Indah Kumalasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
HANYA BISA DIAM PART 2
SUMBER KEKUATAN

HANYA BISA DIAM PART 2

HANYA BISA DIAM (PART 2)

Lagi-lagi kenapa harus dari orang lain yang mengatakan. Kenapa tidak mereka sendiri yang mengabari. Apakah malu, atau takut ditagih uang mu. Tapi kenapa harus takut? Bukan kan kau sudah banyak menikmati hasil dari boat yang kami punya. Kenapa harus malu untuk berkata “saat ini belum bisa bayar” ada apa? Justru dapat kabar dari orang lain. Rencanamu mau pulkam ke tempat istrimu sudah diketahui mereka-mereka. Tentu mereka bertanya. Bisa pulang kampung, berarti ada uang. Lantas ….kenapa masih tak mau membayar hak kami. Dimana letak hati dan pikiran mu???

Kalau memang kemarin ijab qabulnya bukan jual beli. Pinjam meminjam kan pasti beda versinya. Ini justru kalian berkoar itu hak kalian. Punya kalian. Uang habis belasan juta buat boat itu. Preeeetttt…..pengen ku acung jari jempol kalo emang bener. Ni kan tidak? Itu hasil kerja suami…sedikit demi sedikit dikerjakan sampai tahap finishing. Perjanjian nya kalian mau bayar system kredit. Sudah punya motor baru. Sudah dapat modal dari nambang. Sudah dapat banyak hasil kelong . masih juga belum mau bayar??? Manusia jenis apa kalian ini???

Menghela nafas Panjang tak henti-henti kami lakukan. Mengurut dada dan menggelengkan kepala tak terhingga kami buat mendengar cerita mereka. Tapi apalah daya. Kami hanya bisa diam. Tapi, dalam diam kami bukan berarti kami tidak berujar. Hati ini bermacam-macam sumpah serapah tertuju pada kalian. Kecewa hati ini dengan tingkah kalian. Sungguh…..penampilan kalian tak mencerminkan sikap kalian. Malu dengan hijab syar’I yang kau gunakan. Seharusnya dengan penampilan yang apik nan syahdu mata memandang semakin adem dibarengi dengan sikap dan tingkah kalian. Tapi ini tidak……?? Sungguh sempurna topeng terbungkus.

Tapi tak mengapa….diam kami mudah-mudahan akan menjadi sumber kekuatan. Diam kami benar-benar emas. Sehingga diam ini mengalirkan rezeki yang begitu deras. Entah dari langit tinggi atau dari dalam dasar tanah. Allah mengetahui segalanya, dan Allah juga maha kaya. Hanya saja kami menyayangkan. Hanya saja kami menjadi malu dengan sikap kalian. Cercaan dan buah bibir orang justru membuat kalian semakin buruk. Didepan kalian mereka tersenyum, di belakang kalian mereka menghina. Dan itu membuat kami juga terluka. Lagi-lagi kami hanya bisa diam. Tak ingin silaturahmi atau hubungan persaudaraan menjadi renggang atau putus. Biarlah bungkam kami benar-benar Allah isi dengan banyak rezeki yang nyata. Kesehatan kami sekeluarga. Kebahagiaan kami sekeluarga. Itu juga rezeki bagi kami buah dari hasil diam kami. Hanya kami masih malu……malu kami karena kalian. Kapan mata kalian akan terbuka dan menyadari. Sadarlah bahwa hutang akan menyulitkanmu. Hutang akan menunda hisabmu. Hutang akan membuatmu semakin miskin. Sebab doa kami Bersamamu. Niat mu tulus ikhlas ingin bayar hutang, doa kami semoga lancer rezekimu agar mudah kamu membayar hutang. Namun,….jauh panggang dari api. Kapan matangnya? Kapan habis hutang nya? Niat membayar saja kalian tidak punya.

HANYA BISA DIAM…DIAM…DAN DIAM.

Penulis : Indah Kumalasari, S.Pd

Beranda Rumah menunggu suami pulang kerja

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post