Inayah Tarmidzi

I am an English Teacher of SMP Muhammadiyah 8 Bandung...

Selengkapnya
Navigasi Web

KETIKA IBU TIADA, TEMUI SAUDARA PEREMPUANMU

JIKA IBUMU TIADA, MAKA TEMUI SAUDARA PEREMPUANMU

By : Inayah Tarmidzi

“Nak, jika ibu sudah tiada, dekati saudara perempuanmu, maka kamu akan dapatkan separuh cinta dan kasih sayang ibumu, tak akan sama tapi cukup mengobati rasa rindumu”.

Itu adalah penggalan nasihat ibuku sore hari di teras rumahku. Dulu kalimat itu terasa biasa saja.

Sore itu hujan lebat, aku melihat dedaunan yang bergoyang-goyang terkena terpaan air hujan, akupun menatap bale-bale tempat biasa ibuku duduk hanya untuk menikmati angin segar. Biasanya sore-sore seperti ini ibuku sibuk di dapur, sambil sesekali memanggil anak-anaknya untuk segera mandi dan persiapan sholat magrib di mushola kecil disamping rumahku. Bada magrib ibuku menyiapkan beberapa kantung beras untuk zakat yang dititipkan ke masjid terdekat atau langsung menemui para mustahiq. “Besok Idul fitri pertamaku tanpa ibu” gumamku. Tak terasa air mata menetes, dan tenggorokanku terasa tersekat, aku menangis. Tiba-tiba anak bungsuku memanggilku. Buru-buru kuseka air mataku.

“Mah..td ada telp dari uwa, kita suruh tidur disana” ujar jagoan kecilku. Aku mengangguk dan tersenyum. Rumah kakakku terletak tidak jauh dari rumah peninggalan ibu. Aku bergegas membawa tas dan perlengkapan lain ke rumah kakak.

Terasa sekali sedihnya, seperti ada sesuatu yang hampa mengalami lebaran tanpa ibu. Aku berjalan sambil menggandeng lengan anakku. Melewati jalan setapak di pekarangan belakang rumah, kembali aku lihat pohon pohon yang ditanam ibu dan bapakku. Lahan yang sangat luas dengan pepohonan yang rimbun. Dulu aku selalu meminta punya halaman rumah dan pekarangan yang sempit saja agar mudah membersihkannya. Sekarang aku tau ternyata mereka ingin membagikan tanah itu untuk anak-anaknya sebagai kenang-kenangan.

“Kamu nangis?” Tanya kakak

“hmmm iya inget ibu” jawabku singkat sambil mengalihkan pandangan, kakakku langsung menyuruhku untuk masuk ke kamar belakang, ku lihat dia juga menyeka air matanya.

“Setelah sholat magrib kamu bantu aku antarkan beras-beras ini ke masjid ya, anak-anak biar aku yang jaga’. Pinta kakaku, aku hanya mengangguk. Sepulang dari masjid aku bergegas ke dapur, gara-gara mencium aroma bumbu kari ayam yang sedang ditumis dan melihat tumpukan lontong panas yang sangat harum aroma daunnya. “ya Allah..itu makanan favorit ibuku saat lebaran” air mataku kembali menetes.

#mapsschallenge

#muhammadiyahantapanibandung

#tetapproduktifwalauwfh

#dirumahsaja

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post