im sodiawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
DOAKU TERBANG MENUJU NEGERI PARA NINJA
Art Town Tsukuba

DOAKU TERBANG MENUJU NEGERI PARA NINJA

Hati-hati, ucapan yang keluar dari mulut kita bisa menjadi doa. Boleh percaya boleh tidak, tapi inilah yang terjadi pada diri saya. Bukan tak mungkin ini juga terjadi pada banyak orang selain saya atau bahkan anda. Berawal dari hanya seloroh saat berkumpul bersama teman. “Suatu hari aku akan pergi ke luar negeri, dan itu adalah Jepang.” Begitulah cita-cita itu terlontar meski belum tebersit sedikitpun bagaimana caranya. Tanpa ucapan aamiin, datar, hanya sekedar kata.

Bi idznillaah, kehendak Sang Penggenggam Hidup menghantarkan saya pada keinginan yang sempat terlupa. Keinginan senyap yang hanya bisa terpendam dalam diam. Tiba-tiba saja terbuka jalan ke sana, Negeri Para Ninja. Gratis pula. Siapa yang pernah menyana, tapi itulah kekuatan doa.

Dari sebuah beasiswa, pintu doa itu terketuk untuk menginjak Negeri Sakura. Mengayakan pengalaman. Belajar bahasa baru, mengenal orang-orang dan budaya baru. Menghirup udara empat musim. Merayakan mekarnya Bunga Sakura hingga merasakan dingin yang menusuk tulang. Menikmati transportasi nyaman minim polusi, sampai kekaguman atas budaya baca yang luar biasa. Menyaksikan kesantunan orang timur yang begitu nyata, dan di sisi lain kebebasan anak muda untuk bereksplorasi dalam gaya hidup dan busana. Tak mudah menjalaninya. Tapi menjadi pengalaman yang berharga.

Kadang kita berfikir bahwa setiap apa yang terjadi pada diri kita hanya kebetulan semata, atau mungkin sering seperti itu. Benarkah demikian? Bila kita coba telusuri kembali setiap jengkal perjalanan kita, boleh jadi tak ada kebetulan di sana. Memang ada yang perlu diikhtiarkan sungguh-sungguh, ada pula yang datang tiba-tiba. Yang tiba-tiba itu bisa jadi hasil ikhtiar dan doa, dengan Kuasa Allah tentunya. Yang tak secara kasat mata menuju sebuah hasil nyata, tapi mungkin jalan menuju mimpi yang pernah tertanam dalam sanubari kita. Ada pepatah yang menyatakan “Mulutmu Harimaumu.” Mari mulai belajar meyakini bahwa “Ucapanmu adalah Doamu,”sehingga kita berusaha menjaga lisan dari hal yang buruk. Berani?

*penulis adalah pamong belajar di BPPAUD dan Dikmas Jatim

peserta Workshop Penulis Bahan Literasi bagi GTK PAUD dan Dikmas

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

tulisannya keren banget. Lancar dan bergizi

10 Aug
Balas

Terima kasih Pak Leck. Perlu banyak belajar lagi...

10 Aug



search

New Post