Inayatul Muchlisin

Saya hanya guru biasa yang ingin menjadi orang luar biasa. Bermanfaat bagi diri dan orang lain. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gaji Pertama Sulis (Tantangan gurusiana hari ke-11)

Gaji Pertama Sulis (Tantangan gurusiana hari ke-11)

Gaji Pertama Sulis

(Tantangan gurusiana hari ke-11)

“Ibu, Sulis berangkat kerja ya,” kata Sulis kepada Ibunya sambil mencium punggung tangan Ibunya. Ibunya menjawab dan tersenyum. Alhamdulillah, Sulis sudah bekerja di salah satu kedai makanan yang membuka usahanya di salah satu kampus ternama di kotanya. Hari ini genap seminggu dia bekerja. Seperti janji pemilik kedai, ia akan menerima gaji seminggu sekali. Lumayan lah, daripada menganggur di rumah. Semenjak lulus SMA, dia berniat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Namun apa daya. Ibunya hanya seorang guru biasa dengan tiga anak tanggungan yang masih sekolah tanpa suami yang bisa membantunya bekerja. Ya, ayah Sulis tidak bekerja. Dulu beliau bekerja di percetakan. Namun semenjak ayahnya terkena flek paru-paru maka ayahnya berhenti bekerja. Ibunya yang guru, punya banyak mimpi dengan anak-anaknya. Ia ingin anak-anaknya sekolah tinggi seperti siswa-siswa yang diajarnya di sekolah. Sudah banyak siswa-siswa Ibunya yang berhasil menjadi TNI, ABRI bahkan dokter. Namun Ibunya yang setiap bulannya hanya menerima gaji sederhana, cuma cukup untuk membiayai kehidupan harian mereka. Perguruan tinggi adalah barang mahal buat mereka. Untunglah Sulis diterima bekerja di salah satu kedai makanan. Pekerjaan itu cukup meringankan beban Ibunya dari kondisi sebelumnya.

“Sulis, segera antarkan pesanan ini ke meja nomor dua ya!” perintah pemilik kedai kepada Sulis. Ia gelagapan. Ia memang sempat melamun sejenak waktu itu. Ia membayangkan gaji yang akan diterimanya nanti sore. Entah berapa ia tak tahu. Namun terbayang mulai besok, ia punya uang sendiri. Gadis manis yang selalu tampil sederhana itu sedang berencana akan diapakan uangnya itu. Kira-kira dapat berapa dan cukup untuk apa. Namun yang terlintas di pikirannya adalah dia ingin mentraktir orangtua dan adik-adiknya makan baso di warung baso dekat rumahnya. Makan baso bersama dengan gaji pertama, hmm pasti sensasinya berbeda dengan hari sebelumnya. Sulis tersenyum sendiri sambil membawa pesanan makanan ke meja nomor dua seperti yang diperintahkan pemilik kedai padanya.

“Assalamualaikum every body,…..Aku datang,” ucap Sulis lincah sambil memasuki rumahnya. Adik bungsunya menjawab salamnya. Tidak ada orang selain Zikri di rumahnya. Sulis bercerita dengan bersemangat kepada adiknya bahwa mereka akan makan baso bersama nanti malam jika mereka semua sudah berkumpul. Adiknya tak menjawab. Ia sibuk merapikan pakaian ayah ke dalam tas. Sulis menanyakan kemana yang lain. Ternyata Ibu sedang membawa ayah ke rumah sakit karena baru saja ayah batuk darah tadi siang. Tetangga mereka mengantar Ibu dan ayahnya ke rumah sakit. Zikri berkemas merapikan pakaian ayah karena barusan Ibu menelepon bahwa ayah harus dirawat malam ini di rumah sakit dan meminta Zikri merapikan pakaian ayahnya. Nanti jika Sulis pulang, minta tolong Sulis untuk mengantarkan pakaian ayah ke rumah sakit. Lutut Sulis terasa lemas. Perlahan air mata menetes di ujung matanya. Ia harus menunda mimpinya hari ini hingga ayahnya sehat kembali dan berkumpul bersama mereka.

Tangerang, 11 September 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Anak-anak yang sholeh, Namanya Zikri mirip nama anak saya yang pertama. Keren bu tulisannya, Barokalloh

12 Sep
Balas

Terima kasih Bu Yayah, sudah berkunjung.

12 Sep

Haduuh ikut prihatin..gaji pertama langsung dipakai utk pengobatan..insyaallah bermanfaat..apik kisahnya

12 Sep
Balas

Terima kasih, Pak Eko. Masih harus belajar banyak dari para gurusianer.

12 Sep

Anak-anak baik yang memahami segala kondisi.sukses dan semangat selalu bu ina.salam literasi

12 Sep
Balas

Terima kasih Bu Yenti. Salam literasi

26 Oct



search

New Post