Indah Kumalasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
 Mak Munah
Membantu sesama

Mak Munah

MAK MUNAH

Seperti biasa, tiada hari tanpa suara Mak Munah terasa ada yang kurang. Tak peduli apakah itu pagi, sore atau bahkan malam harinya. Ciri khas suara Mak Munah sudah familiar ditelinga. Cempreng keras, dengan diselingi tawa khasnya kalo dia berbicara. Kali ini sepi, kemana Mak Munah tidak terdengar. Masing-masing bertanya, kemana Mak Munah? Biasanya pagi begini dia sudah singgah ke warung kelontong depan rumah. Belanja kue atau lauk jadi untuk bekalnya pergi menoreh. Apa Mak Munah sakit? Atau Mak Munah kerumah anaknya yang di seberang? Atau Mak Munah bekelam? Banyak tanya dibenak. Hanya sekedar kehilangan suara Mak Munah pagi ini. Begitu terkenalnya Mak Munah di komplek kami.

Penasaran aku dibuatnya. Kuputuskan kerumahnya, mencari keberadaan beliau. Mengapa pagi ini celotehnya tidak terdengar. Rupanya Mak Munah lagi sedih, dia sengaja tidak keluar rumah. Rasa lapar di kesampingkan. Terbawa perasaan sedihnya.

“ Kenapa Mak? Tumben pagi ini tidak ke warung?”

“ Mak lagi malas saja. Mak pengen dirumah. Malu mak keluar.”

“kenapa malu, mak pengen baju bagus. “candaku

“ heh…..kalo mau belikan.” Balasnya

Rupanya Mak lagi sedih. Saudaranya menuduh dia mencuri uang ibunya. Memang benar Ibu Mak Munah masih hidup. Tinggal disamping rumah Mak Munah. Ibunya tidak bisa kemana-mana. Hanya diam dikasur, sebab mata Ibunya sudah tidak berfungsi. Banyak kalangan yang iba memberikan bantuan, baik berupa sembako atau amplop uang kepada Ibu Mak Munah. Maka itu, Ibunya memiliki simpanan uang. Uang itulah yang hilang. Dan Mak Munah menjadi tertuduh. Mak sedih, sebab dialah yang sehari-hari memasak makan Ibunya, memandikan, serta menyuapi Ibunya makan sebelum berangkat kerja. Walau adek nyan yang laen juga ada disitu. Hanya saja memang adek nya juga berada disitu. Cuma sibuk dengan urusan masing-masing. Kadang sekali-sekali muncul juga menjenguk Ibunya. Entah lah yang Namanya kasus uang hilang susah mau dicari pelaku. Sebab mata Ibunya juga tidak bisa melihat. Hanya bisa mensupport Mak Munah.

“ Mak yang sabar, ya! Allah sedang menguji Mak” kataku menguatkan Mak Munah

“Mak pun tak tau, Mak lengah. Sebelum berangkat kerja Mak lupa menyimpan uang Ibu ketempat yang aman.”kesal Mak Munah

“ ya sudah lah, memang nya berapa yang hilang?”tanyaku pada Mak

“ Mungkin sekitar Tiga Ratusan” jawab Mak

Bagi mereka uang segitu sudah banyak dan Mak Munah khawatir. Jika nanti Ibunya bertanya, dia mau jawab apa sama Ibunya. Adiknya justru menuduh dia lah yang mencuri. Karena dia yang selalu disana. Kecurigaan Mak tak menentu. Semua orang yang disekitar mereka Mak curigai. Yang pasti Mak mengaku tidak mengambil sebab Mak takut dosa. Kasihan juga dengan ibunya.

“Walau Mak susah, haram bagi mak mencuri. Apalagi uang Ibu sendiri. Justru Mak yang harus memberi” lirih nya

“Gini aja Mak. Nanti biar saya bantu Mak. Uang itu biar saya ganti. Kalau adik Mak nanya bilang saja Ibu Mak yang lupa letak dimana. Setelah Mak cari ternyata ketemu.” Ajar ku sedikit berbohong

Mak Munah terdiam sejenak. Mungkin berfikir apa yang harus diperbuat. Menerima malu, tak diterima Ibu bakal sedih kalo tahu uangnya hilang.

“ Mak janji nanti kalo Mak punya rezeki Mak segera ganti.” Ucap Mak sambil memegang tanganku

“Mak tak usah pikirkan itu. Nanti Mak kerumah urut badan saya ya? Udah pegel semua nih” alihku

“ hmmm…”jawab Mak senyum

Mak sedikit lega tampak dari raut wajahnya. Semula dia lesu dan tak bergairah. Melihatnya sudah bisa tersenyum aku bahagia. Itu lah hidup, Allah maha penyayang. Cobaan diberi bentuk kasih sayangnya sama Mak Munah. Dan Allah beri aku rezeki lebih untuk bisa membantu Mak. Cerita Allah itu indah. Tinggal kita sebagai hambanya bersyukur apa tidak. Hilangnya suara Mak Munah membuat ku rindu. Memang Mak Munah tipenya tidak berat tangan dan murah senyum. Kalau ada warga yang kenduri, bantuan Mak Munah sangat diperlukan. Kerjanya cekatan dan juga tidak sepi suasana. Semoga Mak Munah sehat selalu…Aamiin.

Penulis : Indah Kumalasari, S.Pd

20 Januari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus cerpennya. Salam sukses Bu indah. Salam kenal dari Jember. Salam follow juga

22 Jan
Balas

Terimakasih pak.. Masih belajar pak. Alhamdulillah kalo suka

28 Jan

Cerita yang keren, semoga selalu sukses dan sehat Bunda Indah.

21 Jan
Balas

Aamiin... Doa yang sama juga buat bunda. Salam literasi

28 Jan

Keren Bu, ibu yg baik hatiSalam Literasi..

20 Jan
Balas

masih perlu bimbingan Bu. Alhamdulillah...salam literasi

20 Jan



search

New Post