. Harga tersebut Menurut warga sekitar terlalu mahal. Bersama Drs. Suyoto, Drs. Noor Effendi,Hari Udayanto dan Dr. Sulhadi,M.Si,Penulis dan tim sepakat mendirikan SMK yang belum ada namanya.

Akhirnya, Penulis daftarkan Lembaga Pendidikan Insan Bina Cendekia Lasem ke notaris Muhammad Hilal dengan Nomor 15 tanggal 2 Mei 2012 bertepatan Hari Pendidikan Nasional. SMK tersebut dinamakan SMK Cendekia Lasem dengan visi“Mewujudkan Insan Mandiri yang terampil, Cerdik Cendekia Berbasis IMTAQ dan IPTEK”. Sekolah tersebut berada di pinggiran utara Kota Lasem yang berjarak 3 km dari pusat kota Lasem yang penuh sejarah.

Mulai menyusun perencanaan pembangunan ruang belajar, izin operasional, dan mencari guru (mendapatkan 5 GTY dan 4 guru pinjaman).Dikarenakan belum mempunyai ruangan, tim terlebih dahulu pinjam rumah di sebelah tanah SMK yang tidak ditempati. SMK Cendekia saat ini, sudah ada 16 guru tetap yayasan(GTY), 7guru tidak tetap (GTT) dan 5 staf TU.

Bulan Juni 2012, Penulis nekat membuka pendaftaran siswa baru dan mendapat 31 calon siswa baru. Bulan Juli 2012izin jurusan multimedia dan teknik bangunan diberikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang. Bulan Agustus dapat tanah lagi seluas 3.868 m persegi dengan harga 380juta. Dengan demikian, terpenuhi syarat tanah minimal 6.000 meter persegi. Sekarang harga tanah di sekitar mencapai 5-8 kali lipat alias mencapai 500-800 ribu per meter persegi.

Saat ini Lembaga Pendidikan sudah berubah menjadi Yayasan Insan Bina Cendekia Lasem Rembang sesuai SK Kemenhumham Nomor AHU-0006192.AH.01.04 tahun 2018 tertanggal 2 Mei 2018. Sebelumnya sudah didaftarkan Yayasan Insan Bhina Cendekia dengan SK Kemenhumham Nomor AHU-0002298.AH.01.04 Tahun 2017 tertanggal 06Februari 2017 yang berubah menjadi SK Kemenhumham Nomor AHU-000287.AH.01.04 tahun 2017 tertanggal 09 April 2018. Hal ini dikarenakan saat menggunakan nama Yayasan Insan Bina Cendekia mirip yayasan yang sudah terdaftar atas nama Yayasan di Kabupaten lain. Terpaksa menambah huruf “h” dalam kata Bhina. Padahal, sesuai hasil rapat tim pendiri awal, sudah disepakati tetap menggunakan Insan Bina Cendekia, tanpa “h”.

Pada bulan April 2018, Penulis mencoba mendaftarkan lagi yayasan yang sama nama saat masih lembaga pendidikan. Ternyata dengan menambah kata Lasem Rembang. Alhamdulillah, bisa terdaftar di Kemenhumham. Sehingga, ada kesinambungan antara saat masih Lembaga Pendidikan dan Yayasan Insan Bina Cendekia Lasem Rembang yang membawahi SMK Cendekia Lasem Rembang.

Dari Visi SMK Cendekia di atas, sekolah berusaha merumuskan Sekolah Berbasis Industri (SBI). Ciri khas lain SBI adalah praktik dalam “sistem blok yang terus menerus” (continuous). Sistem blok berarti praktik yang dilaksanakan dalam jangka waktu cukup lama, dengan konsep 5+1. Artinya 5 hari mata pelajaran produktif(praktik) dan 1 hari mata pelajaran teori (mata pelajaran wajib). Hal ini akan berdampak signifikan kepada peningkatan kualitas keterampilan (skill) maupun karakter (sikap). Konsep tersebut saat diimplementasikan, siswa banyak di laboratorium. Kendalanya adalah alat di laboratorium dan guru produktif pendampingnya. Saat salah satu guru produktif ada yang berhalangan hadir, siswa kurang begitu terkontrol. Kelebihannya, siswa lebih banyak mendapatkan pengetahuan ketrampilan dibandingkan dengan konsep konvensional yang selama ini diimplementasikan banyak sekolah. Tahun Pelajaran 2022/2023, jumlah siswa SMK Cendekia sudah mencapai 263 siswa.

Melihat visi yang penulis susun bersama Bapak Tamsi Heribudi, senior di SMAN 1 Lasem sekaligus Kepala SMK Cendekia Lasem yang pertama sebenarnya sudah terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila(PPP). Artinya jauh sebelum PPP digaungkan oleh Kemendikbudristek, cita-cita yang terkandung dalam PPP sudah penulis adopsi. Dari visi SMK Cendekia Lasem yakni “Mewujudkan Insan Mandiri yang terampil, Cerdik Cendekia Berbasis IMTAQ dan IPTEK”, sudah masuk semua. Insan Mandiri artinya manusia yang bergantung pada orang lian. Terampil artinya cekatan, lincah, gesit dan mampu menemukan teknik bertindak, dengan sistematis. Cerdik artinya pandai mencari pemecahan. Cendekia artinya tajam pikiran, gampang paham (mengerti), cerdas, pandai, cepat mengerti situasi dan cepat menemukan solusi. Impelementasi keempat kata tersebut tidak akan berarti, apabila tidak berlandaskan Iman dan Taqwa dengan menyesuaikan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Dengan adanya salah satu CGP yang berasal dari SMK Cendekia Lasem akan menambah motivasi yang lain untuk lebih maju pesat kualitasnya. Apalagi penulis selaku Pengajar Praktik PGP Angkatan 6 menjadi inisiator dan founder dari SMK Cendekia Lasem. Sebelum ada Guru Penggerak, Kami sudah bergerak sejak dahulu. Sebelum ada Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka, Kami sejak awal berdiri sudah berusaha mengarah pada kemerdekaan belajar dan mengajar. Sebelum PPP digaungkan, visi yang disusun di SMK Cendekia Lasem sudah mengarah ke sana. Yang paling dibutuhkan adalah konsistensi berjuang, konsistensi bergerak dan komitmen untuk memajukan pendidikan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post