Indah Kumalasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENYAKIT HATI
Pilihan hidup

PENYAKIT HATI

PENYAKIT HATI

Jadi orang kaya, serba ada, rumah mewah, fisik cantik. Semua patutnya disyukuri. Belum tentu orang lain seperti itu. Tapi tidak halnya dengan fitri. Seorang gadis Desa yang menikah dengan pengusaha kaya asal Norwegia. Membuatnya lupa dengan itu semua. Dia semakin menyombongkan diri. Sesame teman atau saudara sekampung dia lupa, bahkan enggan membantu. Mungkin illfeel atau merasa jijik. Dia kan sekarang sudah beda level, beda kelas. Bukan fitri yang dahulu lagi. Gadis bersepeda penjaja kue buatan ibunya. Sekarang kemana-mana sudah mobil mewah yang dikendarai, uang di ATM atau dompet tidak kering, Rumah besar dan bertingkat. Mungkin itu semua membuatnya lupa diri, juga lupa akan hidup susah nya yang dahulu.

Gaya hidup dikota besar memang berbeda. Membuat perubahan drastic seorang fitri. Sederhana dulunya, kini bermewah-mewah. Hidup berfoya-foya dengan kaum sosialitanya. Sholat mengaji sudah tidak lagi dijalani. Café, mall nongkrong-nongkrong itulah kerja nya setiap hari. Tambah lagi suami kini sudah mulai berlayar jauh. Membuat semakin bebas hidupnya. Tak perlu pulang cepat, beres-beres rumah masak dan sebagainya. Cukup makan di restoran. Pulang malam tinggal tidur. Anak pun diurus oleh Ibu nya seorang diri dirumah. Sungguh miris, hati Ibu kadang sedih melihat pola hidup anak nya semakin tak terarah. Sungguh kehidupan Kota berpengaruh besar dengan gaya hidup mewah dan glamor.

Suatu hari, datang sepupu dan bibinya dari kampung. Sari dan Mak ngah Biah panggilan mereka. Kebetulan ingin berobat di Kota tersebut dan menumpang tinggal dirumahnya. Untuk menolak mungkin dia tidak bisa. Tetapi menjawab balasan WA dari saudaranya cukup lama dan singkat isi nya. Langsung saja kerumah nanti. Ada Ibu dirumah. Just is, …singkat padat. Membuat saudaranya jadi berfikir, apakah sudi menerima mereka atau tidak. Tapi sudah lah, dicoba saja. Sampailah dirumahnya dan benar saja, Ibunya yang membukakan pintu dan menyuruh saudaranya untuk masuk. Rumah itu sudah berbeda, jauh lebih besar dan bersih. Segalanya ada. TV besar dengan fasilitas internet. Kulkas besar dengan lengkap isinya. Setiap kamar bed besar dan ber AC. Sungguh nikmat punya rumah seperti itu. Jauh beda dengan dikampung. ...

“ Dimana fitri, cik? Belum pulang lagi.” Tanya sari

“belum…biasa malam nanti pulang. Istirahat lah dulu, mandi, makan. Taruh saja tas dikamar yang itu( sambil menunjuk kamar depan)” jawab Ibu fitri / Cik Awik

“ ya cik…nanti kami makan. Pengen duduk dulu sebentar. Ilang capek duduk lama dikapal dan mobil”

“ ye lah. Jadi sakit apa Mak? “ tanya Makcik

“ hai…ni lah sudah tue. Macam-macam sakit diuji tuhan. Kaki ni bengkak, jalan jauh pasti bengkak. Tak bise nak bangun duduk. Nak sholat pun kadang susah, jadi sholat duduk sekarang nih” jawab Ibu Sari.

“ jadi disuruh cek up kesini sama dokter di kampung” tambah sari

“ Oooh… ye lah, besok lah kerumah sakit. Minta antar fitri nanti” kata Makcik

“ Biarlah tak usah nyusah die, nanti naik taksi saja” jawab Mak ngah

Tiba-tiba suara motor berhenti. Parkir depan rumah.

Dian masuk dan mengucap salam. ( Dian adalah adik tiri fitri. Anak cik awik dengan suami yang kedua)

“assalamualaikum…” jawab Dian masuk rumah

“ bile mak ngah sampai dengan Kak Sari? “ tambah dian

“baru saja sampai. Baru balek kerje awak?” tanya sari

“ nggak kak, minggu kan nih. Libur kami. Baru pulang berenang sama kak fitri, tapi Dian pulang duluan. Kak masih sama kawan nya.” Jelas Dian

Begitu lah kehidupan mereka. Buka room dihotel mewah yang punya fasilitas berenang. Uang hanya untuk foya-foya begitu saja. Kalo bagi kami yang sederhana, uang mending digunakan untuk makan atau membeli keperluan yang berguna. Kalo tidak pun ya menabung. Suatu saat akan dibutuhkan saat mendesak. Contohnya ya saat ini. Tiba-tiba Ibu sakit dan harus dirujuk ke RS besar. Pasti butuh uang yang banyak. bersyukur saja dengan semua yang sudah digariskan. Toh tidak mungkin yang Maha Kuasa memberi cobaan melebihi batas kemampuan hambanya.

***

Suara mobil terdengar berhenti di halaman rumah. Dan pagar terdengar seperti ada yang membukanya. Tak lama suara pintu menyusul. Dan benar si Gadis kaya yang ditunggu akhirnya pulang. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 21.00. seorang Ibu pulang jam segini tanpa anaknya. Entah lah mau jadi apa kehidupannya. Semoga saja berubah seiring anak gadisnya besar. Pasti tugas dan tanggung jawabnya juga besar. Kan tidak mungkin juga Ibunya akan selalu menjaga anaknya. Kadang-kadang Ibunya juga pulang ke kampung untuk melihat rumahnya. Sayang kalo ditinggal lama-lama. Walau suami sudah tidak ada lagi, rumah kan juga harus dirawat. Peninggalan harta suami satu-satunya.

“ Jadi Mak ngah berapa lama disini? Emang Mak ngah sakit apa?” tanya fitri

“ Mak ngah tak tau berapa lama, kalo memang berobatnya Cuma sehari. Ya lepas itu pulang. Sakit lah tua namapun. Gejala Jantung mungkin sebab kaki sudah bengkak. Tidak bisa jalan jauh dan kerja lasak lagi mak ngah ni” terang Mak ngah

“ kak sari perai lah kerja ya? Neman mak ngah berobat” sambung tanya fitri

“ ya sudah izin, dapatnya Cuma 3 hari.” Jawab singkat Sari

“ kalo mau kerumah sakit biasanya pagi sudah keluar. Sebab nanti lama antri tuh, belum lagi nunggu dokternya” saran fitri

“ya…besok jam 8 sudah jalan lah kami. Sudah pesan mobil juga untuk besok.”terang sari

Tanpa Basa-basi atau menawarkan, fitri bergegas kekamarnya. Sudah mengantuk alasannya. Kami pun beranjak ke peraduan untuk melelapkan mata sampai pagi menjelma. Pukul 03.25 sari terbangun karena kaget Ibunya turun dari Kasur. Panas katanya. Jadi pengen rebahan dilantai sebentar. Kamar itu memang ber AC tapi sari tidak menyalakan karena khawatir masuk angin. Pintu kamar sedikit dibuka biar ada udara yang masuk. Sari pun kekamar mandi. Karena sudah terbangun jadi mending sholat tahajud pikir sari. Selesai sholat sambung tidur lagi. Biar tidak ngantuk saat dirumah sakit nanti. Azan subuh pun sudah berkumandang. Ibu dan sari segera bangun untuk antri mandi dan berwudhu sholat subuh. Selesai sholat karena sudah terbiasa tidak tidur lagi. Sari kedapur untuk membuat sarapan. Tapi melihat kompor gas yang tidak biasanya, diurungkan niat untuk masak. Tak lama Ibu datang menghampiri. “ mana air putih ya. Ibu mau minum obat mag dulu sebelum sarapan” kata Ibu pada sari

“ ini Bu di gallon bawah juga ada, didispenser juga ada. Ibu mau minum air hangat?” tanay Sari pad Ibu

“ ya…biasanya setiap pagi Ibu selalu minum air hangat. Enak ditubuh rasanya” jawab Ibu

Tak lama turun dari lantai atas Dian. Mungkin terbangun mendengar aktivitas kami didapur.

“ kak mau sarapan apa? “tanya Dian

“ apa ajalah…roti ada nih. Sayang kalo ngggak dimakan. Jari sari menunjukkan kearah roti diatas meja yang sudah tinggal setengah

“ masak nasi aja dulu Dian ya kak, nanti masak sayur yang didalam kulkas sudah ada” kata Dian

Sari membantu mengeluarkan sayur dan bahan-bahan untuk masak. Melihat bagaimana cara menghidupkan kompor dan barang dirumah tersebut. Jadi nanti bisa masak sendiri.tidak menyusahkan Dian atau orang lain. Setelah selesai masak. Ibu mandi dan bersiap. Sari juga mandi setelah Ibu selesai. Mereka pun pergi kerumah sakit karena mobil pesanan sudah nyampai dirumah.

BERSAMBUNG…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Bu.... Salam literasi

28 Jan
Balas

Terimakasih Bu... Salam literasi... Masih perlu banyak belajar Bu

28 Jan



search

New Post