Inayah Tarmidzi

I am an English Teacher of SMP Muhammadiyah 8 Bandung...

Selengkapnya
Navigasi Web

MY GROOTVADER

*My Grootvader*

written by: Inayah Tarmidzi

Malam itu sepertinya tak ada bintang yang menampakkan diri. Langit terlihat hitam dan gelap. Suara binatang malam bersautan seakan mengabarkan kisah tak menyenangkan yang akan terjadi.

Waktu yang sangat mendebarkanpun tiba, aku dipanggil ayahku ke ruang keluarga. Kursi jati yang biasanya kosong kini diduduki oleh 2 orang laki-laki bertubuh gempal. Beliau adalah paman dan pak Dhe ku. Sementara ibuku duduk di balai-balai kayu bersama bibi. Kakek terlihat duduk berhadapan dengan ayahku seolah sedang menghakiminya. Ini adalah tradisi keluarga kami sebelum seorang anggota keluarga hendak menikah harus mendengarkan nasehat kakek serta kerabat akan tetapi ada yang berbeda saat ini. Suasana terlihat lebih kaku. Tak ada canda tawa seperti yang kakek lakukan saat mbakyuku menikah dulu. Aku bersikap biasa dan tidak membesar-besarkan dugaanku. Aku harus mendengarkan nasehat laki-laki yang selalu mengenakan baju koko putih sebelum aku dinikahi laki-laki itu. Yusouf Huig adalah seorang pria berkewarga-negaraan Belanda yang hendak meminangku. Alasan pertamaku menerima pinangannya adalah karena dia laki-laki baik yang rajin dan penuh semangat. Sesuai dengan namanya (Huig=semangat)nama Yusouf itu pemberian ayahnya karena keluarga mereka adalah keluarga muslim yang tinggal di Amsterdam. Aku lebih senang memanggilnya Yusouf. Laki-laki pertama yang membuatku memimpikan akan indahnya bahtera rumah tangga.

Kakek menggulung daun kawung yang sudah terisi tembakau yang tercium wangi, sambil memulai pembicaraan.

“le.. kamu punya anak perempuan banyak. Tapi menjaga anak perempuan yang terakhir keliatannya sulit sekali. Kamu membiarkan dia pada pilihannya sendiri yang belum tentu benar.” ujar mbah Ma’ruf menatap puteranya. Suasana semakin hening ketika kalimat demi kalimat keluar dari mulut laki-laki 85 tahunan itu.

“kamu sekolahkan anakmu jauh-jauh jauh berharap bisa mengangkat martabat keluargamu, iyo toh le? Tp sesudah pinter anakmu malah keblinger. Nyari suami wong Londho… penjajah.!! Kok bisa le?” ujar mbah Maruf sambil menekan kata “penjajah” dengan wajah terlihat marah. Tangannya mengepal seolah menahan kekesalan yang dalam. "Kalau anakmu tahu bahwa buyutnya, serta ratusan kerabatnya telah jadi korban kejahatan wong Londho waktu membangun irigasi dan jalan... dia tak akan melanjutkan keinginannya". Ujar Mbah Ma'ruf terlihat antara marah dan sedih. Seisi ruangan terdiam. Aku menatap ibuku, , lalu kakekku. Tapi wajah mereka datar. Suaraku tak keluar. Ada sesuatu yg yg menyekat tenggorokanku, sakit sekali, tapi aku harus bicara. Aku harus berjuang demi hidupku. Aku menarik nafas panjang sementara yang lain masih terdiam.

“Mbah… tapi Yusouf berbeda, mbah” jawabku pelan dan gugup. Aliran darah ditangan terasa panas. Penasaran apa reaksi kakekku setelah itu. Jantungku terus berdebar kencang menanti jawaban. Kulihat tangan kakek mengambil tongkatnya lalu berdiri. Beliau menarik nafas panjang tapi tak mengatakan sepatah katapun. Aku menangis memeluk ibuku. Bibikupun mengelus pundakku. Masih tetap tak terdengar suara dari mulut mereka. Kutatap wajah ibuku yang terlihat menahan tangis.

“Bu.. aku hanya meminta restumu. Percayalah bu..Yusouf tak seburuk yang kakek kira”. Ujarku membujuk ibu sambil menangis. Tapi tetap tak ada jawaban. Aku terus menangis tersedu-sedu sementara ibuku hanya menutup wajahnya dengan kerudungnya. Aku tau ibuku menangis. Air matanya adalah bukti dukanya. Wanita paruh baya itu masih tetap menangis saat kutinggalkan ruangan tengah menuju kamar bibiku. Aku menjatuhkan tubuhku diatas kasur kapuk yang terasa begitu dingin. Menutupi mukaku dengan bantal dan aku tetap tak bisa menahan tangisku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sedih ya. Banyak. Yg punya pengalaman seperti itu.

19 Dec
Balas

Pengalaman orang lain bu..

19 Dec

Bisa dibikin novel, Bu.

19 Dec
Balas

Iya pak itu penggalan novel saya yg ga keburu.. deadline mediaguru sampe tgl tertentu tp saya blm beres. Pdhl saya udah 2x ikut sagusabu...memalukan ya pak.

19 Dec

Is the story to be continued. Can't wait to know the ending.

19 Dec
Balas

InsyaAllah just wait some days.

19 Dec

Wong Londo buat kakek kakek buyut kita meninggalkan luka dan pedih yang sangat dalam.

19 Dec
Balas

Betul bu.. kl mereka cerita emosinya muncul lg.. tp malah saya jdkan ide cerita.

19 Dec



search

New Post