Inayah Tarmidzi

I am an English Teacher of SMP Muhammadiyah 8 Bandung...

Selengkapnya
Navigasi Web

SMAAKVOL

*SMAAKVOL*

Written by ; inayah Tarmidzi

Gemericik air di kolam kecil di teras rumah selalu menemani hari-hari Ina yang menanti kehadiran suaminya pulang kerja saat senja. Usia perkawinan yang ke 10 tahun itu tetap menjadikan keduanya sebagai pasangan yang selalu romantis. Yusouf yang merasa memiliki perbedaan budaya dengan istrinya ternyata begitu respect terhadap wanita yang selalu setia menunggunya bersama buah cintanya, Alana Yusouf. Tulip berwarna merah di pinggir kolam ukuran 2× 2 meter itu mekar, terlihat sangat indah. Di pinggir kolam ada kursi kayu tua yang sengaja menhadap ke kolam agar Ina tak jenuh menunggu sang suami sambil memberi makan ikan warna-warni, atau hanya untuk menikmati indahnya bunga tulip, seindah cintanya pada Yusouf.

Ina teringat akan kenangannya bersama Yusouf di Vondel Park. Hari itu Ina baru saja mengunjungi sebuah panti jompo hanya untuk mengajak mereka jalan pagi dan sarapan, Yusouf menelfonnya dan mengatakan ada beberapa kegiatan volunteer yang harus Ina kerjakan. Dia adalah aktifis kegiatan kemanusiaan yang sangat aktif. Yusouf meminta Ina menemuinya di Vondel Park, sebuah tempat dengan iconic Amsterdam. Di pinggir sebuah danau yang bertuliskan “ I amSterdam”.

Saat Ina datang ke taman itu Yusouf tengah duduk diatas huruf “a” sambil menggenggam sebuah mangkuk alumunium foil berisi macaroni schuttel yang bertabur keju. Ina menghampiri Yusouf dan menanyakan kegiatan yang dibicarakan melalui telefon. Yusouf tersenyum lalu memberikan makanan di tangannya untuk Ina.

“Aku tak mungkin memakan makanan itu sambil berdiri, ayo kita cari tempat duduk atau kamu habiskan saja makanan itu” ujar Ina datar. Yusouf masih tetap tersenyum mendengar jawaban Ina. Ina terlihat grogi dengan senyum Yusouf yang tak seperti biasanya.

“ Bagaimana? Kita jadi bicara atau tidak?” tanya Ina agar laki-laki dihadapannya berhenti menatapnya.

“goede morgen my princess.. baiklah kita akan bicara, tapi makan dulu pemberianku”. Ujar laki-laki yang gemar memakai baju hangat warna abu-abu itu sambil menyodorkan macaroni schuttel.

“siapa takut… masalahnya aku harus duduk dulu sebelum memakannya”. Jawab Ina

“Naiklah, kau lebih pantas duduk disini” jawab Yusouf sambil memegangi tangan Ina membantu untuk duduk diatas huruf “a”.

“apa kau suka cheese macaroni?” tanya Yusouf. Ina mengangguk.

“alhamdulillah.. aku senang kau suka setiap aku memberi apapun. Sepertinya ini pertanda baik buat kita”. Ujar Yusouf tersenyum malu

“maksudnya?” ina melotot mendengar pernyataan itu tapi lalu dia tersenyum malu sambil memandang taburan keju yang begitu menggoda. Ina menatap Yusouf yang terlihat membelakanginya menatap ke arah danau.

“sekarang aku tak berani menatapmu, entah karena aku yang malu melihat wajahmu yang terlihat malu-malu” ujar Yusouf menggoda. Wajah gadis itu semakin memerah. Untungnya tak seorangpun melihatnya, tidak juga Yusouf. Hari itu adalah hari pertama kalinya Ina dipuji terus menerus oleh laki-laki bernama Yusouf. Biasanya dia hanya membicarakan tentang “love n care” terhadap mereka yang jauh lebih membutuhkan. Selalu mengajak Ina untuk aktif di kegiatan kemanusiaan. Namun hari itu sangat berbeda. Yusouf yang biasa tegas akhirnya tak bisa membendung rasa yang selama ini dia simpan.

“Ina… bulan depan aku akan berkunjung ke Indonesia. Aku akan meminta restu orang tuamu agar kamu jadi istriku. Aku sudah menyimpan perasaan ini cukup lama...tapi maaf aku tak kuat lagi menyimpannya. Amsterdam memang Kota yang jago membuat bendungan bendungan kuat tapi kali ini bendungan itu tak cukup kuat untuk menahan perasaanku. Maafkan” Yusouf mengatakan hal yang sangat mengejutkan. Awalnya dia menatap wajah Ina namun akhirnya menunduk. Ina terdiam keduanya pun tak bicara beberapa saat. Yusouf hanya menarik nafas panjang sambil menatap jauh ke arah danau.

“tolong jangan jawab sekarang. Aku tak akan sanggup mendengar kabar duka. Kalau kau menerimaku pasti kau sudah rapih saat kujemput besok pagi untuk mengurus semua document untuk perjalanan kita k Indonesia. Maafkan aku Ina.. kalau ada yang salah dengan kalimatku”. Ujar Yusouf sambil menatap gadis di depannya. Ina tersenyum lalu menghabiskan makanan ditangannya.

“Maaf… aku harus segera pulang” ucap Ina.

“kenapa terburu-buru? Apa kau tersinggung?” tanya Yusouf cemas

“mengapa harus tersinggung? Aku harus pulang agar besok aku siap saat kau jemput” ujar Ina sambil tersenyum. Yusouf terkejut mendengarnya. Dia tersenyum lebar karena kegirangan. Ina pun pamit meninggalkan Yusouf yang masih berdiri di tepi danau sambil terus tersenyum.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ini penggalan novel. Novel lengkapnyanya mau dicetak di SIGEULIS program literasi kota bandung. Soalnya modal terbatas kl cetak sendiri. Semoga terlaksana punya buku di 2019.

31 Dec
Balas

Kerreen...

30 Dec
Balas

Hatur nuhun bunda..

31 Dec

so sweet...Kisah Ina dan Yoesouf yang begitu romantis, semoga berjodoh dunia akhirat. Sehat n sukses slalu Bunda Ina..Barakallah

25 Dec
Balas

Makasih bu doanya. Tp ini fiksi... its not me wkwk

31 Dec

Wowwww, kenangan indah yang tak akan terlupakan sampai kapanpun bund. Kalimat romantis yang diungkapkan Yusouf, makin menambah indah kota Amsterdam dan suasana saat itu yang tak kalah romantisnya. Asyiknya bacanya, hingga ikut rasakan suasan romantis di sini. Sukses selalu dan barakallah

25 Dec
Balas

Terimakasih bunda... saya bnyk belajar dari tulisan org2 hebat fi hurusiana

31 Dec

Manis banget ceritanya,cerpen atau cerbung nih?ditunggu kelanjutannya.

25 Dec
Balas

Ini penggalan novel. Novel lengkapnyanya mau dicetak di SIGEULIS program literasi kota bandung. Soalnya modal terbatas kl cetak sendiri. Semoga terlaksana punya buku di 2019.

31 Dec



search

New Post